Sinb dan Eunha sedang mengerjakan tugas dari guru atau lebih tepatnya Eunha yang mengerjakan dan Sinb hanya menconteknya,gadis itu hanya menumpukan tangannya ke dagu dan memperhatikan Eunha yang sedang sibuk mencari-cari rumus.Melihat angka-angka itu saja sudah membuat Sinb pusing.Sebenarnya Sinb tidak terlalu bodoh dalam pelajaran, hanya saja dia sangat malas untuk belajar. Dia lebih suka berlatih dance berjam-jam dari pada harus duduk manis sambil menatap buku, menurutnya itu benar-benar membosankan.
~
Saat jam istirahat Sinb melihat Taeyong yang sedang berlatih basket dan Sinb dengan gerakan cepat langsung pergi ke kantin untuk membeli minuman.Bahkan sesekali dia mendorong siswa lain yang sempat menghalangi jalannya dan membuat dia menjadi bahan pembicaraan, tapi bukan Sinb namannya jika dia meladeni ocehan teman sekolahnya.
Saat kembali ke lapangan Taeyong baru saja selesai latihan.Bahkan dari jauh saja Sinb sudah berdebar saat melihat Taeyong sedang duduk sambil melepas penat."Taeyong ah ini." ucap Sinb sambil memberikan botol minuman,tidak seperti biasanya dia mengambil minuman yang Sinb berikan.Senyum Sinb mengembang saat Taeyong meneguk minumannya, untuk pertama kalinya pemberiannya tidak berakhir di tong sampah.
"Apa kau lelah, apa kau mau aku mengelap keringatmu? " tanya Sinb sambil tersenyum.Sedangkan Taeyong hanya menatap Sinb sinis, sepertinya ia baru saja melakukan kesalahan karena menerima pemberian dari gadis itu.Pasti gadis itu sedang besar kepala sekarang.
"Jangan mimpi kau bisa menyentuhku."Taeyong menjawab dengan nada dinginnya.
"Araseo aku hanya ingin membantumu." ucap Sinb, tatapan gadis itu tidak lepas dari sosok yang berada di hadapannya, seseorang yang mampu membuat Sinb berada di ambang kegelisahan, seseorang yang selalu mengganggu pikirannya,seseorang yang bisa membuat Sinb merasakan senang dan sakit dalam waktu bersamaan, hanya Lee Taeyong yang mampu membuat Sinb terlihat seperti orang bodoh.
Sinb bahkan membiarkan harga dirinya di injak-injak dan di permalukan hanya demi seorang Lee Taeyong.
Walaupun dia harus jatuh berkali-kali, dia akan tetap bangun. Walaupun dia selalu jadi pihak yang tersakiti bukan berarti itu menjadi alasan Sinb untuk menyerah.Karena sekarang hidup Sinb berporos pada Taeyong, walaupun dia tau semakin lama dia bertahan pada perasaanya maka semakin lama pula dia harus terluka.Tapi kita lihat saja seberapa jauh gadis keras kepala itu akan bertahan.
Taeyong beranjak dari duduknya dan pergi keluar lapangan,Sinb ikut beranjak dan mengikutinya. Dia manatap punggung Taeyong yang semakin jauh di depannya.
Hingga akhirnya langkahnya terhenti saat Taeyong menatapnya tajam. Sinb masih enggan untuk bergerak, kakinya seperti terkena lem. Bahkan tatapan tajam pria itu tidak membuat nyalinya ciut."Apa kau akan mengikutiku berganti pakaian juga? "Pertanyaan Taeyong membuat Sinb tersenyum kemudian gadis itu menggelengkan kepalanya.
"Sinbi ya kau di panggil Jung saem. "Sinb yang merasa di panggil langsung mengalihkan pandangannya. Eunha yang baru saja meneriakinya.
"Aishh aku pasti di suruh mengikuti ulangan susulan."Sinb menggerutu kesal, itu artinya dia harus menyiapkan otaknya untuk mengarang.
"Sepertinya,cepat kesana nanti kau kena marah." ucap Eunha membuat Sinb langsung pergi menuju ruangan Jung saem.
~
Sinb masih sibuk menggerutu di sepanjang koridor, bahkan gadis itu tidak sadar bahwa keadaan sekolah sudah sangat sepi.
Sinb benar-benar kesal dengan Jung saem yang menyuruhnya untuk mengerjakan ulangan susulan sampai waktunya selesai, Sinb tidak di izinkan pulang dulu padahal 15 menit mengerjakan gadis itu sudah selesai, walaupun jawabannya ngarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay With You
FanfictionBahkan di saat kebohongan sudah terungkap aku masih mencintaimu. Terkadang otak kita menyuruh kita untuk bertahan. Tetapi ketika hati kita yang menyuruh untuk menyerah di saat itulah aku benar-benar menyerah. Karena semua manusia punya batas kesaba...