Venice, Italy.
Wow, this is amazing. Senyumanku tidak hilang sedari tadi. Kota ini memang benar-benar indah. Niall sudah menyewa satu mobil, dan sekarang kami sedang menuju hotel. Perjalanan yang lumayan lama membuat badanku pegal sedikit. Namun, rasa pegal itu terasa hilang ketika melihat suasana Venice pada siang hari.
"Isrirahat dulu Tarra, simpan tenagamu untuk esok hari oke?" pinta Niall ketika kami sampai di hotel. Aku menyanggupinya karena memang aku sedikit lelah. Niall mencium keningku sebelum aku melenggang ke kamarku. Kami satu kamar hotel tapi jangan berfikir yang tidak-tidak! Niall yang menginginkannya, aku hanya mengiyakan saja. Lagian kamar ini memiliki dua ruangan tidur yang berbeda, jadi hal itu tidak kupermasalahkan. Tanpa melepas sepatu dan jaket aku merebahkan badanku di kasur yang empuk ini. Ah it called heaven.
Aku terbangun karena sebuah hantaman yang lumayan keras mengenai perutku. Auch. Dan ternyata itu Niall. Yep ia yang menghantam perutku, well secara harfiah tidak sengaja kau tahu ia tertidur. And shirtless and cute. Aku perlahan bangun dari kasur agar tidak mengganggu Niall yang sedang tidur pulas. Ia seperti bayi yang baru lahir jika sedang tidur. Aku gemas dengannya, sungguh. Lebih baik aku mandi dan membersihkan badanku.
"Tarra honey, wake up," suara dengan aksen irish itu sungguh menggangguku. Yang benar saja orang itu berbicara layaknya tape rusak, diulang terus. "Tarra honey, wake up please."
"Five minutes pleaseee!"
"Ini sudah lima menit yang kesepuluh kalinya baby," gumamnya. "It's Venice babyyyy!!!!!!!" teriakan itu tepat dikupingku, duh bisa tidak sih lelaki ini bersikap manis sedikit di pagi hari?! Lantas aku terperanjat dan badanku sukses jatuh ke lantai. Auch my butt. Lelaki di hadapanku hanya bisa tertawa sekencang yang ia bisa. Tuhkan, pagi-pagi sudah sangat menyebalkan! Aku melemparkannya dengan sendal hotel yang sukses mengenai keningnya. Hal itu membuatku tersenyum bangga.
"Awas kau Tarra!!" teriaknya ketika aku sudah masuk kamar mandi.
Hari ini aku memakai dress simpel berwarna biru muda, it such a beautiful day in here. By the way, blue dress such a good combination right? Kupoleskan lipstick berwarna baby pink dan sedikit eye-liner sedangkan rambutku kubiarkan tergerai. Setelah selesai berdandan aku melihat Niall yang sedang berkonsentrasi penuh dengan ponselnya. Ah pasti ia sedang bermain twitter, untuk menyapa fansnya. Aku memeluknya dari belakang dan mendaratkan kepalaku di pundaknya, kukecup pipinya lalu ia meraih wajahku dan berusaha mengecup bibirku.
"Look so good honey," ujarnya setelah melihat penampilanku dari atas sampai bawah. "Let's go get some breakfast!" ia menarik tanganku untuk keluar dari kamar kami. Tidak lupa ia membawa snapback dan rayban kesayangannya. Kuambil snapback miliknya lalu kupakai membuatnya mendengus. Fyi, Niall sangat menggemaskan sekali disaat kesal.
Setelah selesai dengan sarapan kami Niall mengajakku untuk berjalan-jalan sebentar. Tanpa mobil. Dan hal itu membuatku senang, karena aku bisa lebih merasakan udara di kota ini. Tapi buat apa Niall menyewa mobil? Dasar aneh. Oke lupakan. Berbicara tentang kota ini... Venice sangat indah sekali (aku tahu aku sudah mengatakannya puluhan kali), well banyak pasangan yang sedang menikmati pemandangan sambil menaikki gondola yang disewa. Romantis.
"Kau ingin menaikki gondola itu?" tanya Niall tiba-tiba membuatku mengangguk semangat. "Okay, nanti saja. Ini masih terlalu pagi. Ayo kita cari tempat indah yang lain!"
Lelaki ini selalu bersemangat.
Kutaruh snapback Niall di kepalanya karena menurutku ia lebih tampan menggunakan snapback. Kami berjalan dengan tidak ada tujuannya sama sekali. Sesekali Niall meminta foto dan pasti ia memintaku untuk mengabadikannya tak jarang ia menarikku untuk melakukan selfie mungkin sudah ratusan foto untuk pagi ini. Ini masih pagi uhm hampir siang sih. God. Aku mencintai lelaki yang hobinya selfie. Jangan salah, di ponselku mungkin 60% berisi foto Niall dengan berbagai gaya. Kami juga merekam jalan-jalan kami, katanya sih ingin seperti acara televisi diluaran sana tapi ini miliki pribadi. Aku mengiyakan saja lah. Selama Niall senang, aku juga ikut senang.
Hari menjelang siang, kami sampai di suatu tempat entah apa itu namanya. Banyak restaurant di dekat jalan, dari baunya saja sudah menggoda. Diujung jalan aku menemukan kedai ice cream.
"Niall, ice cream!" pekikku bersemangat. Ia langsung menarikku kedalam antrean, lumayan penuh sih. Tapi, menurut orang-orang ice cream disini sangat enak pantas saja mengantre seperti ini.
Setelah mendapat dua ice cream kami melanjutkan jalan-jalan kami. Ah ini adalah liburan yang paling sempurna yang kumiliki. Tidak jauh dari tempat ice cream ada taman dan itu indah, kami memutuskan untuk duduk disalah satu bangku. Dan Niall selalu mengajak foto di setiap waktu.
"Indah ya," gumamku, aku bersandar di dada bidangnya dan ia merengkuhku. "Thanks love."
Niall mengecup puncak kepalaku, "Anytime darling, I love you." Belum aku membalas Niall sudah memotongku, "Hey kau sadar tidak? Sepanjang kita berjalan tidak ada yang mengenali kita. Padahal aku tidak menyamar sama sekali. Untung saja aku menolak tawaran Paul untuk membawa satu bodyguard."
Aku mengangguk, "Kenapa kau menolak?"
"Kan sudah kubilang sayang, liburan ini hanya untuk kita berdua." Niall menyelipkan rambutku ke kuping dan menatapku intens, tangannya bergerak mengelus pipiku. Aku menikmati sentuhannya, sungguh baru sekali ini aku merasa dicintai sebegitu indahnya.
Hari menjelang sore dan kami memutuskan untuk menaiki gondola. Untung tidak penuh, jadi kami bisa cepat menaikinya. Sunset sebentar lagi tiba dan didepan kami sudah ada bridge of sighs. Aku yang berada di dekapan Niall tersenyum karena sedari tadi ia mengalunkan lagu romantis. Duh Niall, kau selalu membuatku istimewa. Sekarang ia menarikku, menyatukan bibir kami. Were kissing under the Bridge of Sighs.
"Do you believe if we are kissing under that bridge-"
"-Our love will be forever?" sambungku dan ia tersenyum, "I do, Niall."
"Me too." Bisiknya lalu mencium bibirku lagi.
I swear this is the perfect sunset ever.
Ini Niall romantis terus! Aku senyumsenyum sendiri nulisnyaa (kepengen:( )
FEEDBACKNYA YAAAA XXXXX
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Things That I Love // n.h
RomanceAn Unconditional love. We shared. We care. We fight. We love each other. But [they] can't messed up our relationship. Niall Horan.