8. Laura Elaesha

2.6K 229 11
                                    

Budidayakan Vote sebelum di baca yak :)
Hargai juga karya Author dengan jejak Vote tiap chapter

*****

"Jika memang sudah takdir, maka biarkanlah takdir itu berjalan. Tetapi selama engkau bisa merubah takdir tersebut menjadi lebih baik, ubahlah jangan sampai terlambat."
- Laura Elaesha

(04.03.2018)

*****

Clyxa's POV

Aku sudah berada tepat didepan pintu kamarku sekarang. Reir dan Alianro sudah kembali ke kamar mereka. Aku masih bingung, apa yang harus ku katakan pada Artleta nanti? Aku sudah berjanji padanya bahwa aku akan menceritakannya. Tapi aku tidak mau kejadian yang lebih berbahaya menimpanya. Aku harus memikirkan alasan, alasan yang jelas. Itu harus!

Aku memegang gagang pintu tersebut dan membukanya perlahan. Aku mengintip dan melihat sekeliling. Dan yang ku lihat adalah, Artleta sudah tertidur. Oh Tuhan, terima kasih banyak!

Aku berjalan pelan agar tak menimbulkan suara yang mungkin membangunkannya. Aku menarik kursi dan duduk tenang disitu. Tanpa ku sadari, ...

"Kau sudah selesai? Kenapa lama sekali?" Tanya seseorang dibelakang ku yang sudah ku kenali suaranya dengan jelas.

Badanku bergetar, inilah saatnya... Apa yang harus ku katakan?

"Uhm, tadi Pak Zertyon menyuruhku untuk membantunya sebentar. Jadi agak lama" Tentu saja itu bohong. Aku beralasan agar ia mempercayaiku.

"Ohh, jadi, bagaimana? Ceritakan padaku" Ucapnya sambil mengguncangkan badanku.

Dia kesenangan, tapi aku yang kebingungan. Uhh, apa yang harus ku katakan?

"Hoam," Aku mempraktikkan gaya mengantuk. "Leta, aku sudah ngantuk sekarang. Ku ceritakan besok saja ya?"

Artleta mengambek setelah itu, ia memonyongkan bibirnya. "Ishh," Desisnya. "Kan udah janji! PHP lah"

[ PHP : Pemberi Harapan Palsu ]

"Tapi aku sudah mengantuk sekarang. Aku janji besok akan ku ceritakan." Aku kembali mempraktikkan gaya mengantukku. Semoga saja ia percaya.

"Hmm, janji ya! Awas PHP lagi!" Bentaknya. Bukan membentak sih, seperti marah dengan lembut gitu.

"Janji." Aku mengacungkan jari kelingkingku dan Artleta mengaitkan jarinya dengan jariku.

"Hoam," Aku berpura-pura menguap, agar ia percaya. "Aku bobok dulu ya. Good night" Aku segera naik ke kasur atas ku dan berbaring dengan tenang.

Artleta juga ikut berbaring denganku, dan beberapa menit kemudian suara dengkurannya terdengar hingga kedua telingaku.

Kalau begini mah, akunya gak bisa tidur. Mikirin alasan apa ya buat Artleta besok. Aku udah janji mau ceritain, tapi aku tak boleh menceritakannya.

Bermenit-menit ku berpikir, sebuah alasan pun tak kunjung ku dapat. Ah, sudahlah, besok aja mikirnya. Udah ngantuk berat juga.

🍀

Laura's POV

Gadis itu, Clyxa Violet Carolline, ia bisa melihat auraku. Siapa dia? Apa mungkin, ia juga sama kuatnya denganku? Argh, tapi akulah yang terkuat disini! Tapi, semenjak sihir itu datang merasukiku,

Little MaguxalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang