Aku tak ingin kembali bersajak,
Sungguh,
Aku hanya menginginkan engkau kembali
Abyan-ku
Abyan, Abyan, Abyan, Abyan! Mengapa nama itu terus terngiang dalam hidupku? Segalanya terasa berat dan sakit,
Itu karena rindu.
Rindu yang tak berujung, sakit yang pilu. Ah, kau tahu Abyan... Sejak kau meninggalkanku di hari itu, sejak kau berkata bahwa aku tak boleh mencintaimu lagi, sejak kau berkata kau akan pergi dari hidupku, sejak kau melarangku untuk merindukanmu, sejak kau berkata jangan ingatlah dirimu, ada satu ruang di hatiku yang menolaknya. Aku tak sanggup untuk melepasmu. Abyan, sejak itu kamu berbeda, dingin. Tatapan mata biru lautmu itu seolah asing, semua yang ada di dalam dirimu saat itu... Aku tak mengenalinya. Sungguh.
Flashback
"Nadin, aku mencintaimu!" lelaki jangkung berkulit bersih itu berteriak lantang dari balkon kelas nya.
Semua orang menoleh terkecuali aku. Gila aja, dia berteriak seperti orang gila. Malu. Aku tak lantas menoleh ke arahnya berdiri, aku lari hingga tak dapat melihatnya kembali.
"Gila apa ya si By, kenapa dia seperti itu? Bukankah dia mencintai Dira? Ah, bukankah di sana tadi ada Dira? Kenapa ia berteriak seperti itu?" aku berkata pelan, kesal.
"Kamu kenapa lari!?"
Suara itu, By?
Kenapa aku mendengar suaranya? Apa ia mengejarku? Benar saja, belum sempat aku menoleh ia sudah meraih tangan kanannya dan menghadapkan tubuhku untuk dapat menatapnya.
Aku diam.
"Kenapa diam? Kenapa tadi kamu pergi, Nad?"
"Aku malu..."
"Kenapa harus malu?"
"Ya abisnya kamu teriak-teriak kaya gitu. Kan malu."
"Dih, normal kali Nad. Kalau yang bilang "Aku mencintaimu" tadi sesama cewek ya boleh kamu malu. Kan yang bilang kaya gitu, aku."
"Tapi kamu bohong... Aku nggak suka sama seorang pembohong kaya kamu."
"Aku nggak bohong, Nad. Aku mencintaimu."
"Tuh, sekarang saja kamu masih bohong. Kamu kan sukanya sama Dira, bukan sama aku! Tapi kenapa kamu bilang begitu dihadapan Dira? Kamu jangan mempermainkan hatiku, Abyan! Kamu jahat! Aku benci kamu!"
Aku melengang pergi dengan sedikit berlari. Menghindari tatapan indah Abyan.
"Hei, Nad! Tunggu!"
Lalu setelahnya, aku sudah tak mendengar panggilannya lagi. Rupanya aku sudah berlari cukup jauh, lelah rasanya. Nafasku tersengal kesal.
Abyan, aku sudah terlanjur jatuh terlalu dalam kepadamu. Hingga aku tidak mau mengakui kenyataan tentang kepura-puraan itu. Hingga aku tidak dapat menerima bahwa hatimu bukan untukku. Hingga kemudian aku ingin memilikimu seutuhnya, hanya untukku. Tapi aku sadar, itu mustahil. Hatimu bukan untukku, dan sampai kapanpun akan tetap begitu.
Kamu sepotong bulan, sedangkan aku adalah bau busuk yang menguar.
Aku lelah bila harus hidup dengan bayang-bayang dirimu, Abyan. Tak bisakah kau lenyap dari pikiranku? Tak bisakah kau enyah selamanya!? :(( Aku hanya ingin hidup tenang. Walau kau tak di sini, biarlah aku merasakan kedamaian. Aku harus benar-benar move on dari Abyan, harus! Toh, sekarang aku sudah punya By. Aku akan pelan-pelan membuka hati untuknya. Ah, tapi bagaimana dengan Pak Cakra? Apa aku harus mengabaikannya? Pasti sakit bila aku tak menerima Pak Cakra, itu sangat berat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Serpihan Masa Lalu
RomanceKenangan-kenangan buruk itu perlahan mulai gugur saat aku bisa menerima cintamu, Tuan... -Nadin, 2025.