Janji hujan

461 31 0
                                    

Dengan bersenandung kecil, aku memacu mobilku dengan kecepatan sedang menuju kost-an-nya. Sudah satu tahun lebih aku tak pernah berkunjung ditempat itu.

Hmm dia masih ada disana gak yah? Saat sampai, aku memarkir mobilku, lalu turun dan melihat keadaan sedikit berbeda dari yang dulu waktu aku pergi bersamanya. Perlahan aku melangkah menuju teras dan mengetukkan jari-jariku.

Tiga, dua, satu. Pintu terbuka dan menampakkan sosok pemuda beralis tebal yang kuyakini lebih mudah dariku. "Adek, orang yang tinggal disini mana yah?"

Astaga, satu kebodohanku, aku tidak mengetahui namanya. Tapi intinya aku harus berusaha mencarinya, sebelum aku ke bogor dan tinggal beberapa hari lagi aku akan berangkat. itu artinya aku punya sedikit waktu untuk mencari tahu tentangnya. Bodohnya awal kepergiannya aku tidak langsung mencarinya, kemana sih dia?

"Kak? Kenapa melamun?" Suara pria beralis tebal itu mengagetkanku. "Oh gak kok, kamu tahu orang yang kumaksud?" Kutanya lagi.

"Yang mana yah kak? Apa kak Alfa ?"

Aku mengernyit mendengar nama itu. Alfa? Siapa lagi itu? Aku menarik napas dalam-dalam, namun tiba-tiba bayangan buram melintas dipenglihatanku dan sebuah suara masuk keindra pendengaranku Alfa siap? perlahan aku memegan kepalaku yang berdenyut kencang, berusaha mengumpulkan serpihan bayang-bayangan yang tercecer.

"Kak? Kakak kenapa?" Tanya pria itu panik berusaha membantuku yang oleng. "tidak. Aku gak papa kok." Aku langsung menggelengkan kepala, tidak menghiraukan denyut yang kurasakan dikepalaku. Ntar juga sembuh sendiri jika dibiarkan dan akunya juga tidak memaksa mengingat.

Perlahan aku sudah berdiri tegak lagi menyesuaikan kepalaku. "Tadi kamu bilang apa? Kak Alfa?"

Laki-laki itu mengangguk. "Kakak kenal?" Tanyanya. Aku menggeleng, toh aku memang nggak kenal. Tapi kalo yang dimaksudnya itu dia? Akhhh risiko gak tau namanya.

"Terus kakak cari siapa?" Lanjut pria itu bertanya, dia memanggilku menggunakan kak karena mungkin ia hanya mengikutiku saja yang terlebih dahulu memanggilnya adek.

"Hmm." Aku sedikit berpikir lalu kujawab, "aku cari seseorang, tapi gak tau namanya." Dari jawabanku, pria itu menyambutnya dengan tawa. Mungkin karena ia menganggap jawabanku jawaban bodoh, mana mungkin ada seseorang yang mencari orang gak tau namanya? Tapi kan... ini aku ada, mencari tahu yang tidak aku tahu namanya.

"Kakak bagaimana bisa ingin mencari tahu seseorang, tapi gak tahu namanya?"

Aku menggigit bibir bawahku, benar 100% sih yang dibilang pemuda didepanku ini, kan emang mencari seseorang harus tahu namanya kalo persoalannya kek gini. Karena mana mungkin aku harus buat brosur dan majangin kalo dicari orang hilang bla bla. Kan gak mungkin?

"Tapi adek kenal dengan orang yang pernah tinggal dikost ini sebelumnya?" Kutanya. Dia tanpak mikir lalu menjawab, "kalau kak Alfa sih kenal, tapi kalo bukan aku gak tau kak."

"Hmm, kak Alfanya sekarang dimana?"

"Gak tau juga kak, katanya sih dia ada urusan dan udah satu tahun juga aku gak pernah ketemu dia, semenjak pergi dari kost ini."

Aku mengangguk menanggapi. "Ya udah, makasih ya dek? Aku pamit dulu."

Aku berjalan gontai menuju mobilku, pikiranku beterbangan dimana-mana. Awalnya memang aku tidak menghiraukan menghilangnya, karena kupikir dia akan kembali lagi seperti dulu dalam jangka waktu yang sebentar, tapi perlahan aku rindu setelah lama dia benar-benar tak muncul lagi. Perlahan rasa sesal tak mencarinya sejak awal muncul. Rasa sesal karena terlalu percaya bahwa dia tidak akan meninggalkan aku.

Tentang dia (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang