Penuh Kejutan

526 68 25
                                    

Aku dan Lina saling berpandangan dan merasa bingung dengan ucapan bang Deon, Jono ku Jonathan?

“Dia pacarnya Chika”

Aku dapat melihat jelas raut wajah terkejut bang Deon, entah terkejut karena apa tapi aku merasa bang Deon tidak nyaman berada di dekat Jono bahkan dia sudah berpidah ke sebelah Lina bukannkah mereka teman lama ?

“Oh oke, kayanya gua harus masuk dulu Jo banyak yang mesti gua urus duluan ya, ayo Lin. Chik lo ikut masuk?”

“gua langsung balik bang”

“oke hati-hati

Hati-hati, kata itu terus menempel diotakku bahkan sampai aku tiba di depan rumah. Sedari tadi aku hanya diam dan mencoba mencerna semuanya tapi otakku yang jarang terpakai ini susah sekali digunakan berfikir.

“Chika”

Ku angkat kepalaku dan melihat Jono memasang wajah khawatir

“kamu baik-baik saja?”

“baik ko cuman kecapean karena tadi bantu-bantu Lina”

Jono mengangguk lalu menatapku seperti menungguku menanyakan sesuatu

“nama kamu Jonathan?”

Dia menatapku lama lalu mengangguk

“kenapa gak pernah bilang?”

“dulu sempat ingin kasih tau tapi rasanya gak begitu penting jadi ak-“

“Ga penting? Ya ampun kita udah pacaran lebih dari sebulan dan bahkan aku ga tau nama asli kamu”

Ucapku frustasi karena hal mendasar seperti nama saja aku tidak mengetahuinya

“maaf tapi karena aku merasa kamu nyaman memanggil aku Jono jadi aku ga mempermasalahkannya Chika”

Suaranya yang lirih membuat aku tersadar bahwa tidak seharunya aku berkata keras padanya karena ini bukan sepenuhnya salah Jono

“jadi sekarang aku harus panggil kamu Jo atau Jonathan?”

Dia menggeleng

“kalau kamu suka panggil aku Jono cukup panggil itu”

Senyum tipisnya membuat amarahku menguap seketika walau jujur aku merasa banyak hal yang Jono masih sembunyikan tapi kesederhanaannya membuat aku berkali-kali jatuh cinta.

“kalau aku mau panggil sayang gimana?”

Penyakit malu-malunya tiba-tiba kambuh dan menyebabkan rona merah sudah menjalar dipipinya

“itu lebih bagus”

Gumamnya yang masih bisa kudengar, kalian lihat kan bagaiamna aku bisa marah dengan laki-laki yang menggemaskan macam kembang desa begini.

“Terus soal ucapan bang Deon tadi, apa bener kamu temen lamanya?”

Dia terdiam sejenak lalu mengangguk

“temen apa ? temen main ? temen nongkrong ? temen bimbel ? temen tapi mesra ?”

“dulu kita satu band”

Band ? Jono anak Band ? Ko sulit dipercaya, bukan bermaksud merendahkan rapi penampilan Jono yang terlalu apa adanya membuatku sedikit ragu walau harus ku akui kemampuan Jono bermain gitar diatas rata-rata dan membuatku terpesona tapi aku tidak menyangka dia benar-benar seorang anak Band.

“terus?”

“semenjak Deon kuliah di Bandung kita sudah jarang ketemu”

Aku mengangguk mengerti, tapi yang aku ingin tanyakan adalah kenapa bang Deon berkata seolah-olah Jono itu berbahaya?

Gara - Gara JonoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang