9

983 31 0
                                    

"Kenapa lo ikut tubir kemaren?" Tanya Bryan dengan nada serius dan menatap wajah Bella dengan serius.

Bella tegang. Badannya berasa lemas.

"Gue punya alesan sendiri, Yan"

"Buat apa? Nolongin Varo? Dia itu cowok. Dia pasti bisa ngatasin, Bell"

"Lo belum tau Varo itu kayak gimana"

"Gue tau. Gue tau dia sering di bully kan dulu? Dan lo yang bantuin dia? Gue tau Bell niat lo baik tapi jangan sampe niat baik lo itu nyelakain diri lo sendiri" ucap Bryan dengan lancar.

"Gue gatau harus pake cara apa, Yan"

"Larang dia. Apapun, asal lo ga ikut bahaya"

Deg.

Jantung Bella berasa mencelos. Apakah Bryan baru saja perhatian padanya?

Bryan membalikan tubuh Bella sehingga wajahnya menghadap punggung Bella.

Bryan menarik leher kaos belakang Bella dan terkejut karena goresan cluritnya sangat panjang.

"Lo gila Bell? Udah kayak gini!"

"Gue udah sering luka, Yan"

"Tapi baru kali ini kena clurit kan?"

Bella tertegun. Bagaimana Bryan bisa tau?

--

Bella datang terlambat kesekolah pagi ini. Alhasil, ia tak bisa masuk karena pagar sudah di kunci. Ini semua bukan murni kesalahan Bella yang malas atau apa. Tetapi karena ada paku yang menancap di ban motor milik Bella saat sedang di perjalanan. Untung saja, Bella menemukan tukang tambal ban walau harus menuntun sepeda motornya cukup jauh.

Ia memutuskan untuk berdebat dengan pak satpam yang berjaga di pos. Jangan salah, Bella itu termasuk jago dalam debat. Ia selalu berhasil menemukan kata kata untuk membalas.

"Pak bukain lah pak. Saya cuma terlambat 2 menit doang si pak" rengek Bella.

"Gabisa dong. Kan peraturannya kalo murid telat itu gaboleh masuk" ucap satpam itu.

"Yaelah pak saya kan mau masuk mau belajar pak. Berarti bapak gabolehin saya belajar? Saya telat juga ada alesannya pak tadi ban saya kena paku. Saya bawa nih pak pakunya" cerocos Bella panjang lebar sambil mengambil paku yang tadi menancap di bannya dari saku.

"Ya terserah kamu. Apapun alesannya kamu salah. Kamu telat"

"Lah pak. Bapak tau gak perjuangan anak di pelosok sana yang mau sekolah gimana? Sampe membahayakan diri pak. Nyebrang sungai, lewat tebing, manjat manjat. Lah saya juga gamau kalah pak sama mereka. Masa saya udah niat mau belajar kok bapak gagalin. Nanti kalo saya bego gimana pak? Bapak mau tanggung jawab sama masa depan saya?" Ucap Bella panjang lebar tanpa nafas, tanpa koma, tanpa titik. Keluar saja dengan spontan.

Satpam itu terlihat termangu mendengar ucapan Bella.

"Yaudah terserah kamu. Itu peraturan" tegas satpam itu.

Bella berdecak dan berjalan menuju pagar belakang sekolah. Pagar itu sebenarnya bisa menjadi alternatif masuk ke sekolah jika gerbang depan sudah di tutup.

Tapi sayangnya, Bella tidak memegang kuncinya. Varo dan beberapa anak anak 'bandel' punya kuncinya. Sial. Ia hanya terlambat sendirian.

Ia melihat tangga. Mendapat ilham untuk memanjat saja. Ia segera mengambil tangga dan memanjat dengan lancar ke dinding. Tanpa kesulitan, ia berhasil mendarat di rumput taman belakang sekolah dengan mulus.

Bella berjalan dengan santai memasuki koridor kelas 11. Saat ingin menuju ke kelasnya, Bella melihat seseorang yang sedang berjalan membawa tumpukan kertas.

Dan itu Bryan.

Bella tegang. Entah kenapa ia selalu gugup dan tegang jika bertemu Bryan.

Saat mereka berdua berpapasan,

"Eh Bell nanti pulang sekolah lo ada acara gak?" Tanya Bryan.

"Eh? Hmm.. ini... anu.. itu.. gaada kok. Kenapa?"

"Gugup banget ya mau ngomong sama gue? Hahaha. Nanti gue mau ajak lo nonton dilan. Mau gak?" Tanya Bryan

Deg.

ini Bryan beneran ngajak gue nonton? Nonton Dilan?

"Eh? Bell? Kok ngelamun?" Ucap Bryan ketika Bella malah melamun.

"Eh, iyaiya. Bisa kok bisa. Tapi motor gue gimana?"

"Pulang dulu gapapa kok. Gue tunggu"

"O-oke"

Bryan akhirnya pergi menuju ruang guru untuk membawa setumpuk kertas itu. Bella berbalik badan dan melihat punggung Bryang yang menjauh.

Seperti mimpi rasanya. Bella di ajak nonton film genre romance oleh Bryan.

Bella bukan senang mainnya. Ia berjalan menuju kelasnya dengan riang. Beruntung saja kelasnya tidak ada guru. Awal pagi yang diisi ban bocor malah di ganti dengan di ajak nonton oleh gebetannya.

Bella berjalan menuju kursinya dengan riang. Senyumnya terukir jelas di wajahnya. Naira yang sebangku dengan Bella terheran heran melihat kelakuan sahabatnya itu.

Adel dan Icha, sahabat Bella yang duduk didepannya pun terheran.

"Kesambet apaan lo? Nyengir bae kek kuda" ucap Adel terkekeh.

"Uda ngopi belom?" Tanya Naira dengan nada meniru video 'woi ngopi lah' yang sedang viral itu.

"Kalian tau ga?" Tanya Bella dengan mata berbinar.

Naira, Icha dan Adel menatap Bella dengan tatapan ingin tau.

"Bryan ngajak gue nonton ntar sore" ucap Bella berbisik.

"DEMI APA?!" ucap ketiganya berteriak sehingga membuat seisi kelas  menoleh kearahnya. Tetapi sesaat kemudian mereka semua kembali dengan aktivitasnya.

"Ssttt kalian berisik deh ah. Diemmm" ucap Bella sambil menaruh telunjuknya di bibirnya.

"Iyaiya maap"

"Tapi lo serius, Bryan ajak lo jalan?" Tanya Icha memastikan.

"Iya serius. Sumpeh"

"Gilaaa gercep banget lo Bell. Salut gue sama lo" ucap Naira.





SinceroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang