"Eh dulu kalian kok bisa putus sih? Padahal kan 7 tahun itu nggak bentar." Ujar Sejeong yang membuat Chungha dan Seongwoo saling berpandangan.
"Cie cieee tujuh tahun jagain jodoh orang, hehe." Canda Daniel yang langsung dibalas tatapan sebal oleh Chungha.
"Hmm, kenapa ya? Chung, silahkan." Jawab Seongwoo menggantung.
"Lha kok gue sih?" tanya Chungha kesal.
"Gue ga ngerti kudu ngomong apa soalnya, hehe." Seongwoo hanya bisa cengengesan sambil melanjutkan makan cemilan.
"Ditanya kayak gimana juga bingung. Ya mungkin kita berdua lagi jenuh aja. Lagi sama-sama sibuk. Daripada ntar saling emosi atau apa yaudah kita udahin aja." Jelas Chungha.
"Tapi kita putusnya baik-baik kok, jadi ada kemungkinan buat balik, hehe. Iya nggak, Chung?" canda Seongwoo yang hanya dijawab dengan tatapan malas Chungha.
"Sekarang gantian dong kalian yang cerita." kata Chungha antusias.
"Hmm cerita dari mana nih?" tanya Daniel sok menimbang-nimbang.
"Dari SD, ya dari awal kalian ketemu lah." Jawab Seongwoo.
"Waduh kalo dari SD bisa sampe besok belom kelar ceritanya, Bang." Kata Daniel.
"Udah gue aja deh yang cerita. Dulu tuh pertama kita ketemu pas gue nyamperin lo ke kampus itu, Chung. Terus udah kita cuma kenal tau nama gitu doang. Beberapa tahun kemudian setelah kita semua lulus, kita berdua ketemu di suatu event. Tukeran kontak, yaudah deh lama-lama deket." cerita Sejeong sambil mengingat-ingat masa lalu
"Terus lama-lama gue ngerasa nyaman sama Bu Boss. Yaudah gue tembak lah walaupun kita harus LDR-an Busan-Seoul. Bisa ketemu sebulan sekali itu udah bersyukur banget. Tiga tahun kemudian keluarga gue ketemu keluarga Sejeong buat ngelamar dia." lanjut Daniel sambil tersenyum pada istrinya yang kini juga sedang memandangnya dan tersenyum padanya.
Kedua orang lainnya yang menyaksikan hal itu hanya bisa menghembuskan nafas panjang.
"Duh bikin iri aja sih kalian berdua ini." Gerutu Chungha.
"Hmm, mungkin karena kita terlalu sering ketemu kali ya, Chung. Jadinya kita nggak kangen, jadinya lama-lama kita bosen, jadinya kita putus." Gumam Seongwoo.
"Udah takdir, terima aja." Jawab Chungha sekenanya.
"Anyway, kalian sekarang udah pada punya pacar belom?" tanya Sejeong penasaran.
"Kepo banget, Bu Boss. Eh tapi kayaknya selain Bu Boss ada yang kepo juga nih." Kata Daniel sambil melirik Seongwoo yang terang-terangan menatap dan menunggu jawaban dari Chungha.
"Bang Seongwoo, udah punya pacar belom?" tanya Sejeong membuyarkan fokus Seongwoo pada Chungha yang sedang memakan camilan dihadapannya.
"Hmm, dalam dua tahun ini udah dua kali sih tapi kandas semua. Mereka ga sanggup sama gue yang sibuk mulu, padahal baru jadian beberapa minggu." Jawab Ong.
"Makanya kurang-kurangin." Celetuk Chungha.
"Emangnya lo sendiri udah punya pacar?" tanya Seongwoo.
"Udah dong." Jawab Chungha sambil menyelipkan beberapa rambutnya yang tertiup angin ke belakang telinganya.
"Masih sampe sekarang?" tanya Seongwoo yang sepertinya super duper penasaran.
"No comment."
"Yah, beri kepastian dong, Chung. Kasian temen gue nih." Ujar Daniel, sedangkan Seongwoo hanya bisa meminum beberapa teguk bir yang masih tersisa di kalengnya.
"Bodo amat, Niel." Jawab Chungha.
"Udah yuk ah tidur. Udah malem." Ajak Sejeong.
"Iya besok jumat, kalian besok masih harus kerja juga." Ujar Chungha.
"Gue sih nggak." Kata Seongwoo menyombongkan hari liburnya besok.
"Itu mah bolos namanya." Cibir Daniel.
Setelah membereskan sampah cemilan dan kaleng bir mereka, keempat orang itu pun kembali ke rumah dan masuk ke kamar masing-masing. Chungha dan Sejeong di kamar utama, sedangkan Seongwoo dan Daniel di kamar tamu.
"Chung, kenapa kabur dari Seoul?" tanya Sejeong saat ia dan Chungha telah berbaring bersisian di ranjang.
Beberapa saat berlalu, Sejeong tidak mendapat jawaban apapun. Hal itu membuat Sejeong mengubah posisi tubuhnya yang awalnya terlentang memandang langit-langit kamar menjadi menghadap ke arah Chungha.
Hal yang Sejeong lihat saat ini membuatnya khawatir sekaligus bertanya-tanya. Chungha sedang menggenggam liontin dari sebuah kalung yang terpasang di lehernya. Bukan hanya itu, Sejeong dapat melihat jelas ada air mata mengalir dari sepasang mata sahabatnya itu.
"It's okay kalo lo emang belum mau cerita. Kapanpun lo mau cerita gue bakal selalu siap dengerin. Ada Daniel juga. Ada Bang Seongwoo juga." tutur Sejeong yang dibalas oleh pelukan Chungha.
"Makasih, Jeong." Gumam Chunga.
Waktupun berlalu hingga mereka akhirnya tertidur lelap masih dengan berpelukan dan air mata yang mengering di pipi Chungha.
🚗🚗🚗
Oh noo, chungha kenapa :(
Maapin yak baru sempet update sekarang
Makasih buat yg udah baca
Jangan lupa vote & comment ❤