04

218 58 6
                                    

"Niel, ayo buruan udah jam setengah 8 nih!" Teriak Sejeong dari luar rumah pada suaminya yang sedang memakai sepatu. Daniel segera menyusul Sejeong keluar dan mereka berdua pun berangkat kerja.

Lalu bagaimana kabar Chungha dan Seongwoo saat ini? Mereka masih tertidur pulas di kamar masing-masing.

Sekitar 30 menit kemudian Chungha bangun dari tidurnya dan berjalan menuju dapur. Tujuannya yakni mengambil segelas air putih untuk minum.

Sebelum membuka kulkas untuk mengambil air dingin, Chungha menemukan dua lembar sticky notes merah muda tertempel di pintu kulkas. Stiky notes pertama berisi tulisan yang sedikit berantakan.

Sorry kita belum sempat belanja makanan. Sekalian kalian cari sarapan, tolong belanja bahan makanan. Anggap aja pengganti biaya menginap, hehe

-Daniel ^^

Sticky note kedua berisi tulisan yang lebih rapi.

Abaikan kalimat terakhir Daniel. Uang dan list belanjaan gue taruh di laci dapur sebelah kulkas. Tolong belanja ya, sekalian kalian jalan-jalan keliling Busan. Thanks<3

-Sejeong

Setelah membaca kedua sticky notes itu, Chungha segera mengambil uang dan list belanjaan di laci samping kulkas.

Ia berjalan ke kamar tamu karena sedari tadi ia tidak melihat Seongwoo berkeliaran.

"Ong, udah bangun belom?" teriak Chungha setelah mengetuk pintu kamar tamu. Tidak terdengar jawaban dari Seongwoo.

"Ong, gue masuk nih ya?" tanya Chungha setelah ia mengetuk pintu kamar tamu lagi. Setelah memastikan tidak ada suara dan jawaban dari dalam, Chungha pun memutuskan untuk langsung membuka pintu kamar tamu.

"Tuh kan bener masih molor." gumam Chungha. Ia pun melangkah menghampiri Seongwoo yang masih tidur berbungkus selimut.

"Ong, bangun." panggil Chungha sambil mencolek-colek lengan Seongwoo. Tentu saja itu tidak mampu membangunkan Seongwoo.

"Heh, bangun!" Kini Chungha menepuk-nepuk lengan Seongwoo.

"Hmm." gumam Seongwoo yang masih belum membuka mata.

"Ong Seongwoo, buruan banguuun!" Kini Chungha juga mengeraskan volume suaranya.

"Lima menit lagi, Kim Chungha sayang." gumam Seongwoo masih dengan mata terpejam.

"Dih, apaan. Buruan bangun, kita cari sarapan di luar." Ujar Chungha sambil menggoyang-goyangkan lengan Seongwoo.

"Di ruang makan gaada sarapan emang?" tanya Seongwoo yang kini sudah mulai membuka mata gara-gara mendengar kata sarapan.

"Ga ada. Persediaan makanan Daniel Sejeong habis. Makanya kita disuruh sarapan di luar sekalian belanja." jelas Chungha.

"Udah buruan mandi sana." Perintah Chungha.

"Lo udah mandi emangnya?" tanya Seongwoo.

"Belom. Ini mau mandi." jawab Chungha.

"Yaudah mandi bareng aja yuk!" Kata siapa lagi kalau bukan Ong Seongwoo.

"Kalo mandi sekalian otak lo dicuci gih biar bersih." ujar Chungha jengah. Chungha pun keluar dari kamar tamu dan melangkah ke kamarnya.

Sekitar 30 menit kemudian mereka sudah siap dan duduk di ruang tamu terfokus pada ponsel masing-masing. Bukan untuk mengecek pesan dan panggilan tak terjawab yang mereka dapat karena kabur dari Seoul, tapi mereka mencari tempat untuk sarapan dan lokasi pasar.

"Nih gue udah nemu lokasi pasarnya." ujar Chungha sambil menunjukan layar ponselnya pada Seongwoo.

"Ntar cari makannya yang deket pasar situ aja ya, Chung." kata Seongwoo.

Mereka berdua keluar dari kediaman keluarga Kang. Setelah memastikan telah mengunci semua jendela dan pintu, mereka pun masuk ke mobil hitam milik Seongwoo.

"Chung, navigasi ya." Ujar Seongwoo sambil menyalakan mobilnya. Chungha hanya menghela nafas. Jangan lupa, GPS mobil Seongwoo sedang rusak.

Sekitar 15 menit kemudian, mereka tiba di Pasar Haeundae. Setelah memarkirkan Hyundai hitam Seongwoo di tempat parkir yang ada, mereka berdua pun berjalan menuju area pasar.

"Itu kayaknya enak deh, Chung. Sarapan di situ aja yuk." ajak Seongwoo sambil menunjuk salah satu rumah makan yang berada di dekat pintu masuk pasar.

Mereka berdua pun sepakat untuk makan di rumah makan itu. Mereka memesan dua mangkuk Milmyeon. Makanan yang wajib dicicipi saat berkunjung ke Busan.

Beberapa saat kemudian makanan mereka datang. Chungha menyiapkan sendok dan sumpit untuk mereka berdua karena Seongwoo masih sibuk dengan ponselnya.

"Jangan lupa berdoa sebelum makan, biar ga keselek." kata Seongwoo sambil meletakan ponselnya dan mulai menyantap hidangan dihadapannya.

Milmyeon merupakan salah satu makanan khas Kota Busan. Milmyeon terdiri dari mie yang terbuat dari tepung terigu dengan ubi jalar dan kentang yang dilengkapi dengan kuah daging.

"Udah tua kenapa makannya masih kaya bocah sih." Tegur Chungha yang melihat Seongwoo makan dengan begitu lahap dan terkesan terburu-buru.

"Laper, Chung." jawab Seongwoo.

"Uhuk... Uhuk..."

Padahal tadi mengingatkan untuk berdoa agar tidak tersedak, sekarang malah Seongwoo yang tersedak. Chungha dengan cekatan menuangkan air putih pada gelas dan memberikannya pada Seongwoo.

"Makanya pelan-pelan." cibir Chungha.

"Iya, Sayang."

Jangan ditanya bagaimana raut wajah Kim Chungha sekarang. Ia nampaknya sudah menyerah dengan segala tingkah Ong Seongwoo.

🚗🚗🚗

Setelah sekian lama akhirnya part ini kelar juga
Makasih buat yg udah baca, vote & comment ❤️

Drive | o.sw x k.ch ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang