Part 3 : Air mata Karen

3.2K 201 16
                                    

Karen yang masih bersedih karena mendengar kabar pertunangan Revan dengan wanita bernama Irene membuat Calvin khawatir akan sepupu kecilnya yang sudah ia anggap seperti adik baginya.

Calvin pun memanggil Revan untuk datang kekantornya siang itu dan di kantor itu juga sudah menanti Daniel dan Kennan. Mereka ingin menanyakan alasan Revan menerima pertunangannya dengan wanita bernama Irene tersebut.

Setelah jam makan siang tiba Revan pun datang kekantor Calvin dan di lobby utama, Revan pun melihat Karen yang berjalan dengan langkah lesu tanpa melihat kearah depan.

Revan memperhatikan Karen yang masih berjalan dengan menunduk dan akan menabrak pintu kaca di lobby utama.

Denagn cepat Revan sudah berdiri didepan pintu kaca yang akan di tabrak oleh Karen. Karen yang masih berjalan kearah pintu kaca dengan tatapan kosong terus melangkahkan kakinya tanpa menyadari kehadiran Revan. hingga akhirnya Karen menabrak dada bidang Revan, Karen pun terjungkal kebelakang dan jatuh terduduk.

"Aduh . . . . Sakit." Kata Karen yang mengusap bokongnya.

"Apa yang sedang kau pikirkan sampai tidak melihat kedepan ?" Tanya Revan datar.

Mata Karen membulat jantung nya berdebar kencang, Karen mendongakan kepalanya saat mendengar suara yang sangat ia kenali itu menyapanya, Hatinya senang sekaligus sakit melihat Revan kini ada dihadapannya.

"Arch-. . ." Kata Karen sambil menatap sendu kearah Revan.

"Kau baik-baik saja ?" Kata Revan mengulurkan tangannya untuk membantu Karen berdiri.

"Ak- . . . Aku baik-baik saja. Thanks Arch. . ." Kata Karen yang sudah berdiri tegak didepan Revan sambil menepuk roknya untuk membersihkan debu karena ia jatuh tadi.

"Ck. . . Seperti biasa tidak bisa kah kamu memanggilku seperti yang lain memanggilku Revan. Jangan Arch. . . " Kata Revan sambil berdecak kesal.

". . . . " Karen hanya terdiam dan tidak mengatakan apa pun diotaknya saat ini hanya satu yang ia pikirkan pertunangan Revan.

"Hei. . . Karen ? Kau baik-baik saja ?" Kata Revan sambil menggerakkan tangannya didepan wajah Karen yang melamun.

"Terjadi lagi. . . " Kata Revan mendesah pelan sambil tiba-tiba membopong tubuh Karen ala Bridal style.

"Kyaak. . . . Apa yang kau lakukan Arch. . ." Pekik Karen yang terkejut karena tiba-tiga saja tubuhnya terasa melayang.

"Jangan berteriak seperti itu, aku tidak tuli." Kata Revan datar sambil terus membopong tubuh Karen menuju Lift.

Karen pun yang memang dasarnya tidak semangat dan hanya ingin menenangkan dirinya karena laki-laki didepannya ini, ingin rasanya sejenak saja Karen merasakan perasaan nyaman di dalam dekapan Revan.

Karen menyerukan wajahnya didada bidang Revan dan menghirup dalam-dalam aroma maskulin dan mint milik Revan yang merupakan candu bagi Karen karena beberpa kali Revan sudah membopongnya dan Karen sangat hapal harum tubuh Revan.

Karen langsung mengalungkan kedua tangannya di leher Revan dia menyembunyikan wajahnya didada Revan dan ia pun menangis tertahan.

Revan yang tahu bahwa Karen sedang menangis pun hanya diam ia tidak jadi membawa Karen ke ruangan Calvin dan ia menuju ke lantai yang lain yang biasa digunakan untuk meeting, Revan sangat yakin jika ruangan tersebut akan kosong dan Karen bisa menenangkan dirinya di sana.

Setelah pintu lift terbuka Revan langsung membawa Karen kesalah satu ruang meeting yang kosong.

Memasuki ruang rapat itu Revan pun duduk sambil memangku tubuh Karen yang masih menempel padanya dan Karen pun belum juga menghentikan tangisannya.

Secret Love (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang