Ditengah perjalanan, Ashlyn merasakan bunyi pada perutnya, iya lapar karena dari pagi ia belum makan. Ah nanti bikin mie instan aja deh kalo udah dirumah. Pikirnya.
"Ash," Panggil Ken.
"Kenapa?" Balas Ashlyn dengan suara agak kencang supaya Ken bisa mendengar. "Laper nggak?" Ashlyn bingung. Jujur atau tidak ya?
"Lumayan sih." Jawaban setengah jujur dan setengah bohong. "Oke."
Oke? Maksudnya apa sih?
Setelah melewati perempatan jalan, motor milik Ken melipir ke arah rumah makan. Ashlyn semakin bingung. "Loh mau ngapain?"
"Katanya laper."
"Gue bilangnya lumayan bukan laper."
"Ya sama aja intinya laper."
Ken menarik tangan Ashlyn masuk kedalam rumah makan itu. Tempatnya tidak terlalu besar. Bentuknya seperti rumah biasa, hanya saja di halaman rumahnya di penuhi oleh bangku-bangku untuk para pengunjung. Dan pada hari ini, suasana di rumah makan sangat rame. Ya, lebih dominan orang-orang yang berpacaran sih.
"Mau pesen apa, Ash?" Tanya Ken sambil menyerahkan buku menu. "Apa aja deh," Lalu, Ken menulis pesanannya pada secarik kertas, lalu memanggil pelayan yang tak jauh berada dari tempatnya sambil memesan pesanan mereka berdua.
Setelah mengatakan terimakasih kepada pelayan tersebut, perhatian Ken kini kembali pada Ashlyn yang sedang meneliti setiap inci tempat ini.
"Nggak suka ya gue ajak makan disini?"
"Suka. Cuma kayaknya disini khusus buat orang-orang yang pacaran deh." Setelah berkata seperti itu, Ken ikut meneliti sekelilingnya. "Iya juga ya. Untung gue kesini sama lo."
"Lah? Kalo nggak sama gue kenapa emang?"
"Ya keliatan banget jomblonya. Kalo sama lo gini kan enak." Ashlyn semakin tidak mengerti maksud perkataan Ken.
"Enak? Enak apanya?"
"Orang-orang disini pasti ngiranya gue pacaran sama lo."
Tidak ada lagi bahan pembicaraan mereka selain itu. Ashlyn sibuk memainkan papan nomer di mejanya dan Ken sibuk memperhatikan Ashlyn. Ashlyn sadar betul kalau Ken sedang memperhatikannya. Kenapa rasanya jadi canggung gini sih?
Kegiatan mereka terhenti ketika pelayan datang memberikan makanan pesanan mereka.
"Ash," Panggil Ken memecahkan kesunyian.
"Kenapa?" Jawab Ashlyn setelah ia berhasil menelan suapan pertamanya.
"Percaya nggak sih sama mitos yang bilang kalo kita itu punya 7 kembaran?" Ashlyn tersedak ketika mendengar pertanyaan.
"Mau dijawab jujur atau bohong?" Kata Ashlyn sambil tersenyum geli.
"Jujur lah."
"Enggak. Soalnya gue belum pernah ketemu kembaran gue secara real life, sih. Terus kalo menurut lo gimana?" Ken membenarkan posisi duduknya lalu memasukan makanan kedalam mulutnya. Selesai menelan Makanannya Ken menjawab, "Percaya." Sesingkat itu.
"Kenapa bisa percaya?"
"Karna gue udah liat langsung disini. Lo mirip banget sama teman kecil gue, Ash. Namanya Zaa. Itu yang buat gue percaya sama mitos itu." Ashlyn cukup terkejut mendengarnya,
Jadi gue punya kembaran beda rahim? Batin Ashlyn.
"Kok bisa ya? Apa yang sama dari diri gue sama teman kecil lo itu?"
![](https://img.wattpad.com/cover/137571568-288-k907113.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
SCRIOSTA
Teen Fiction"Ash.." panggil seseorang dengan nada lembut, menenangkan. "Jangan pernah dateng di hadapan gue, disaat gue lagi terpuruk kayak gini. Gue nggak akan pernah mau terlihat lemah dimata orang lain, termasuk lo. Gue sudah terbiasa dengan kehancuran dan k...