Five

165 13 0
                                    

"Hey. Maaf aku telat, uhm Mr. Patt memintaku ke ruangannya dulu tadi."

Aku menoleh, seorang gadis dengan balutan dress baby pink dan fish tail, Laura sahabatku.

"Ah tak apa, akupun baru datang." Ia mengangguk lalu duduk di depanku.

"Kau sepertinya banyak diam akhir-akhir ini, kau sakit?"

"Ah tidak..." elakku.

"Kau rindu kan dengan your blonde man?"

"Oh you really know me too well." Ujarku, "Its been two and half months... We never met."

"Ah bagaimana kalau kita menyusulnya?" ide gila muncul dari otaknya. "Summer break!"

"But-" kau tahu? aku sedikit ragu untuk menyusulnya beruhubung dengan banyaknya fans yang tidak menyukaiku dan... "Aku takut..."

Laura menyentuh tanganku mengusapkannya beberapa kali, "You don't have to scared, aku akan menghubungi Niall dan I will tell him that we are going to uhm kali ini mereka berada dimana?"

"Sydney."

"Ah ya Sydney." Laura sedang mengetikkan sesuatu di ponselnya lalu menberikannya kepadaku.

"Apa?"

"Niall." Aku membelalakan mataku melihat siapa yang Laura telfon.

"Sialan kau!" aku mendekatkan ponselnya ke kupingku,

"Halo? Laura 'sup?!" terdengar suara riuh disebrang sana dimana ia sekarang?

"Hey, its me Tarra." Ujarku, aku bisa merasakan senyuman mengembang dibibirnya.

"Tarra! God! I miss you.." suaranya berubah lembut, "Ada apa kau menelfonku?"

"Uhm... its about... Duh kau dimana? Bising sekali itu"

"Aku berada di arena, baru selesai rehearsal. You miss me hmm?"

"Oh kau tau saja! Pasti kau juga, aku berani bertaruh itu.." ujarku sok.

"Hahaha okay okay, I let you win." Ia tertawa lepas, aku rindu tawanya.

"Oh aku hampir lupa, uhm... Laura mengajakku, uhm-itu usulnya sih berhubung sudah mulai summer break kami berencana menyusulmu. Bagaimana?" aku menggigit bibirku, "Ya... itu kalau kau mengizinkan kami sih..."

"Kau serius babe?" tanyanya, "Maksudku kau..-" pasti ia memikirkan hal itu.

"Ya... semoga saja tidak." Aku menghela nafas, "Tapi mau apa lagi... aku sangat rindu denganmu. And I can't hold this anymore..."

"Baiklah, kau bisa menyusulku. Kabari aku jika sudah sampai oke?" Aku mengangguk walaupun aku tahu ia tidak melihatnya, "I miss you..."

"Aku tahu itu, Niall." Ia terkekeh

"Alright, see you then. Aku harus latihan lagi bye love"

Aku menyerahkan ponsel Laura kepadanya, ia seperti sedang menunggu sesuatu. Mungkin jawabanku. Entahlah. Tapi aku masih bingung, aku akan pergi tapi aku takut. Screw this!

"Tarra!" aku tersentak dengan pekikannya, "Berhentilah melamun!" aku mendengus kesal

"Apa?"

"Jadi bagaimana?" tanyanya kesal, aku mengangguk. "Okay, kita berangkat lusa."

.

Aku sudah berada di bandara, call me when u arrvd kayy? xx

Aku langsung menyambungkan menuju nomor Niall. Katanya, ia sedang menuju ke tempat kami berdiri. I see the blonde one, and I know that he is-walaupun dengan hoodie dan kacamata hitam. Tanpa aba-aba aku langsung memeluknya.

Little Things That I Love // n.hTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang