♛Its hurt to know that we are not belong to each other, that we're now a stranger ♛
Mataku jatuh pada Lufasz yang sedang berada di dalam ruang kerjanya, sebuah bilik yang berdindingkan kaca lutsinar , lelaki itu sentiasa menghabiskan waktunya di situ. Berkemungkinan dia membawa pulang segala urusan kerjanya. Semata-mata untuk kau ... untuk rawat kau...kau... suka kan...susahkan orang lain...
Coklat panas ku sisip perlahan, menemukan mug itu ke bibirku. Sweater lengan panjang yang aku pakai malam ini ku lirik sekilas, sejujurnya pada lengan kiriku yang berparut.
Ku selak ke atas lengan sweater kiri ku, menatap kosong parut yang kekal di sekitarnya. Garisan panjang , merah keungguan, seakan satu corak di kulitku.
these scar are not something you should afraid of to keep alive , these ... are not just a bad memory about him, its about you... your survival —— "
My survival, really—— bibirku tersenyum senget , melarikan jemariku di kesan parut itu ,
" and I will stay by your side , be your crown and your weapon , so please, never let your head down or your crown might slip away"
Crown...waepon ? Mataku naik menemui dirinya yang masih sibuk dengan kerjanya, jemarinya lincah menaip di keyboard laptopnya, malah ... dengan cermin mata bulatnya membuatkan aku tergamam pada awalnya, drastik dengan perubahan wajahnya dengan hanya cermin mata itu.
" you might dying, but that's the beauty of life , "
Dying... aku sememangnya berada dalam situasi itu...
" can I have your attention—— "
Terdongak aku melihatnya yang sudah berdiri dihadapanku, senget wajahnya membalas renunganku. Dan , bingkai cermin mata itu masih terletak di atas pangkal hidungnya ,
" uhm... sure ? " aku lihat dia membisu sementara melabuhkan duduk di sofa bertentanganku.
Anak matanya polos melirik lengan sweaterku yang terangkat, mendedahkan lengan kiriku yang berparut.
" aku dah setkan appointment dengan specialist pagi esok , for your scar ... "Anggukan jadi jawapanku, masih kekok dengan 'penyelamat' ku ini.
" macam mana... " mataku melirik matanya, sebelum menyambung bicaraku,
" awak boleh jumpa saya time accident tu ? " pertanyaanku dibalas kebisuan dan renungannya yang redup.Jemarinya disatukan , jelas terlihat di penglihatanku .
" bukan aku " pendek dan membuatkan lebih banyak persoalan bermain di benak fikiranku tika ini, namun belum sempat aku menyuarakan isi hati ,dia sudah menangkis ,
" that's all for tonight, have a good rest —— " ujarnya sebelum berdiri , berura-ura untuk kembali ke ruangan kerjanya namun terhanti saat dia sedar mataku terarah pada cincin di jemarinya.
Looks like a weeding ring —
Mungkin sedar akan tatapan ku pada cincin itu, dengan pantas tangannya yang lain menutupnya dari pandanganku , membuatkan mataku naik menemuinya.
" night " mendatar namun terselit ketegasan sebelum dia menyambung semula langkahnya ke ruang pejabat itu.
YOU ARE READING
The Survival✔
Romance◆◇◆◇ BOOK 2.0 ◆◇◆◇ Complete The survival atau sebelum ni BYT [bukan yang terpilih] Dia bagaikan sebuah lohong hitam, ku sedar bahayanya namun tak mampu untuk aku jauhi. Semakin ku hampiri, semakin kuat tarikannya. Memaksa aku tenggelam dalam penjara...