3. Oh, Ini Sahabat.

353 5 0
                                    

Aku pertama kenal Franda di Radio, ternyata kita satu prodi bahkan satu kelas. Awal masih jadi Maba (Mahasiswa baru) aku tidak terlalu dekat sama dia, kita semakin dekat gara - gara satu organisasi di Radio. Semakin hari makin dekat dan hampir setiap ada kegiatan kami berdua selalu berangkat bersama.

Kita sudah seperti sandal yang kemanapun harus sepasang. Setiap dia pengen beli ini itu pasti aku yang antar, setiap dia butuh ini itu pasti sama aku, kami sering pergi bareng meskipun keadaannya gerimis deras atau panas terik, pernah waktu itu aku antar dia memperbaiki nilai mata kuliah Suprasegmental Based - Phonetic ke rumah dosen yang saat itu masih menjadi dosen wali kami, sekitar jam 11 siang aku antar dia kerumah beliau, cuacanya panas terik dan itu benar - benar membuat kulit gosong. Aku antar dia sampai depan pintu rumah dosen itu, beliau keluar dan menyilakan Franda untuk masuk tapi mengisyaratkan aku untuk segera meninggalkan rumah itu. Akhirnya aku kembali ke kost dan 1 jam kemudian Franda menghubungiku untuk menjemputnya. Sesegera mungkin aku langsung menjemputnya.

Selagi aku bisa membantu tidak masalah, pikirku saat itu, aku membantu orang lain agar suatu saat ketika aku butuh bantuan ada orang yang membantuku juga. Aku sering menemani Franda tidur di kostnya ketika teman kamarnya pulang kampung, aku sering diminta untuk mengantarnya kemana - mana dengan berbagai keperluan yang sama sekali tidak ada hubugannya denganku

Hubungan kita semakin dekat dan sangat dekat sampai akhirnya di Radio ada agenda Radio Music Project (RMP) yang rencananya akan diadakan sekitar bulan Maret 2017 dan pembentukan panitia dilakukan sekitar bulan November tahun sebelumnya, 2016. Kebetulan aku tidak ikut kepanitiaan acara itu tapi Franda ikut. Selama libur semester aku dirumah dan Franda di Semarang, dia ikut rapat agenda RMP, sering datang rapat ke Radio, sering sharing sama kakak tingkat disana dan mungkin itu juga penyebab kenapa dia bisa jadi se-famous itu di Radio. Karena seringnya bertemu dengan anggota yang lain, dia jadi lebih bisa beradaptasi dan akhirnya punya banyak teman disana.

Oh iya soal dulu aku hubungi Dylan karena temanku yang mungkin modus itu ya Franda. Jadi, ceritanya dulu aku butuh carrier untuk pendakianku ke Merbabu, nah katanya Dylan punya carrier, akhirnya aku bilang ke Franda kalau aku akan meminjam carrier ke Dylan, aku minta tolong ke Franda untuk hubungi Dylan. Franda pernah bilang dia pengen chatting sama Dylan tapi tidak tau cara memulainya, akhirnya aku dapat cara agar dia bisa chatting sama Dylan dengan alasan pinjam carrier itu. Aku lihat Franda ketawa - ketiwi saat ada pesan masuk dari Dylan. Sampai beberapa waktu kemudian aku sempat menanyakan sesuatu tentang Dylan.

"Da, kamu sama Dylan gimana? Udah jadian?" aku penasaran.

"Nggak, aku sama dia nggak jadian, kayaknya dia udah deket sama yang lain deh Ray" Franda mengelak dan malah mencurigai Dylan.

"Loh siapa? Anak Radio juga?" aku makin penasaran

"Nggak tau sih, kayaknya iya"

"Itu cuma perasaan kamu aja kali Da, semoga Dylan nggak deket sama siapa - siapa"

Aku coba berfikir positif saja agar Franda lebih tenang sedikit, meskipun memang kecurigaannya juga sangat wajar, mengingat Dylan adalah laki - laki yang pintar sekali membuat perempuan merasa nyaman, dia juga selalu ramah dengan semua orang baru, apalagi dengan perempuan. Luarnya memang kelihatan jutek, cuek, dan seperti susah diajak ngobrol, tapi kalau sudah sekali dua - kali ngobrol pasti merasa nyaman, karena dia memang lumayan asik orangnya.

Singkat cerita, Franda yang dulunya sama sekali tidak dikenal anak - anak Radio, yang cuma punya aku sebagai temannya, yang tidak mungkin datang ke Radio kalau tanpa aku, yang maunya selalu duduk dekat aku setiap rapat, setelah dia masuk kepanitiaan RMP dan rajin di Radio dia jadi makin dikenal banyak orang dan punya banyak teman disana. Dulu dia pernah berpikir keluar dari Radio gara - gara sudah dua kali tidak lolos tes kabin (tes kelayakakan sebelum diperbolehkan siaran). Tapi aku mencoba untuk bujuk dia agar dia tetap bertahan.

"Nggak usah keluar lah Da, nanti kan juga ada tes kabin lagi, nanti juga kamu bisa siaran" aku membujuk.

"Tapi aku malu Ray, udah dua kali masa aku nggak lolos juga" jawabnya.

"Tapi aku yakin semua anggota pasti lolos kabin dan pasti siaran. Katanya pengen sama Dylan, masa keluar cuma gara - gara hal begini"

"Iya sih, tapi ngomong - ngmong nih ya, kok aku ngerasa kakak tingkat di Radio yang perempuan kayak nggak suka sama aku, apa salah satu diantara mereka ada yang tau aku suka Dylan? atau salah satu diantara mereka ada yang deket sama Dylan?"

"Lho, aku nggak tau masalah itu, kok kamu malah bahas itu?"

Entahlah tiba - tiba Franda bahas hal itu, aku rasa itu tidak perlu aku bahas disini, terlalu panjang. Intinya aku bakalan selalu ada disamping dia sekalipun semua teman - teman di Radio jauhin dia, aku bakal selalu menyemangatinya agar dia tidak jadi keluar dari Radio. Berhasil, beberapa minggu kemudian dia lolos tes kabin dan dia tidak jadi keluar dari Radio, dia makin aktif disana, makin dikenal banyak orang, makin punya banyak teman, daaaan makin famous.

*_*

Sekitar awal semester tiga pas acara Penerimaan Crew Baru ( PCB ), yang sudah aku jelaskan diawal itu, hubungan aku dan Franda benar - benar renggang, padahal waktu itu kita sudah satu kost. Dia sering datang rapat tanpa mengajak aku, bahkan aku tidak tahu bahwa hari itu ada rapat, tapi ternyata dia ada disana. Mungkin dia sedang banyak pikiran jadi tidak sempat mengabariku, setiap aku datang rapat aku sering melihat dia bercanda dengan teman - teman yang lain sedangkan aku duduk sendirian. Aku sering lihat dia makan dengan teman - teman yang lain tanpa aku. Ya, dia sudah punya teman baru yang bisa dia ajak tertawa selain aku, dia sudah tidak butuh aku lagi yang selalu diajaknya susah. Dia sudah merasa lengkap punya mereka.

*_*

Sejak kepanitiaan acara RMP dibentuk dan sudah ada rapat rutin, ditambah dengan kepanitaan PCB dimana kita tidak ditempatkan di satu seksi, Franda benar - benar lupa denganku. Sampai aku memutuskan untuk tidak datang rapat lagi ke Radio. Aku tidak punya teman dekat yang sedekat aku dengan Franda. Sedangkan semua teman di Radio begitu akrabnya dengan dia. Aku sendiri saat itu. Merasa sangat sendiri dan butuh dia saat itu. Padahal dulu cuma aku yang selalu ada disetiap kesusahannya.

Jadi, teruntuk kamu Franda Nandhara, kalau kamu baca tulisan ini, terimakasih banyak atas semua pelajaran berharga yang pernah kamu beri untukku, terimakasih sudah membalas semua yang aku lakukan dengan bentuk seperti ini.

*_*

Rindu Dylan, 2017 [Belum Lengkap]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang