BYT | 50

5.4K 323 12
                                    






You are like a heroin to me , I'm addicted to you , I'm dying  till it hurts me , did you thought that this is just a drama ?




















T H E  S U R V I V A L

C H A P T E R
  5 0

∽∽∽









Nyawaku , tubuhku ... segalanya hanya bahan uji kaji , kepalaku semakin memberat setiap detik, hanya mengira detik untuk tumbang .



Bahuku ditolak kasar ke dalam penthouse yang menjadi kediaman ku selama berbulan ini , penthouse Lufasz .

Nasib ku kurang baik kerana Lufasz mungkin sedang berada di luar kota menguruskan business nya .


Andai sahaja aku dapat menggerakkan kaki ku untuk melarikan diri namun tidak, aku tidak berupaya . Dadah yang meracuni tubuhku sudah melumpuhkan fungi kedua kaki ku, dan tidak mustahil ianya akan merebak ke bahagian atas tubuhku kerana jemari tanganku mulai terasa kebas.


" mana bilik dia ? " soalnya keras , menguatkan cengkaman di lenganku ,


Bilik lutsinar milik Lufasz aku juihkan, tanpa membuang masa terus sahaja dia memapah tubuh kaku ku ke bilik itu , tubuhku dipaksakan duduk di salah satu sofa di bilik itu sementara dia menyelongkar setiap sudut ruangan itu.





Jemariku yang kebas semakin hilang deria sentuhnya. Kaku , sebagaimana kedua kaki ku.



" kau pasti ada dalam bilik ni ? Aku tak jumpa apa-apa pun ! " selarnya tanpa belas , melirikku tajam ,

" jangan main-main dengan aku Dhia —— dadah tu makin merebak dalam tubuh kau , jangan sampai dia lumpuhkan jantung kau nanti , " ugutan itu menambahkan lagi keperitan di dadaku ,

Sakit... sakitnya terasa menikam jantungku bertalu-talu , setiap tikaman menghentikan jantung ini dari denyutannya ,


Perih ... perih melawan rasa ini ... meski air mata sudah bertakung hangat di birai mata ... setitis demi setitis kehangatan menyapu halus wajah ini ...




Daguku didongakkan , menyambung tautan mata kami . Anak matanya meneliti wajahku, kerutan di dahinya berlipat ganda ,


"  kau nak mati ke —— " pertanyaannya ku balas kebisuan , membuatkan amarahnya tiba-tiba meluap naik bersama cengkaman kuat di kedua bahuku ,


" aku cuma perlu bukti yang kau agung-agungkan tu ! Susah sangat ke nak bagi aku ! Kau tak sayang nyawa kau ke  bodoh ! "Jerkahnya seiring menarik tubuh ku berdiri namun kaki ku tidak kuat , sekelip mata tubuh ini jatuh menyembah bumi saat tangan melepaskan bahuku.



Hanya kasut hitamnya sahaja ku tatap , kini lengan kananku mulai menunjukkan simptom sama , membuatkan birai mataku kembali hangat.


Dia sudah berjalan ke hulur ke hilir , sama ada dia risaukan aku atau dia sudah hilang sabar dalam pencarian ini ... putus asa... aku juga ... putus asa dalam kehidupan ku... nyawaku...nafasku...






The Survival✔Where stories live. Discover now