BAGIAN 9

17 1 0
                                    

"Maaf gue telat."

Seseorang itu merutuki dirinya sendiri. Ia merasa bahwa dirinya tidak bisa melindungi Ashlyn. Sadar bahwa Ashlyn dalam keadaan darurat, dengan cepat, laki-laki itu menggendong Ashlyn menuju UKS, Laki-laki itu memperhatikan keadaan Ashlyn yang terlihat sangat kacau, seragam sudah robek disana-sini, muka pucat tidak seperti biasanya, dan wajahnya yang terlihat sangat lengket.

Untungnya keadaan koridor sekolah sangat sepi karena kegiatan belajar mengajar masih dilaksanakan.

"Maafin gue," Ucap laki-laki itu dengan rasa bersalah. Tak lama kemudian, mereka sampai di UKS. Laki-laki itu menaruh tubuh Ashlyn di ranjang UKS dengan hati-hati. Lalu, dokter yang biasa menangani siswa di sekolah ini datang.

"Astagfirullah, kok bisa begini. Gimana ceritanya?" Tanya dokter itu panik. "Saya nggak tau, Mbak."

Dokter UKS yang kelihatannya masih berumur sekitar 24 tahun itu langsung memeriksa keadaan Ashlyn.

"Oh iya, Mbak, saya titip dia disini ya. saya mau beli minum sama makan dulu." Dokter cantik itu menangguk.

Setelah selesai dari kantin, laki-laki itu memberikan air meneral dan nasi serta lauk yang ia beli dikantin ke dokter. "Mbak, kalo dia bangun kasih semua ini ke dia ya. Jangan bilang ini dari saya juga. Mbak bilang aja gatau." Dokter itu tersenyum, "Iya."

Laki-laki itu berjalan mendekat ke tempat Ashlyn berbaring, mengusap pipinya pelan dan mencium kening perempuan itu tulus. "Jangan takut, gue akan terus ada di samping lo," Bisik laki-laki itu dengan pelan. Puas dengan usaha yang ia berikan sebagai bentuk permohonan maaf, laki-laki itu berniat beranjak pergi dari tempat ini. Gawat sudah kalau tiba-tiba Ashlyn terbangun dan melihat siapa yang berada didepannya.

Cukup gue aja yang sakit, Ash.

"Mbak, aku minta tolong lagi ya hehe. Nanti Mbak kasih seragam ini ke dia. Kalo dia udah bangun suruh langsung ganti baju dulu baru makan. Makasih, Mbak. Saya titip ya." Dan laki-laki itu menghilang di balik pintu.

***

Ashlyn terbangun dari pingsannya. Ia berusaha untuk duduk di atas ranjang UKS. Tapi, Mbak Rita-dokter UKS- mencegahnya.

"Kalau masih pusing tiduran dulu aja." Suruh Mbak Rita halus.

Ashlyn hanya mengangguk lalu kembali tiduran di atas ranjang tersebut.

"Astagfirullah, Mbak lupa," Ucap Mbak Rita lagi sambil menepuk keningnya. "Ini kamu ganti baju dulu." Ashlyn mengerutkan keningnya. "I..ini seragam siapa, Mbak?" Tanya Ashlyn ragu.

"Mbak gatau namanya. Tadi dia kesini cuma nitip seragam ini aja. Yaudah kamu ganti baju dulu. Abis itu makan, nih tadi ada yang nitipin kamu makan juga." Jelas Mbak Rita sambil menahan senyum.

"Makasih, Mbak." Ashlyn bangun dari tempat tidurnya lalu berjalan ke arah toilet yang berada di dalam UKS. Ashlyn masih sibuk dengan pikirannya. Selesai mengganti seragamnya, Ashlyn keluar dari toilet, menghampiri Mbak Rita.

"Gimana? Udah agak enakan?"

"Lumayan, Mbak."

"Nih, makan dulu." Kata Mbak Rkta sambil menyerahkan sebungkus nasi. Ashlyn menerimanya dengan ragu. "Nggak ada racunnya, kok. Tenang aja."

Ashlyn memasukan suapan pertama ke dalam mulutnya. Lalu ingatan tentang dirinya yang terikat di gudang sekolah membuat dirinya bingung, lalu dia bertanya,

"Hm, Mbak. Yang bawa saya ke sini siapa?" Tanya Ashlyn sambil memandang Mbak Rita.

"Orang yang ngasih seragam sama makanan ini ke kamu. Pacar kamu mungkin?" Jawab Mbak Rita sambil tersenyum jahil.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 13, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SCRIOSTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang