12. Sebelum Pendakian

66 2 0
                                    

Detak jantung berdegup tak menentu, membayangkan secuil hal indah yang akan terjadi dalam pendakian di Gunung Ungaran saat itu. Aku dan Dylan, diatas motor menikmati pemandangan khas perbukitan daerah Ungaran, berjalan beriringan, menggendong carrier sambil berpegangan tangan, juga saling menyemangati sepanjang perjalanan. Ahh.. indah..

"Ray, Dylan jadi ikut?" Sandra tiba-tiba masuk ke kamarku pagi itu.

"Nggak tau San, Dylan jawabnya nggak jelas terus, kesel aku"

"Coba deh kamu hubungi lagi, muncaknya kan hari ini,saudara Lala dari Demak juga jam 11 kesini, kalo Dylan masih nggak jelas juga gimana?"

"Ya gimana yaaa. Dylan bilang terus kalo motornya nggak akan kuat naik daerah pegunungan, terutama kalo udah masuk kawasan Umbul sidomukti. Katanya motor tua". Aku mencoba menjelaskan alasan Dylan ke Sandra.

"Ya elah, motor gampang nanti tukeran lah sama yang sendiri, yang nggak boncengin orang". Sandra ngotot biar aku bisa ikut.

"Ya udah ini aku coba tanya Dylan lagi ya"

***

"Mas"

"Mas Dylan"

"Sapiii.."

"Ini sodara-sodara Lala yang dari Demak mau kesini sekitar jam 11, kamu jadi ikut kan"

Aku sengaja nge-bom chat ke Dylan. Hahaha.

"Motorku nggak kuat Ntooo, Ontooo" beberapa menit kemudian Dylan membalas.

"Yaelah dari kemaren motor mulu alesannya. Masalah motor gampang, nanti tukeran"

"Ya udah iya. Aku ke kostmu sekarang kah?"

"Ya nanti aja, kesininya kalo sodara Lala udah pada dateng. Nanti aku kabarin lagi. Aku mau lanjutin packing"

"Okee"

***

Aku langsung ke kamar Sandra. Aku mengajaknya ambil alat pendakian yang kami sewa ditempat rental outdoor langganan kami. Nama tempatnya "Lentera", harga sewanya tidak begitu mahal. Cukup lah untuk kantong seorang mahasiswa.

Setelah ambil alat, kemudian kami lanjut packing, mengecek ulang apa apa saja yang sekiranya kurang. Sandra dan Lala juga sama. Kami packing diruang tamu kost. Untungnya cukup lebar untuk barang bawaan seberantakan itu sebelum di packing. Awalnya kami packing di kamar Sandra dan Lala. Kamar mereka serupa gudang baru dengan seluruh peralatan muncak tersebar disana. Itu belum ada alat yang kami sewa dari rental outdoor. Setelah aku dan Sandra ambil alat yang disewa, barulah kami pindah packing di ruang tamu.

***

"Mas Dylanmu jadi ikut Ray" Lala tiba-tiba bertanya.

"Haa? Dylanku? Hahahaa.. dia bukan Dylanku. Iya dia kayaknya ikut La" aku menjawab singkat.

"Kamu mandi duluan gih La, keburu Mas-Masmu dateng" Sandra menyuruh Lala mandi lebih dulu. Akhirnya Lala pergi ke kamar mandi.

***

Diantara kami bertiga, memang Lala yang mandinya super lama. Penampilannya agak tomboy gitu dari luar, tapi urusan mandi dan merawat diri, dia benar-benar perempuan tulen. Wangi, bersih, dan rapi. Rapi yang aku maksud disini bukan berpenampilan formal, tapi lebih ke "tidak berantakan".

Setelah beberapa menit di kamar mandi, akhirnya Lala keluar juga. Giliran aku dan Sandra yang mandi. Tidak butuh waktu lama, kami selesai mandi. Kami juga sudah selesai packing.

***

Tak lama dari itu saudara Lala dari Demak datang ke kost kami. Mereka datang berempat. Doni, Mario, Saiful dan Kiki. Sebenarnya saudara Lala cuma Doni. Yang lain cuma buntutnya Doni yang memang sengaja di ajak untuk ikut dipendakian kami.

Tanpa menunggu waktu lama, Dylan tiba di kost kami. Aku memang sudah menghubunginya sejak Doni baru saja datang.

"Nah itu Dylan" Aku agak setengah berbisik ke Sandra dan Lala.

"Oooohh" Sandra dan Lala menyautnya kompak. Lalu mereka seperti sedikit memperhatikan Dylan.

"Sini Mas, Hehe" Aku menyuruhnya gabung dengan yang lain diteras kost kami.

Dylan turun dari motornya, sekaligus menurunkan carrier yang dia bawa. Dia langsung menyalami kami satu persatu.
Tak usah berkenalan, sudah ku kenalkan dia pada mereka sebelum dia datang.

Dia pakai jaket parasut model parka warna army, dia juga menggendong tas DC kecil didepan warna merah, kebanyakan orang menyebutnya cross body slingbag. Rambutnya acak-acakan. Seperti biasanya. Benar-benar Dylanku jorok. Hahaha.

***

Rindu Dylan, 2017 [Belum Lengkap]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang