Satu Sama

672 104 14
                                    

"AKU MENCINTAIMU!" bisiknya setengah tertahan oleh desah. Jemarinya lincah menggerayangi tiap inci tubuhku. Ah, seseorang tolong aku! Aku hanya bisa menjerit sekencangnya dalam hati. Menahan perih di belakang bawah juga ngilu beberapa bagian tubuh lainnya. "Aku..., sungguh-sungguh mencintaimu, Sayang." Sekali lagi kudengar dia berbisik di telingaku. Menegakkan bulu kudukku.

Kucoba menggerakkan kakiku yang tinggal sebelah. Kebas. Aku menangis sejadinya. Namun, sekeras apa pun aku berusaha teriak, tidak seorang pun akan mendengar sebab suaraku tersumpal kain yang kukenali sebagai celana dalam. Entah milik siapa.

Sedangkan kedua tanganku masih melekat di ujung-ujung tempat tidur. Tangan kanan terikat oleh kaos dalam berwarna putih, tangan kiri terikan kemeja kotak-kotak.

Kwon Soonyoung, lelaki tampan bermata sipit yang dulu kupuja-puja itu masih sibuk sendiri. Kali ini dia menggunakan ujung belatinya yang dingin untuk mengukir sesuatu di bagian dadaku. Nyeri. Aku meringis.

"Kau..., memiliki tubuh yang begitu halus dan..., putih," ujarnya seraya menarik segaris senyum licik di ujung bibirnya. Ada gumpalan darah beku di sana. Itu jejak luka yang tinggalkan oleh kaki kananku, sebelum dilepas paksa oleh Soonyoung. Ujung belatinya yang dingin masih menari di atas kulit dadaku. Perihnya terasa hingga ke ulu hati. Sesuatu yang hangat dan basah mengalir di pipiku. "Oh, kau menangis, Sayang. Kenapa? Apakah ini menyakitkan untukmu? Tahanlah sebentar!"

Dia menjilat penuh nafsu bulir-bulir kristal yang meleleh dari ujung mataku. Menjijikkan!

Sekali lagi kucoba gerakkan kakiku yang tinggal sebelah, hendak menendang tubuh yang tengah menindihku ini.

Ugh, masih kebas.

"Kau sedang apa, Sayang? Hmm, kau ingin yang ini dilepas juga seperti yang satu itu?" tanyanya sembari menuding seonggok daging berlumuran darah yang kukenali sebagai kaki kananku. "Sabar, aku selesaikan dulu yang satu ini, okay." Kembali dia menggerakkan ujung belatinya, seperti mengukir sesuatu pada dadaku. Entah apa itu.

Peduli setan dengannya.

Dulu aku memang sangat memuja dan mengaku cinta padanya. Itu dulu. Sebelum aku tahu betapa gila pemuda ini. Gila dalam artian lain.

Kwon Soonyoung memang mencintaiku. Dia terlalu mencintaiku. Tapi aku tidak suka caranya mencintai diriku. Terlalu posesif. Terlalu pencemburu. Psikopat kataku.

Kasar, brutal, juga liar.

Entah berapa kali dia membobol lubangku hari ini. Seperti yang sudah-sudah, dia tidak akan pernah lelah apalagi merasa puas. Bahkan jika aku merintih kesakitan, dia akan tetap menggempurnya. Lagi dan lagi.

Itulah alasanku memutuskan hubungan istimewa yang telah kami jalani hampir setahun. Aku muak dengan sikapnya.

Tapi aku sama sekali tidak menyangka dia akan senekat ini; menculikku diam-diam di perjalanan ke rumah kekasihku yang baru lantas melakukan semua ini. Kebencianku semakin menjadi saja padanya.

Seseorang, kumohon, tolong aku! Lagi-lagi aku menjerit kencang, dalam hati. Suaraku benar-benar hilang. Teredam sumpalan sialan ini.

Andai saja. Andai sa--ah, benar juga. Pasti bisa!

enigmatic_

"Pemirsa, ditemukan dua sosok mayat di dalam sebuah kamar kost. Saat ditemukan, ada sebuah belati tertancap di dada sebelah kiri mayat pemuda berinisial KSY. Sedangkan pada mayat berinisial LJH, sebelah tangannya terikat di ujung tempat tidur dan ada ukiran 'SOON LOVES JIHOO' di dada sebelah kanannya...."

Sementara itu, di suatu kamar kos yang tampak remang-remang, Seungcheol histeris setelah mendengar berita tentang kematian Lee Jihoon, sang kekasih mungil yang baru dipacarinya seminggu terakhir. Semakin histeris saat tahu pembunuhnya adalah Kwon Soonyoung, mantan dari kekasihnya tersebut.

enigmatic_




















































































Yo!
Selamat Bulan Maret!

(dz_1318)

EnigmaticTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang