20

784 102 10
                                    

Eunbi's POV

Apa jatuh cinta bisa sehebat ini? Apa memiliki kekasih selalu terasa membahagiakan seperti ini? Seragam yang kukenakan masih sama, jalan yang ku lalui juga tidak berubah, hanya musim yang sedikit berubah, namun entahlah, semua terasa berbeda.

Angin musim semi telah berhembus di Korea. Ringan, sejuk, dan menyegarkan. Setiap pagi terlihat menjadi lebih indah sejak aku bersamanya. Menjalin kasih antara pria dan wanita. Saling mencintai dan menjaga satu sama lain. Saling mengingatkan dan menegur. Saling memeluk dan mencium. Ups! Tampaknya yang terakhir adalah yang terbaik dari kata "sepasang kekasih".

Aku masih bergelut dengan bayangan diriku di cermin. Menyisir rambutku dengan senyum mengembang. Entahlah, sudah ku bilang bukan, rutinitas yang kulakukan tetaplah sama, namun hati ini yang berbeda. Aku selalu merasa setiap pagi adalah awal dari hari baruku yang bahagia. Hariku bersamanya. Bersama kekasihku. Kim Tae Hyung.

Ting tong!

"Eoh? Siapa itu? Taehyung kah?"

Aku sedikit berlari menuju pintu untuk membuka pintu. Tumben sekali ia datang sepagi ini.

Cklek!

Jihoon's POV

"Jihoon oppa?" Eunbi membuka pintunya lebih lebar dan aku segera masuk ke dalam apartemennya. 

"Sedang apa? Aku mengganggu?"

"Tidak. Aku hanya sedang menyisir rambutku tadi."

Aku meletakkan tas ku di atas sofa yang biasa kami tempati untuk belajar lalu duduk di sana.

"Kenapa oppa datang sepagi ini? Kau juga tidak menghubungi ku terlebih dahulu." Eunbi ikut duduk disampingku.

"Hanya ingin saja. Hehehe."

"Uhh dasar! Ada apa? Jangan membohongiku oppa. Aku tau hanya dengan melihat matamu. Kau menyembunyikan sesuatu bukan??"

'Tidak. Kau tidak tau.'

"Apa yang kau bicarakan? Sok tau sekali!" aku mengusak pucuk kepalanya gemas. Eunbi menutup matanya. Ia selalu begitu saat aku melakukan ini. Saat aku mengangkat tanganku ia membuka matanya kembali.

"Oppa.."

"Hm?"

"Kau tau bukan perasaanku?" Mulai dari sini, bom di jantungku mulai menghitung mundur.

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 

Author's POV

"Kau kenapa? Seharian ini diam saja." tanya Yuna setelah menyeruput jus jeruk yang baru saja ia beli di Cafetaria.

"Yuna-ya.."

"Hm? Ada apa? Kau bisa  menceritakannya padaku Bi.'"

Eunbi masih saja menatap kosong meja di depannya. Dan perlahan matanya membentuk sebuah genangan.

"Bi ada apa? Jangan menangis!" Yuna menggeser kursinya lebih dekat lalu merangkul pundak sahabatnya. Tak butuh waktu lama, akhirnya tangis pecah di pelukan sang sahabat. Untung saja kelas sedang sepi karena semua orang memang telah keluar dari kelas sejak bel istirahat berbunyi, termasuk Taehyung. Sepasang kekasih itu pagi tadi terlihat sedang terlibat percekcokan. 

"Tenangkan dirimu. Aku siap mendengarkanmu Bi.." Yuna mengelus lengan Eunbi pelan.

"Hiks. Yuna-ya.. Antar aku pulang. Tolong.." Entah mengapa hati Yuna nyeri mendengar suara Eunbi yang diselingi isakan tangis.

"Iya. Aku akan mengantarmu nanti."

"Sekarang. Aku ingin pulang sekarang."

Yuna sontak menatap Eunbi yang kini tengah memohon padanya dengan wajah membengkak. Eunbi jarang menangis, namun sekalinya menangis barang sebentar saja wajahnya akan langsung memerah dan membengkak.

IQ Doesn't Mean Anything! ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang