Masih dengan posisi yang sama Liand masih merasakan elusan sang Bunda yang hangat hingga tak terasa air mata nya menetes, cengeng,, ya,, seorang Aliand Pratama Gilbert pengusaha terkenal di kota jakarta yang masih ber umur 26 tahun ini bisa secengeng dan semewek ini hanya depan dan demi wanita yang berharga bagi diri nya, selain Ibu nya sendiri yaitu sang wanita yang selalu ada di dalam hati nya dari dulu hingga sekarang masih bertengker di hati nya mungkin juga selama nya..
" Maaf kan Bunda nak, bukan maksud Bunda menyakiti hati kamu dan mengungkit kenangan masa lalu kamu." Ucap sang Bunda sambil ngecup kening sang anak Liand.
Liand yang merasakan kening nya di kecup sang Bunda memejamkan mata nya dan berhambur memeluk Bunda nya.
" Sudah sana mandi !, Dimas di bawah udah nunggu, kasian udah lama dia nungguin kamu nya" ucap Bunda Dina sambil beranjak dari kasur Liand tak lupa mengelus pucuk kepala Liand dengan sayang sebelum beranjak ninggalin kamar Liand.
Tanpa membalas ucapan sang Bunda, Liand segera bergegas pergi ke kamar mandi tak lupa dengan tangan kanan ngambil handuk yang tergantung di dekat lemari pakaian nya.
Setelah dari kamar Liand bunda Dina menghampiri Dimas yang lagi duduk di sofa dengan toples cemilan di tangan nya,dan nonton televisi yang dia tonton sambil ngemilin yang ada di toples,
Kenapa Dimas bersikap layak nya di rumah sendiri karna Dimas udah di anggap anak oleh Bunda Dina, yang kebetulan dimas ini sahabat sekaligus asisten pribadi Liand yang uda dari kecil bersama kebetulan dulu bunda Liand dan bunda Aliand bersahabat, setelah orang tua Dimas meninggal Dimas tinggal di apartement tak jauh dari kediaman Liand dan sudah menganggap Liand sodara nya dan Bunda Dina bunda nya sendiri..
" Bun si kampret cunguk masih belum mau bangun ya" tanya Dimas setelah bunda Dina duduk di samping nya yang sedang membuka majalah yamg tadi tergeletak di atas meja depan sofa..
" Udah ko Dim, Liand tadi dia mau mandi kaya nya pas bunda turun ke sini" ucap Bunda Dina tanpa mengalihkan pandangan nya dari majalah yang dia pegang..
" Aish Bunda mah kalo Dimas bicara itu tengok sini kek lah ini mah malah asik dengan kertas promo tas tas bermerk itu" kata Dimas sambil mencibikan bibir nya.
Bunda Dina pun cuma noleh sebentar ke arah Dimas dan di jawab dengan deheman.
Dimas makin mencibikan bibir nya melihat respon bunda Dina, selang berapa lama datang lah Liand dengan kemeja putih di balut dengan jas hitam nya dasi berwarna maroon nya serta celana bahan yang biasa ia kenakan,
"Ayo Dim cepet gue udah telat, gue gk mau bikin klient kita nunggu lama" ujar Liand yang uda menyambar kunci mobil nya di atas nakas dekat televisi.
"Lah,, yang bikin telat kita meeting itu kan big boss yang lama bergelut dengan selimut dan kasur" cibir Dimas sambil berdiri dari duduk nya dan berpamitan pada Bunda Dina yang sedari tadi menyaksikan obrolan sang anak.
"Kita pamit ke kantor dulu Bun" kata Dimas dan di susul dengan Liand yg sama menyalami tangan Bunda Dina.
"Liand pamit bun, jaga diri bunda di rumah jangan kecapean kalau butuh sesuatu telpon Liand atau minta bantuan bibi ya Bun, mungkin mlam ini Liand pulang agak telat bun ada sedikit masalah di kantor " pamit Liand.
"Iya iya bawel ah kamu ini, kamu kira Bunda anak kecil apa, tenang Bunda bakalan baik baik saja uda sana berangkat tuh kasian Dimas nunggu di mobil" ucap bunda Dina.
Liand pun berjalan ke luar rumah dan masuk ke dalam mobil yang udah ada Dimas di dalam nya yang manyun karena kesal dengan bos nya itu.
"Kata nya tadi suruh cepet, udah telat lah, diri nya sendiri lama amat cuma pamitan doang juga" sindir Dimas setelah melihat Liand yang masuk dan duduk di samping kemudi, ya,,, karena Dimas yang nyetir mobil Liand pagi ini.
"Bawel lo, udah ah ayo cepet makin telat nih" kata Liand dan tanpa menjawab omongan Liand pun Dimas pun langsung tancap gas..
®®®®®®
Di lain tempat, Icel baru nyampe di cafe yang akan di jadikan meeting dengan klient nya siang ini di temani asisten pribadi nya, yang tadi sempet Icel jemput, kenapa bisa bos jemput asisten? Jawaban nya simple, karena Icel dan Jessy udah bersahabat dari sejak SMA dan Jessy Lah yang selalu ada buat Icel termasuk saat- saat Icel terpuruk sejak Bintang ada dalam rahim Icel, dan kebetulan mobil Jessy lagi masuk ke bengkel jadi Jessy numpang bareng Icel.
"Cel apa kabar jagoan gue" tanya Jessy setelah mereka duduk di kursi dengan meja yang telah di pesan sebelum nya buat di pake meeting.
"Baik dia lagi sekolah jess" ucap Icel sambil ngambil benda kecil persegi dalam tas nya..
"Dia udah gak nanyain lagi soal Daddy kan Cel? " Ucap Jessy dengan hati hati takut menyinggung perasaan Icel. Dan ya,, Icel kini kembali meletakan handpone yang tadi di pegang nya ke atas meja dan menatap Jessy dengan tatapan sulit di artikan.
Bersambung.......
KAMU SEDANG MEMBACA
Berharap Kembali ( End Completed ).
RandomAku mengharapkan mu kembali pada ku dan membesarkan anak kita bersama, aku akan menjelaskan kenapa dulu aku seegois itu pada mu.. - Aliand Pratama Gilbert - Jangan harap gue bisa kembali pada loe setelah apa yang loe lakukan ke gue dan a...