Part 11

98 21 2
                                    


"Udah ah, jangan ngomongin orang... Kasian Pak Bosqoe yang tamvan rupawan.."

"Aku nggak tampan?"

"Kalau kamu...."

"Iya, kalau aku apa?"

"Kamu jelek, nggak tampan."

"Kok gitu, sih. Nggak mau, aku harusnya tampan rupawan menawan dermawan beriman idaman."

"Panjang banget sih, gaje tau gak. Oh iya, pokoknya inget ya, By. Saya nggak mau kalau kamu berbuat aneh lagi kaya tadi."

"Harusnya aku yang bilang gitu ke kamu, Nadin. Aku nggak mau kamu berbuat aneh-aneh sama Cakra."

"Siapa juga yang mau berbuat aneh-aneh sih By. Saya dan Pak Cakra hanya sebatas rekan kerja, tidak lebih. Lagian, Pak Cakra nggak mungkin suka sama saya. Bahkan Pak Cakra sering memarahi saya, dia tidak pernah berbuat lembut ke saya sekalipun. Seringnya malah sumpah serapah."

"Setiap orang punya cara tersendiri untuk mengungkapkan rasa cinta. Rasa cinta tak melulu tentang perhatian dan kasih sayang yang tertuang dalam setiap tindak tanduk. Rasa cinta tak melulu diutarakan dengan menunjukkan sepaham, serasa, sepemikiran, dan apalah itu. Yang aku tahu, Cakra mencintai kamu dengan caranya sendiri. Tak perlulah rasa cintanya diumbar ke seluruh penjuru dunia. Ia ingin mencintai kamu dengan hatinya bukan dengan status yang akan terutarakan."

"Kamu tak kesal bila Cakra mencintai kekasihmu sendiri?"

"Kesal? Sedikit sih, tapi apa kita perlu menyalahkan seseorang karena mencintai orang yang salah? Ia tidak salah dengan perasaannya kepadamu, aku pun tak akan menyalahkan perasaannya. Lagipula, ia masih mempunyai hak untuk tetap memperjuangkanmu, pun dengan merebutmu dari status yang kita jalani ini. Ia berhak. Tapi aku tidak tahu, apa ia mampu untuk melakukan itu?"

"Aduh, By. Kenapa kamu seperti pria bermata biru laut itu sih.."

"Pria bermata biru laut?"

"Iya, mantan kekasih pura-pura saya. Ia yang membuat saya tak bisa untuk mencintai orang lain selain dirinya. Namanya seperti namamu, Abyan."

"Kamu tahu, Nad? Ini kebetulan yang luar biasa, Nadin dan Abyan. Nama itu...Kekasihku bernama Nadin, dan ia meninggalkanku. Dan sekarang ada Nadin lain di hidupku. Masa lalumu bernama Abyan, dan sekarang ada Abyan lain dalam hidupmu. Apa kau tak merasa ada yang aneh dari ini semua?"

"Aneh bagaimana?"

"Sudahlan, abaikan. Kita sudah sampai, lekas turun dan ingat satu hal."

"Apa?"

"Jangan pernah mencoba untuk mencari cogan lain selain diriku, okey?"

"Nggak ah, kamu bukan cogan. Pak Cakra itu baru cogan."

"Ooo, jadi gitu... Sekarang turun, ntar nggak aku jemput. Pulang jalan kaki saja nanti."

"Dih, minta tumpangan sama Pak Cakra kan bisa, hehe."

"Terserahlah."

"Haha, enggak enggak By, saya nggak akan cari cogan lain kok. Karena hati saya masih tetap untuk By."

By, pria bermata biru laut itu

Lanjutku dalam hati. Aku memang belum bisa melupakannya, berpaling pun hatiku enggan.

"I know, By yang kamu maksud pasti pria bermata biru laut itu kan?"

Aku mengangguk.

"Kamu nggak mau turun gitu, di sini terus dari tadi."

Serpihan Masa LaluTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang