7. Dark Flora

2.9K 242 7
                                    

Budidayakan Vote sebelum di baca yak :)
Hargai juga karya Author dengan jejak Vote tiap chapter

*****

Clyxa's POV

Pagi hari telah tiba, tepat pukul 8.00 murid-murid memasuki kelas mereka dan memulai aktifitas belajar mereka. Kelas F.3 sedang kosong tidak ada guru, karna Pak Zertyon ada urusan penting secara mendadak di kantor Kepsek. Tidak ada guru pengganti, menyebabkan para Floriyas dan Floriyos bermain sana-sini, mengobrol, dan kegiatan lainnya.

"Clyxa! Yok kita main! Gausah tidur terus." Ajak Reir. Aku mendongakkan kepalaku dari posisi tidurku yang tadinya bertumpu di atas tangan.

"Ngapain sih, aku ngantuk juga. Mager aku" Aku membaringkan kembali kepalaku di atas tanganku.

"Ishh," Desisnya. "Bosan nih! Ayoklah." Ia mengguncangkan badanku, Ughh... Kenapa sih harus ada anak seperti ini didalam hidupku.

"Sudahlah, Reir. Gausah ganggu anak orang terus. Kasian dia, dia kan ngantuk. Udah biarin aja dia tidur, mumpung lagi gak ada guru." Ucap Alianro sambil membuka halaman baru buku yang ia baca.

Nahh, kalo cowok ini sepertinya boleh digebetin. Pengertian lalu peka banget. Gak kayak cowok ini, pemaksa banget.

"Ahh, sok tau. Mana ada dia ngantuk." Ucap Reir. "Udah sono, lanjutin aja baca buku masak mu. Inget, nanti buatin aku makanan yang special juga" Reir tertawa kecil setelah menyindir Alianro.

"Bising! Mending gue, daripada lo. Semua gak bisa. Bisanya gangguin orang aja." Sindir Alianro.

Wajah Reir yang awalnya tertawa itu, berubah menjadi merah padam. Aku mengintip lewat celah-celah kecil, dan benar saja. Muka amarahnya sudah muncul. Kalau ku biarin, mereka bisa tumbuk-tumbukan.

"Eitss, udah cukup sampai sini aja debat mulutnya." Leraiku. "Udah, kalau Reir mau ngajak aku main. Yaudah ku turutin. Udah yaa... Jangan berantem"

Reir kembali duduk di bangkunya dengan muka masam. Aku membalikkan kursi ku sehingga aku duduk berhadapan dengannya.

"Mau main apa?" Aku menatapnya kelam. Ia menolehkan kepalanya agar tak bertatap muka denganku.

"Gatau" Jawabnya ketus. Aku menghela nafas berat setelah mendengar jawabannya.

Dihh, anak ini ngajak main. Tapi gak tau mau main apa. Untung sabar, kalau engga, udah ku apain ya?

Beberapa detik kami diam, tak membuka suara. Sepertinya Reir benar-benar marah akan sindirannya Alianro. Tak mau keheningan ini berlangsung lama, aku pun membuka suara.

Aku menghela nafas berat. "Reir. Gausah ngambekan gitu dong."

"Hmm" Dehamnya. Ia bahkan sama sekali tak mau menatapku sedikit pun. Lama kelamaan aku stress mengurus anak ini.

"Reir, aku mau cerita nih. Mau dengar gak?" Aku berusaha agar ia menatapku dan tidak ngambek lagi. Tapi hasilnya nihil. Ia masih saja tak mau membuka suara atau menatapku sedikit pun.

Salah ku apa coba?

"Cerita lah." Ucapnya tiba-tiba. Aku menatapnya lekat-lekat. Oke, jika itu jawabannya. Aku segera ceritain aja.

Little MaguxalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang