Duduk di bangku kelas dengan kesendirian memang sudah sangat biasa baginya. Ashlyn tidak memiliki teman sebangku. Padahal, Ashlyn sangat mengiimpikan hal itu. Jika saja ia memiliki teman sebangku, ia akan menjadikan temannya itu sahabat. Satu orang pun tak masalah baginya, yang terpenting dia selalu ada bagi Ashlyn dan begitupun sebaliknya.
Namun, hal itu hanyalah mimpi yang sangat tinggi untuk bisa Ashlyn capai. Ashlyn harus sadar diri. Ya, tentu saja.
Lamunanya buyar saat seorang wanita berjalan sambil membawa beberapa buku kedalam kelasnya.
"Selamat siang semuanya," wanita itu tersenyum "Hari ini kalian quiz ya." Perkataan yang sangat-sangat dihindarkan dari seluruh murid di dunia ini. Quiz dadakan atau bisa dibilang ulangan dadakan.
"Yah, Bu, kok dadakan."
"Pertemuan berikutnya aja, Bu, saya kan belum belajar."
"Ibu kan cantik, manis, baik lagi. Jangan quiz ya, Bu?"
Seperti biasa, kebanyakan murid kelas XI.IPA 3 mengeluarkan rayuan mautnya agar quiz laknat itu tidak terjadi.
Hingga suatu saat,
"Bu, saya sudah siap untuk quiz." Perkataan Ashlyn membuat seluruh isi kelas memperhatikannya. Oh ya, dengan tatapan tidak suka. Seperti biasanya.
"Tidak ada penawaran kali ini. Minggu depan saya ada urusan di luar kota, jadi, dengan terpaksa quiz di lakukan hari ini untuk mengambil nilai harian kalian." Wanita itu kembali tersenyum dan mulai menuliskan soal di papan tulis.
"Selamat mengerjakan. Quiz kali ini, hanya 2 soal. Jadi, kerjakan semaksimal mungkin. Jangan mencontek!"
Seisi kelas mengangguk paham dan mulai mengerjakan soal di papan tulis. Dalam hati, beberapa orang sedang mendumel karena tidak sempat membuat contekan. Ya, begitulah murid zaman sekarang. Belajar pada saat ulangan saja. Tapi, pas hari H ulangan malah membuat contekan ck.
Ashlyn menatap lembar jawabannya dengan seksama, sesekali melihat pekerjaannya, apakah ada yang salah atau tidak. Ketika sudah yakin dengan jawabannya, Ashlyn bangkit dari kursinya dan mengumpulkan lembar jawabannya.
"Loh, kamu cepat sekali. Kamu sudah yakin dengan jawaban ini?" Tanya guru Kimia--Bu Ana sambil mengoreksi hasil pekerjaan Ashlyn.
"Sudah, Bu." Jawab Ashlyn yakin.
"Alah, Paling dia bikin contekan, Bu. Masa iya sih sudah selesai, padahal quiz baru dimulai dari 15 menit yang lalu." Ucap teman sekelas Ashlyn dengan nada jengkel meremehkan.
"Enggak, Bu. Saya nggak bikin contekan. Sumpah." Ashlyn mengangkat jari telunjuk dan jari tengahnya membentuk huruf V.
"Iya ibu percaya sama kamu, nak Ashlyn," Bu Ana segera melirik ke arah Melly. "Kamu jangan nuduh orang sembarangan, Melly" Ucap Bu Ana tegas.
***
Keanu Putra Abaskara atau yang akrab dipanggil Ken. Murid baru yang sudah menjadi perhatian hampir seluruh kaum hawa di sekolah SMA Trijaya. Dengan wajah tampan dan senyum manisnya, banyak perempuan yang langsung jatuh cinta pada senyumannya itu. Justru, Ken tidak suka dengan pemikiran perempuan yang satu sekolah dengannya. Ken yakin, benar-benar yakin, kalau mereka lihat laki-laki yang lebih tampan darinya, sudah pasti mereka akan langsung melupakan Ken dan beralih ke laki-laki itu. Sungguh ironis.
Ken tersenyum tipis, sangat tipis sekali sebelum ia memasuki ruang kelas barunya, XI.BAHASA 2.
Ken masuk kedalam kelas barunya, dan langsung disambut meriah dengan teman-teman baru tentunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SCRIOSTA
Fiksi Remaja"Ash.." panggil seseorang dengan nada lembut, menenangkan. "Jangan pernah dateng di hadapan gue, disaat gue lagi terpuruk kayak gini. Gue nggak akan pernah mau terlihat lemah dimata orang lain, termasuk lo. Gue sudah terbiasa dengan kehancuran dan k...