" Gue tau kalo Eza mantan lo karena tadi gue sempet nguping pembicaraan kalian. Kalo soal gue tau kalo lo alergi ikan tongkol, lo pernah cerita waktu kita makan bakso " ucap Egy menjelaskan
" Ooh iya gue inget " ucap ku seraya mengingat
" Tapi lo tadi gak di apa apain kan? Dan lo gapapa kan? " tanya Egy
" Gapapa kok gue, cuma tangan gue rada perih "
" Coba gue liat, " ucap Egy sambil melihat tanganku
" Udah biarin aja sih Gy, gue gapapa kok cuma perih sedikit aja karena tadi ditarik Eza doang kok " ujar ku tenang
" Sedikit lo bilang, ini merah lo Bell " ucap Egy sambil meniup tangan ku
" Udah lah Gy, jangan lebay deh lo " ucap ku
" Yaudah terserah lo lah nyonya keras kepala " ucap Egy sambil melepas tangan ku dan berlalu meninggalkan ku
" Dih marah, jangan marah dong gue kan emang gapapa. Sorry deh, makasih ya buat perhatian lo " ucap ku mengikuti Egy
" Yaudah, lo jadi tetep mau ikut gue atau enggak nih? " tanya Egy
" Jadilah, orang mau ketemu Army masa gak jadi " jawab ku sambil tersenyum
" Hari ini Army absen latihan, lo tetep mau ikut gue? "
" Yaah gak ada Army, dia emang kenapa absen Gy? " ucap ku balik bertanya
" Mau keluar kota katanya, gimana ikut gak? " tanya Egy memastikan
" Yaudah lah gue ikut daripada bete di rumah sendirian "
" Yaudah ayo " ajak Egy
" Bentar gue kunci rumah dulu " ucap ku
" Iya " ucap Egy sambil berlalu menuju motornya
Kami pun berangkat seperti biasa, berboncengan dengan motor ninja Egy.
" Lo emang dirumah sendirian? Tumben banget biasanya ada pembantu lo dan kemarin ada nyokap lo " tanya Egy
" Iya pembantu gue lagi pulang kampung, kalo nyokap cuma kemarin doang karena cuti aja dia ada dirumah " ucap ku
" Ooh gitu, nyokap lo masih sempet ambil cuti buat lo ya walaupun dia sibuk kerja? " tanya Egy
" Yaa gitu deh " jawab ku singkat
" Enak banget lo ya, punya nyokap masih perhatian. Sedangkan nyokap gue gak pernah ngeluangin waktu buat anak anaknya " ujar Egy
" Yaaa setidaknya masih ada bokap lo kan yang masih perhatian? " tanya ku
" Iya emang lebih perhatian bokap, tapi itu juga jarang banget. " ucap Egy
" Gy, gue juga pernah ngerasain hal yang sama kayak lo kok. Ini gue juga baru bisa berdamai dengan bokap nyokap kemarin. Lo salah kalo ngerasa mereka gak perhatian Gy, mereka itu sebenarnya sayang banget sama kita. Tapi cuma cara ngukapinnya aja bukan lewat perhatian, tapi lewat materi mungkin. Kayak yang selama ini gue rasain " ucap ku seraya memegang punggung Egy
" Iya mungkin lo bener Bell, maaf ya gue jadi malah curhat " ucap Egy
" Yaelah santai aja kali Gy, kayak orang baru kenal gue lo. Btw lo punya saudara atau lo anak
tunggal? " tanya ku" Gue tiga bersaudara, tapi abang gue kuliah di luar negeri. Jadi gue kalo dirumah cuma berdua sama adek gue yang paling kecil dan pembantu " jawab Egy
" Waah, jadi lo punya adek? Cewek atau cowok? Umur berapa tahun? " tanya ku antusias
" Cewek baru kelas satu SD, dia juga orang yang paling gue sayang. Karena dia juga gue jadi lebih berpikiran positif sama orang tua gue. Kalo lo juga punya saudara? " tanya Egy
" Gue punya kakak perempuan tapi kita jarang ketemu dan ngobrol karena dia sibuk kerja "
" Yaelah emang ngobrol harus tatapan muka? Kan sekarang ada teknologi yang namanya HP, lo bisa kan vidcall sama dia " saran Egy
" Gue gak mau, dan gue juga gak pernah ngabisin waktu bareng dia " jawab ku
" Lo bohong Bell, kalo lo bilang gak pernah ngabisin waktu bareng dia. Pasti lo ada rasa rindu saat saat lo kecil main bareng dia, atau waktu remaja lo curhat bareng dia. Gue aja yang cowok ada rasa itu, apalagi lo cewek kan pasti lebih sensitif " ucap Egy dengan tegas
" Gue gue gak pernah rindu hal apapun tentang dia " jawab ku lebih tegas
" Terserah lo lah Bell, emang sikap keras kepala lo gak berubah juga "
Kami berbincang tanpa terasa kami telah sampai di GBK. Seperti biasa, Egy langsung mengganti bajunya dan berlatih. Setelah itu dia langsung berlatih seperti biasanya. Saat Egy berlatih aku memperhatikan dia dari kejauhan, ternyata dia lebih pandai bermain bola daripada Army. Saat sesi latihan selesai, aku memberi dia minum.
" Nih minum " ucapku sambil memberikan minum
" Thanks Bell "
" Ya, ooh ya Gy ternyata lo jago juga ya main bola. Lebih jago dari Army malah " ucap ku kagum
" Biasa aja kali Bell, lo cuma baru merhatiin gue aja. Karena kan lo tiap kesini merhatiinnya Army muluu kayak gak ada cowok lain aja yang ganteng, gue contoh nya " ucap Egy dengan pede nya
" Idih pede banget sih lo, nyesel gue muji lo. Btw lo latihan setiap hari? " tanya ku
" Iya " jawab Egy singkat
" Emang lo pulang kuliah jam berapa deh? Gue aja pulang kuliah jam 4 sama kayak lo baru mulai latihan. Emang keburu apa? "
" Gue aja gak kuliah deh, belom ada niat buat kuliah " ucap Egy enteng
" Lo serius gak kuliah? Emang kenapa? " tanya ku kepo
" Kepo banget lo " jawab Egy
" Iih nyebelin banget sih " ucap ku kesal
" Enggak mau aja, gue cuma mau fokus buat lolos seleksi timnas. Kalo bisa gue juga mau timnas ke piala dunia " ucap Egy penuh semangat
" Waw boleh juga cita cita lo, emang seleksi timnas kapan? " tanya ku
" Tiga bulan lagi, btw doain gue ya Bell "
" Pasti kok Gy, gue yakin banget pasti lo bakal lolos " ucap ku penuh keyakinan
Saat kami sedang berbincang, teman satu klub Egy datang menghampiri kami.
" Bell, Gy sering banget berduan. Kapan nih ngeresmiin hubungan nya? " goda Willy
" Apaan sih lo Will, gue sama Bella cuma temen biasa. Iya kan Bell? " tanya Egy
" Iya Will, gue sama Egy cuma temen doang kok " jawab ku
" Gy, kalo lo lama gue aja nih yang nembak. Hahahaha " canda Rafi
" Bisa aja lo Fi, emang Bella mau sama cowok playboy cap kapak kayak lo " ucap Egy
" Sialan lo Gy " ujar Rafi
" Hahahahahaha " tawa ku dan Willy
KAMU SEDANG MEMBACA
Dia Sahabat atau Dia Cinta
Teen FictionTerkadang hal yang kita benci tidak selamanya kita membenci itu, dan sebaliknya. Seperti saat aku bertemu Egy aku sangat membencinya. Karena pada saat itu, dia yang tidak aku kenal mengambil HP ku dengan paksa. Bahkan dia berani untuk menyuruh ku...