" baaa" ia berhasil dibuat kaget oleh seorang cowok. Kira-kira selisih umurnya tiga tahun dari Laily. Dia adalah Fairis. Lebih tepatnya kakak Laily. Mereka dari dua saudara hanya Fairis dan Laily. Yang dimana ketika mereka bersama mereka akan selalu bertengkar. Dan ketika mereka berjauhan akan saling merindukan.
" lamunin apa sih dek. Sampai-ssmpai benggong gitu. Mikirin abang yaaaa" goda Fairis.
" haaaaa. Apa... mikirin abang??? Itu udah pastilah, sebagai adek yang baik aku itu selalu mikirin abang aku satu-satunya tau. Sampai stres nih." Oceh Laily dengan muka cemberut.
"Tuh kan bercanda mulu" mengacak-acak rambut Laily.
" nyebelin deh abang ini." Benerin rambutnya yang tengah acak-acakan.
" yaudah yuk masuk sebelum dimarahin ayah sama ibu." Ajak Fairis dengan mengulurkan tangannya, berharap adik satu-satunya itu menerima uluran tangannya.
" makasih bang" ucapnya menerima uluran tangan Fairis. Mereka berjalan menyusuri koridor dengan saling menggenggam tangan. Berharap tak akan pernah ada kata perpisahan diantara mereka.