4. Diam

2.7K 311 45
                                    

Hyuna tengah sibuk membuat pancake untuk sarapan pagi itu. Si kecil Kei, sedang bersama dengan ayahnya di lantai atas. Itu sebabnya, Hyuna bisa dengan leluasa berkutat di dapur. Tentu, dibantu dengan salah satu ART di rumah itu.

Setelah tadi selesai memandikan Kei, rutinitas berikutnya yang Hyuna kerjakan adalah memasak sarapan untuk suami tercintanya. Hyuna memang tidak begitu jago dalam urusan masak memasak. Hanya beberapa menu ringan saja yang Hyuna kuasai. Sebut saja, pancake, omelete, nasi goreng kimchi dan juga salad.

Hyuna mematikan kompor di depannya ketika pancake buatannya telah matang. Ada kira-kira sepuluh buah lapis tebal pancake yang pagi ini berhasil ia masak.

"Bibi, tolong ambilkan tiga piring ya?" Hyuna meminta tolong pada ART yang berdiri di dekat rak piring yang sedang memotong sayuran. ART itu segera mengambilkan piring untuk majikannya. Hyuna menggumamkan kata terima kasih saat menerima piring itu. Lalu, ia meletakkan beberapa lapis pancake ke atas piring dan menyajikannya di atas meja makan. Tidak lupa, Hyuna menyiram pancake itu dengan saus cokelat nikmat.

"Yang satu buat Bibi, okay?" Katanya pada ARTnya sambil menunjuk piring di atas meja. ARTnya menoleh. Lalu mengangguk dan berkata dengan sopan, "Terima kasih, Nyonya."

Hyuna mengedipkan sebelah matanya. "Sama-sama. Aku ke atas dulu untuk memanggil Big Boss." Kelakarnya jenaka sebelum pergi dari sana dan menaiki anak tangga.

ARTnya tersenyum sambil menggelengkan kepalanya ketika mendapati tingkah lucu majikannya.

Begitulah Hyuna. Dia tidak pernah memperlakukan ARTnya dengan tidak sopan. Ketika sedang memasak makanan untuk sarapan, Hyuna selalu memasak dalam jumlah banyak. Tidak hanya untuk dirinya dan Kyuhyun, melainkan juga untuk ART yang telah bekerja selama lebih kurang tujuh tahun dengannya. Terhitung, sejak dia menikah dengan Kyuhyun.

"Kyu..." Hyuna berjalan ke arah balkon kamarnya. Sebab, dia tahu Kyuhyun sedang ada di sana untuk mencari vitamin D dari sinar mentari pagi yang hangat. Tentu Kyuhyun melakukan itu untuk putra kecil mereka.

Hyuna tersenyum saat mendapati Kyuhyun yang telah rapi dengan pakaian formalnya, berdiri dengan Kei berada dalam gendongan pria itu.

Kyuhyun menoleh saat mendengar suara merdu itu mengalun indah, memanggil namanya.

"Sarapannya sudah siap." Hyuna tersenyum. Lantas menjauhkan tangan mungil putranya dari mulut si kecil. "Jo...rok, Kei. Tidak boleh." Hyuna menggeleng.

Seolah memahami kata-kata ibunya, Kei bergumam tidak jelas, memprotes ibunya. Lalu, mengulurkan tangannya pada sang ibu, meminta gendong.

"Ayo, kita sarapan." Hyuna mengambil alih Kei dari gendongan Kyuhyun. Sementara Kyuhyun menganggguk, tidak mengatakan apa-apa dan berjalan lebih dulu memasuki kamar mereka. Sikap acuh tak acuh Kyuhyun, membuat kening Hyuna berkerut.

"Kenapa dengan Daddy, sayang?" Tanyanya pada Kei yang sedang menatapnya. "Apakah Daddy marah karena Kei nanti dititip di rumah grandmama?" Kei menggeleng lucu. Seolah-olah dia memahami kata-kata ibunya.

"Kei, sayang... nanti mau ya dititip di rumah grandmama?" Kei menjawab dengan gumaman tidak jelas. Membuat Hyuna tertawa dan mencium pipi tembam putranya sebelum pergi dari sana, masuk ke dalam kamar lalu turun ke bawah untuk sarapan.

Sarapan itu, mereka lewati dengan diam. Hanya dentingan suara sendok yang beradu dengan piring yang terdengar. Kyuhyun masih betah dengan mode silentnya sedari pria itu mandi hingga sarapan. Biasanya, baik Hyuna maupun Kyuhyun, selalu mengawali sarapan mereka dengan canda tawa saat si kecil bertingkah menggemaskan. Namun, rupanya hari ini Kyuhyun sama sekali tidak terpengaruh dengan tingkah polah si kecil. Kyuhyun masih sangat kesal dengan keputusan sepihak serta kepala batu istrinya.

Sementara Kyuhyun diam dan sesekali melirik pada istri serta anaknya, berbeda dengan Hyuna. Perempuan itu sangat kerepotan saat si kecil dengan jahil sengaja memainkan bubur khusus bayi untuknya. Alih-alih menelan bubur itu, Kei memuntahkan kembali saat sang ibu menyuapinya. Bukan karena merasa kenyang, namun Kei memang gemar menjahili ibunya meski usianya saat ini masih sangat belia.

Hyuna mendesah lelah dan sesekali bergumam memperingatkan putra kecilnya yang duduk di kursi khusus bayi, supaya tidak bermain-main dengan makanan.

"Aku tunggu di depan jika kau sudah selesai dengan Kei." Kyuhyun berdiri dari kursinya. Membuat Hyuna mendongak, menatap suaminya dengan kening berkerut, bingung. Tanpa memedulikan tatapan bingung istrinya, Kyuhyun pergi dari sana. Berjalan menuju teras depan rumah mewahnya.

"Lihat, Kei... Daddy masih marah dengan Mommy." Hyuna mengadu pada putranya. "Kei ikut Mommy saja kalau begitu ya?"

Kei menggerakkan kedua tangan mungilnya ke atas dan ke bawah dengan heboh. Lalu, tertawa. Menganggap ibunya sedang ingin bercanda dengannya.

"Mommy sangat bingung, kau tahu sayang?" Kei hanya tertawa menanggapi keluh kesah ibunya. "Jangan tertawa. Mommy serius tahu?" Hyuna meraih tisu basah di atas meja dan mengelap lembut bibir serta dagu putranya untuk membersihkan sisa bubur yang menempel.

"Kalau Kei ikut dengan Mommy, Daddy pasti bertambah marah. Benar tidak, Kei?" Kei menjawab dengan tawa lucu. Seolah membenarkam kata-kata ibunya. Membuat Hyuna berdecak pelan, kemudian tersenyum. "Atau,,, Kei ikut Daddy saja bagaimana?"

Bukankah itu opsi yang sangat cerdas? Kyuhyun 'kan tidak terlalu setuju jika putra kecil mereka dititip di rumah neneknya. Opsi yang patut di coba.

Hyuna menjentikkan jarinya sebelum meraih si kecil dan menggendongnya. Dia lalu pergi dari sana dan berjalan menuju teras depan, dimana Big Boss yang sedang marah itu sedang menunggunya.


***


#HappyKyuhyunDay 🎂🎂🎂

BABE | Cho Kyuhyun & Kim HyunATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang