"PMR-PMR" teriak seorang laki-laki sepantaran Laily. Dari suaranya terlihat sangat khawatir.
Tak perlu menunggu lama. Dua laki-laki gagah nan tampan itu datang dengan tandu yang berwarna orange. Dengan severa mereka nemindahkan tubuh mungil itu ke tandu penuh gatu-hati. Mereka adalah Hendri dan Dimas.
Dua pasang kaki itu berlalu dengan cepat penuh hati-hati. Mereka tak ingin ada sesuatu yang buruk terjadi. Hanya karena kecerobohan mereka. Hendri dengan sifat sigapnya itu dengan cepat ia memindahkan tubuh mungil Laily ke ranjang tempat tidur.
"Dim, siapakan oksigen. Dia kehilangan banyak oksigen" ucap Hendri sambil membersihkan darah yang terus mengalir dari lubang hidung pesek itu dengan sabar. Menata tumpukan bantal di kaki mungil Laily. Dan merenggangkan ikat pinggang Laily. Tak lupa ia melepaskan tali yang mengikat rambut ikal si mungil itu dengan hati-hati.
Dimas yang tengah sibuk mempersiapkan oksigen telah selesai. Hendri langsung memasangkan alat oksigen ke lubang hidung Laily. Dimas menyelimuti tubuh mungil itu dengan hati-hati.
"Hen lu yang jagain ni cewek ya." Ucap dimas.
"Gue mau balik ke lapangan takutnya ada yang pingsan lagi." Terang Dimas.