BAGIAN 3

32 6 11
                                    

Ken terbangun dari tidurnya. Semalam ia sangat lelah karena setelah pulang sekolah kemarin Atta mengajaknya ke cafe di dekat sekolahnya. Walaupun hanya duduk dan minum, Ken sangat lelah. Ditambah Ken harus mengerjakan beberapa tugas. Ternyata benar perkataan Atta saat di kantin kemarin. Kalau guru tidak masuk jangan senang dulu, masih banyak tugas yang menanti. Begitu katanya. Agak sedikit beruntung kemarin Ken mendengar penjelasan Atta. Lumayan berguna untuknya saat ini agar tidak mengucap syukur kepada guru yang tidak masuk. Ngomong-ngomong, Ken sudah sangat dekat sekali dengan Atta. Mereka sangat cocok. Sama-sama manja dan heboh sendiri.

Sewaktu Ken SMA di Paris dulu, ia tidak pernah mendapat tugas sebanyak ini. Memang, pelajaran disana sangat ketat. Ketat juga bukan berati tidak ada tugas ama sekali, sih.

Saat ini, Ken masih sangat enggan keluar dari zona nyamannya. Ia masih ingin berpelukan manja dengan pacarnya--guling.

Ia tidak akan bangun dari kasur sebelum mendengar teriakan dari Mamanya.

Seperti saat ini,

"KEN SAYANG BANGUN NAK, INI SUDAH SIANG. NANTI KAMU TERLAMBAT MASUK SEKOLAH, KAMU MASIH MURID BARU DISANA!" Terlihat halus tetapi bisa membuat telinga siapa saja pecah. Hm, bagaimana pun suara Mama, Ken tetap menyayangi Mamanya sepenuh hatinya. Uh, manja, ada maunya nih pasti.

"Iya, Ma. Ini Ken bangun. Jangan teriak-teriak, kepala Ken malah jadi puyeng." Ken berkata seperti itu padahal dirinya tidak bangun dari kasurnya sama sekali. Bahkan, bergerak pun tidak.

"MAMA TAU KAMU MASIH TIDURAN! BURUAN BANGUN ATAU MAMA GAK KASIH KAMU DUIT JAJAN BUAT HARI INI?!"

Ken segera bangkit dari kasurnya dan membuka pintu kamarnya.

Cup.

"Dasar, sudah besar tapi masih manja." Ucap mama Ken pelan.

"Ken denger, Ma!"

Membutuhkan waktu 30 menit untuk berisap-siap bagi Ken. Ia melihat penampilannya di cermin. Ia tersenyum sombong,

"Ganteng juga ya gue,"

Ketika sudah merasa puas dengan penampilannya, Ken turun dari tangga dan mengecup pipi Papa dan Mamanya di ruang makan.

"Hus, Papa risih, Ken."

Ken terkekeh. Ia kenal betul dengan karakter papanya ini. Terlalu intovert.

"Yaudah kamu sarapan dulu, nanti kamu telat." Kata sang Mama penuh perhatian sambil menuangkan nasi goreng seafood kesukaan Ken.

"Bagaimana dengan sekolahmu, Ken? Nyaman?" Tanya Papanya yang menatapnya sambil memasukan sesendok makanan kedalam mulutnya.

"Banget. Aku langsung punya banyak temen.  Baru pertama kali aku masuk aja udah banyak cewek yang suka sama Ken, Pa." Ujar Ken percaya diri.

"Kamu ini, cewek terus yang dipikirin, tapi, sampai sekarang belum punya pacar." Ejek Mama Ken. Ken mendadak diam dan memikirkan Zaa.

"Belum ada yang bisa ngisi hati Ken lagi, Ma."

***

Seperti biasa, Ashlyn menunggu bus di halte dekat dengan rumahnya. Namun kali ini, tidak ada satu orang pun disini. Tidak seperti biasanya. Ashlyn sendirian. Ah, ia memang sudah terbiasa akan hal itu.

15 menit berlalu, tetapi tidak ada bus yang melintas di depannya sekarang. Ia melihat jam mungil di tangannya. Pukul setengah 7.

Setengah jam lagi gerbang akan ditutup.

Derum suara motor terdengar jelas di pendengarannya. Ia melihat motor ninja berwarna putih berhenti di hadapannya. Pengendara itu membuka helmnya dan membuat Ashlyn terkejut.

SCRIOSTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang