Aku Harus Bagaimana

473 68 23
                                    

Aku tidak pernah punya asma atau penyakit paru-paru lainnya tapi kenapa dadaku terasa nyeri dan sesak ? Bahkan rasanya sekarang aku seperti separuh sadar. Siapapun tolong aku untuk memastikan pemandangan di depanku itu hanya khayalan semata atau memang benar adanya. Jono yang baru saja melepas helm dan jaket hitamnya berdiri di sana dengan kacamata model terbaru berframe hitam yang bertengger manis di hidung mancungnya, seragam yang pas di tubuh jangkungnya, dan Marsha yang tersenyum penuh arti disebelahnya.

Marsha ?

Perempuan itu ?

Kenapa ?

Dengan langkah cepat aku berjalan ke arah Jono tanpa memperdulikan teriakan Abram yang memanggil-manggil namaku atau wajah Marsha yang kebingungan dan wajah Jono yang terkejut.

Tepat di depan Jono aku langsung memeluknya, menumpahkan semua perasaan rinduku, bahkan dengan rakus ku hirup terus aroma tubuh Jono yang harum seperti biasanya.

"Kamu kemana aja? Aku kangen"

Tubuh Jono yang hangat terasa sedikit kaku, perasaan kosong meliputi ku saat Jono tidak membalas pelukanku.

"Kenapa?"

Ku tatap matanya yang tidak melihatku bahkan ia membuang wajahnya. Belum sempat aku mencerna ekspresi Jono tiba-tiba tanganku di tarik dan pelukanku pun terlepas.

"Jangan sembarangan peluk lo!"

Aku menatap Marsha yang terlihat sinis bahkan wajahnya memerah seperti menahan kesal.

"Dia pacar gua"

Ucapku lantang sambil membalas tatapan Marsha yang merendahkanku.

"Ga usah ngaku-ngaku!"

Aku cukup kaget karena Marsha berteriak di depanku dan mendorong tubuhku cukup kuat untung saja ada Abram yang menahanku.

"Marsha kenapa lo dorong-dorong Chika?!"

Aku bisa merasakan nada bicara Abram sedikit meninggi dan membuat Marsha agak ketakutan.

"Dia ngaku-ngaku pacarnya Jonathan gimana gua ga marah"

"gua ga ngaku-ngaku"

Rasanya aku menyesal pernah tersenyum pada Medusa ini, kalau bisa aku ingin menombak kepalanya sekarang juga.

"Ga usah pake teriak-teriak kalian ga malu diliatin sama orang-orang"

Aku tidak perduli dengan orang-orang yang menatap kami ingin tau bahkan beberapa guru mendekat ke arah kami tapi tidak dengan Marsha yang sepertinya masih punya sedikit malu dan mendekat ke arah Jono untuk mencari perlindungan.

"Lo ga usah deket-deket Jono"

Abram berusaha menahanku yang ingin menjambak rambut Marsha dan alhasil hanya angin yang dapat kugenggam.

"Lo yang jangan deket-deket Jonathan dasar miskin"

Plak..

Tamparan manusia kejam ini sangat perih saat mendarat di pipi kananku, bahkan membuat aku jatuh begitu saja.

"Marsha!"

Tanpa memperdulikan bentakan Abram dengan sekuat tenaga aku maju ke hadapannya dan berusaha menampar baliknya.

"Stop"

Aku terdiam sambil menatap tanganku yang melayang di udara ditahan oleh Jono. Saat menatap matanya aku seperti tidak berdaya, dadaku terasa sesak, dan air mata mulai terkumpul di mataku

"Jangan sakiti dia"

Air mataku jatuh begitu saja tanpa permisi seperti terlalu sakit untuk ditahan lagi, sungguh aku seperti tidak mengenal kekasihku saat ini.

Gara - Gara JonoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang