11. Dark Side

2.2K 157 1
                                    

Budidayakan Vote dulu sebelum dibaca yak :)
Hargai juga karya Author dengan jejak Vote tiap chapter

*****

"Lalu apa? Apa yang terjadi?" Aku menghebohkan diriku, katakan aku bukan orang penyabar akan sesuatu yang benar-benar berbau misteri.

"Dia hanya terdiam tenang sesaat, kemudian bergetar hebat, seperti halnya orang kerasukan. Kukunya secara perlahan berubah menjadi hitam gelap, rambutnya yang berwarna hijau itu perlahan dari ujung sampai ke puncak berubah menjadi hitam. Dan kemudian, ia terdiam, tenang sekali. Tetapi kemudian, dia membuka kedua matanya dan duduk dengan anggun. Matanya yang hitam dan sedikit kemerahan, membuat Fyria dan keluarganya takut. Fyria memberanikan diri memanggil kakaknya, tapi Fyres tidak menjawab. Sesaat dibalik tubuhnya, muncullah sayap aneh, sayap itu berwarna hitam pekat, sangat seram." Jelas Florix sambil menampilkan memori video adegan menyeramkan tersebut.

Sesaat aku merasa kepalaku pusing berat, seperti ada seseorang yang menahanku. Aku berusaha kuat untuk melawan rasa pusingku. Aku harus mengetahui sejarah Flora hingga tamat.

"Fyria merasa sangat cemas pada kakaknya dan memberanikan dirinya untuk melangkah maju mendekati kakaknya. Fyres melirik dan menatap adiknya dengan tajam dan horror. Fyria bergetar, ia ketakutan. Fyres mengatakan satu kalimat singkat padanya, Halo adikku, selamat datang di dunia kegelapan."

Tepat saat Florix menyebutkan kalimat tersebut, aku tersungkur jatuh. Kepalaku pusing berat, serasa akan meledak. Hatiku tertahan dan tertusuk, pandanganku buram dan mulai menggelap.

Florix yang disampingku langsung sangat cemas padaku, ia berusaha menenangkanku. Tapi hasilnya nihil, badanku semakin sakit. Mataku, mulai terasa panas dan aneh,
.
.
.
.
.
.
.
Dan aku pun tak sadarkan diri

🍀

Clyxa's POV

Sudah tepat 2 bulan aku berada di Academy ini. Pak Zertyon selalu membantuku mengontrol sihir Floraku, walau terkadang terjadi sesuatu diluar dugaanku. Aku sudah mulai akrab dengan teman-teman sekelasku, kecuali Laura. Aku belum berani untuk mendekatinya, setelah mendengar cerita hidupnya dari Pak Zertyon.

Jujur saja, aku masih sedikit gugup dengan beberapa murid di kelasku. Sejauh ini, aku hanya dekat kepada 2 orang, Reir dan Alianro.

Mereka baik, dan juga usil - sangat usil. Tapi aku nyaman didekat mereka. Walaupun mereka Floriyos, tidak ada salahnya bukan?

"Psstt," Aku memutar kepalaku ke belakang dan memasang wajah tanya.

"Nanti pulang sekolah ajari aku Sihir ini ya, aku malas melihat kata-kata rumit itu untuk ku hafal." Ucapnya.

"Lalu apa yang akan kau lakukan sekarang, Reir?" Aku menekankan setiap kata yang ku ucapkan.

"Tidur" Jawabnya singkat. Ia langsung mengambil posisi tidur dengan kepala bertumpu dikedua tangannya yang dilipat.

Aku memutar bola mataku malas dan kembali memperhatikan Pak Zertyon yang sedang menjelaskan.

"Sudah, jangan turuti permintaannya. Dia memang agak aneh, terkadang rajin, terkadang malas." Ucap Alianro.

Aku menoleh dan tersenyum simpul padanya, "Ya oke, liat aja nanti. Kalau aku lagi baik, ya aku ajari. Kalau tidak, ya enggak"

Little MaguxalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang