5. Masih Marah?

2.7K 320 39
                                    

Ketika mereka berada di dalam mobil, Kyuhyun yang duduk di sisi kiri Hyuna, mengemudikan mobil, hanya diam seperti patung. Membuat Hyuna bertanya-tanya di dalam hati; benarkah Kyuhyun begitu marah hanya karena putra kecil mereka akan dititipkan ke rumah ibunya?

Hyuna melirik sebentar pada Kyuhyun yang masih diam seperti patung dan fokus pada stir kemudi di depannya. Hyuna tidak berani mengatakan sepatah kata pun saat Kyuhyun berada pada mode menyebalkan seperti ini. Nanti, sebelum melewati lampu merah di ujung sana, Hyuna akan mengatakan pada Kyuhyun jika Kei tidak perlu dititipkan di rumah ibunya. Hyuna akan menitipkan Kei pada pria itu.

Hyuna menatap jalan raya di depan sana sebelum menunduk saat merasakan jari telunjuknya dihisap oleh mulut mungil putranya.

"Aish... jorok... no, no, no. Tidak boleh, Kei sayang..." Hyuna menjauhkan jari telunjuknya, lalu menggenggam lembut kedua tangan mungil Kei supaya si kecil tidak kembali jahil dengan menghisap jari telunjuknya maupun jari mungil si kecil.

Kei bergumam tidak jelas. Seolah-olah, dia memprotes larangan ibunya. Membuat Hyuna tertawa karena tingkah lucu si kecil. Sementara Kyuhyun hanya diam, melirik sekilas tingkah polah menggemaskan si kecil dan tidak mengatakan apa-apa. Dia lalu kembali fokus pada jalan raya di depan sana.

Dari sudut matanya, Hyuna tahu jika Kyuhyun sedang memerhatikan tingkah si kecil. Namun, pria itu kembali bersikap menyebalkan. Hyuna menghela napas sebelum menoleh ke arah Kyuhyun. Dia tidak tahan lagi jika terus menerus diam seperti ini.

Baik, jika Kyuhyun diam, dia yang akan berbicara.

"Kyu..." Mulainya. Kyuhyun menggumam tanpa perlu repot-repot menatap istrinya. Membuat Hyuna semakin jengkel pada suaminya. "Kau marah kepadaku karena Kei akan dititip di Mama?" Tanyanya langsung, tanpa basa-basi.

Kyuhyun tidak menjawab. Ia malahan sibuk mengetukkan jari telunjuknya pada stir kemudi ketika mobil yang dikendarainya berhenti karena lampu merah yang menyala.

Hyuna mendengus saat Kyuhyun benar-benar mengabaikannya. Lampu merah yang menyala itu, ia manfaatkan untuk berkata, "Lurus saja. Jangan berbelok. Kei tidak jadi dititip di Mama. Bawa Kei ke kantor."

Hyuna lalu memalingkan muka, menatap jalanan di depan yang didominasi oleh mobil-mobil yang tengah berhenti saat Kyuhyun menoleh padanya dengan kening berkerut.

"Kau marah kepadaku karena akan menitipkan Kei di Mama. Dan kau juga marah karena aku nanti mungkin juga akan pulang terlambat." Hyuna tahu jika Kyuhyun sedang menatapnya. Itu sebabnya, dia berbicara tanpa menatap pria itu. "Pilih salah satu saja, Kyu. Jangan marah di dua pilihan itu." Hyuna menghela napas dan terus berbicara tanpa memedulikan Kyuhyun. Hyuna bahkan tidak peduli jika sekarang Kei sedang asyik menghisap jempol mungilnya.

"Bawa Kei ikut serta denganmu ke kantor ya? Dan jangan marah untuk yang satu itu. Kei anakmu. Anak kita. Aku tahu kau khawatir jika nanti Kei di titip di Mama. Itu sebabnya, bawa Kei ke kantor bersamamu." Hyuna mengulangi kata-katanya. Seolah Kyuhyun tidak mengerti dengan apa yang ia coba katakan. "Kau boleh marah kepadaku jika nanti aku pulang terlambat. Jangan khawatir untuk asi Kei. Aku sudah menyiapkannya di dalam tas itu." Tas yang Hyuna maksud adalah tas bayi berisikan perlengkapan si kecil yang ia taruh di kursi belakang.

"....."

"Suruh suster ke kantor jika kau kerepotan mengurus Kei. Atau, kau bisa meminta tolong sebentar pada Choi Minho saat nanti kau sedang memimpin rapat." Hyuna lantas menunduk begitu menyadari apa yang sedang Kei lakukan. Menghisap jempolnya dan membuat air liurnya menetes.

"Sayang...." Hyuna bergumam memperingatkan. Satu tangannya yang bebas, ia gunakan untuk meraih tisu di dashboard untuk mengelap lembut mulut serta tangan si kecil.

"Jorok, Kei. Berapa kali Mommy katakan kalau itu jorok, huh?" Kei menjawab dengan gumaman tidak jelas.

Kyuhyun tersenyum kecil saat menatap tingkah lucu putranya. Dia sudah tidak tahan berpura-pura diam dan marah pada istrinya. Itu sebabnya, Kyuhyun mengulurkan tangan untuk mencubit pipi tembam si kecil. Hanya cubitan ringan yang lembut dan tidak menyakiti si kecil Kei.

"Oke. Kei aku bawa ke kantor." Kyuhyun bergumam santai dengan senyuman saat Hyuna menoleh padanya dengan kening berkerut. Tanpa memedulikan kerutan di kening istrinya, Kyuhyun mulai melajukan mobilnya saat lampu hijau telah menyala. Tak lupa, ia juga mematikan lampu sein mobilnya.

"Tidak jadi berbelok?" Kyuhyun bertanya dan menoleh pada Hyuna yang masih menatap aneh padanya. "Wae? Ada yang salah?" Kyuhyun menaik-turunkan kedua alisnya. Membuat Hyuna memberengut seketika saat menyadari jika pria itu telah mengerjainya.

"Kau mengerjaiku ya?" Tuduhnya langsung yang membuat Kyuhyun tertawa. "Tidak lucu, Kyu! Aku kira kau benar-benar marah padaku." Hyuna masih cemberut. Membuat Kyuhyun gemas dan langsung mengulurkan tangan untuk menjepit bibir istrinya yang mengerucut lucu.

"Cho Kyuhyun!" Hyuna menjerit, kaget karena tindakan Kyuhyun yang tiba-tiba itu. Ia lantas menepis kasar lengan Kyuhyun sebelum melotot saat putra kecilnya menangis. Si kecil terkejut dengan jeritannya tadi.

"Sayang... cup... cup... cup..." Hyuna berusaha menenangkan si kecil dengan mengusap lembut punggung si kecil. Sementara Kyuhyun menepikan mobilnya dan berhenti di pinggir jalan raya saat istrinya sedang melonggarkan sabuk pengaman untuk memangku miring putra mereka.

"Hey... iya... Kei, iya... Mommy yang salah. Mommy minta maaf, arra?" Kei masih menangis, namun ia juga menggumam tidak jelas. Seolah mengerti apa yang ibunya katakan.

"Maaf, Baby Boy... Daddy juga salah." Kyuhyun bergumam lembut pada putranya. Tangannya terulur untuk mengusap pipi si kecil. Tindakan yang membuat Kei langsung diam dan mencari-cari ayahnya.

Hyuna yang menyadarinya, langsung menempatkan si kecil menghadap ke ayahnya. Kei tertawa saat menatap ayahnya. Ia bahkan telah melupakan tangisannya tadi.

"Aigoo...." Kyuhyun menggelengkan kepala. Tersenyum saat kedua tangan mungil si kecil terangkat, meminta gendong padanya. "Siapa yang akan menyetir jika Kei meminta gendong Daddy, hmm?" Kyuhyun lantas ikut mengulurkan tangan dan menggendong putranya.

Kei tertawa lucu saat akhirnya dia bisa duduk di pangkuan ayahnya. Membuat Hyuna menggelengkan kepala dan mendengus geli.

"Keluar, Kyu. Biar aku yang menyetir." Katanya yang membuat kening Kyuhyun berkerut, tidak setuju. "Kau akan terlambat jika terus memangku Kei dan mobil ini tetap berhenti di sini."

Hyuna menggeleng saat menyadari Kyuhyun akan memprotes kata-katanya. "Ayo, cepat keluar. Biar aku yang menyetir."

Tanpa memedulikan Kyuhyun, Hyuna membuka pintu mobil di sampingnya. Keluar dari sana dan berjalan memutari mobil untuk kemudian membuka pintu pengemudi.

"Cepat, Kyu..." Katanya dengan tidak sabaran. Kyuhyun berdecak sebelum membuka sabuk pengamannya dan keluar dengan Kei berada di gendongan dadanya. Dengan memegangi jempol ayahnya, Kei tertawa lucu, entah apa yang sedang ia tertawakan.

Hyuna mengusap sisa jejak basah di pipi si kecil sebelum menunduk dan mencium kedua pipi tembam putranya. "Sayang.... duduk di sana dengan Daddy, arra?" Kei menggerakkan tangannya dengan heboh. Seolah menjawab perintah ibunya.

"Tidak boleh ngebut." Kata Kyuhyun pada istrinya. Hyuna mengangguk dan memberikan tanda oke menggunakan jemari lentiknya. "Arraseo, Daddy." Jawabnya sambil mengedipkan sebelah mata.

Ia kemudian masuk ke dalam dan duduk di belakang stir kemudi saat Kyuhyun memutari mobil dan duduk di kursi penumpang di sebelahnya. Tidak lupa, ia segera mengenakan sabuk pengamannya.

"Kajja.... kita ke kantor." Hyuna bergumam antusias dan melajukan Kia Sportage putih itu, menuju ke kantor Kyuhyun.

***

Please.... jangan bilang kalo ini pendek😢
Ku sudah tau kalo ini pendek. emang sengaja kok😋
Mau coba sesuatu yang berbeda karena.... udah banyak 'kan penulis FF yg nulis tiap partnya panjang2?😄 coba sesuatu yg baru ga ada salahnya khaaaaannn?😆

BABE | Cho Kyuhyun & Kim HyunATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang