Part 10

428 54 3
                                    

Sinbi pov

Setelah jimin pulang aku langsung membuka buku paket matematika ku.

Ini memang harus di paksakan karena jika tidak sampai ulangan dimulai pun aku tidak akan belajar.

Setelah membaca tidak ada satupun rumus yang masuk di otakku.

"Ah molla." ucapku kesal. Masa iya aku harus meminta tolong pada Taeyong .

"Eoh anak eomma rajin sekali sedang belajar eoh." ucap eommaku yang tiba-tiba datang dan dia membawakanku susu dan cemilan.

"Belajarlah yang rajin sayang eomma bawakan ini, jangan terlalu malam juga tidurnya arachi" ucapnya sambil mencubut hidungku.

"Nde eomma gomawo." ucapku lalu eommaku keluar dari kamarku. Mana mungkin aku mengecewakan eommaku lagi.

***

Hari ini aku sudah membulatkan tekadku untuk meminta tolong pada Taeyong . Saat berjalan menuju kelas aku tidak sengaja berpapasan dengan Jaehyun .

"Eoh Sinb. " dia menyapaku.

"Jaehyun ah kau dari mana bukankah kelasmu disana?" tanyaku karena dia berjalan dari arah kelasku.

"Ah aku habis menemui Eunha soalnya akan ada tes vocal besok." ucapnya.

"Ah begitu." ucapku mengangguk paham.

Lalu aku melihat Taeyong berjalan melewatiku dan Jaehyun .

"Taeyong ah" aku memanggilnya tapi dia berjalan tanpa menghiraukan ucapanku.

"Jaehyun ah aku ada urusan anyeong." ucapku lalu aku mengejar Taeyong .

"Yaa Lee Taeyong!" ucapku sambil menahan tangannya. Setelah dia berhenti aku langsung melepaskan tanganku dari tangannya.

"Wae?" tanyanya.

"Apa kau ada waktu sepulang sekolah?" tanyaku.

"Wae? " tanyanya lagi.

"Minggu depan kelasku akan ada ulangan matematika dan aku belum memahami materinnya." ucapku.

"Aku ada latihan basket jika kau mau kau bisa menungguku." ucapnya lalu pergi dari hadapanku.

"Sepertinya aku tarik ucapanku bahwa dia sudah berubah... ck dia masih sama seperti Lee Taeyong yang dulu." gerutuku kesal.

Aku langsung berbalik arah menuju kelasku.

***

Sepulang sekolah Eunha mengajakku untuk nonton drakor tapi dengan berat hati aku menolaknya karena aku harus berjuang demi nilaiku.

Akhirnya aku menunggu Taeyong yang sedang latihan basket, banyak yeoja disana yang sedang berteriak menyemangati tim basket.

Aku lebih memilih memasang earphone dan mendengarkan musik sambil menatap lurus kedepan.

Setelah lama menunggu Taeyong latihan akhirnya selesai juga dan dia langasung menuju ke arahku dan mengelap keringatnya.

Aku jadi ingat dulu aku selalu membawakan minuman untuk Taeyong, ya walupun harus berakhir di tong sampah.

Aku mendengar yeoja-yeoja di sana saling berbisik.

"Apakah mereka balikan?"

"Molla tapi kan Taeyong sunbae tidak menyukainnya dia memacari Sinb hanya untuk mainan. "

Aku berdecak setelah mendengar percakapan mereka, mereka berbicara seolah tidak ada aku disini.

"Aku tunggu di parkiran." ucapku lalu aku berjalan keluar lapangan basket.

Sepanjang jalan kami hanya diam dan di temani musik yang di putar di mobil Taeyong .

Kami sampai di sebuah apartemen mewah dan aku yakin Taeyong tinggal disini.

"Ayo masuk." ucapnya dan aku hanya mengikutinya dari belakang.

Heol... bahkan apartemennya lebih besar dari rumahku.

"Duduklah aku akan mandi dulu" ucapnya. Aku hanya mengangguk dan kemudian duduk di sofa.

Setelah lama menunggu akhirnya Taeyong keluar dari kamarnya  dan dia hanya memakai kaos tipis dan celana pendek tapi dia tetap terlihat tampan.

"Apa kau tidak lapar? " tanyanya.

Ck tentu saja lapar aku bahkan belum menyentuh makanan dari istirahat.

Aku langsung berjalan menuju dapurnya.
"Apa kau punya ramen? " tanyaku. Diapun langsung membuka kulkasnya.

"Bolehkah aku memasak ramen" tanyaku.

"Masak saja." ucapnya.

Aku memasak dua ramen, untukku dan Taeyong. Setelah selesai aku mrmbawanya ke ruang tengah karena Taeyong yang memintanya.

"Kenapa kau tinggal di apartemen? " tanyaku. Dia hanya diam mungkin itu urusan pribadinya jadi aku kembali diam dan melanjutkan makanku.

Setelah selesai aku beranjak dari dudukku.
" Aku akan mencuci piring dulu,setelah itu kita belajar." ucapku lalu aku membawa cucian piring ke dapur dan mencucinya.

Akhirnya aku sampai pada tujuanku yaitu belajar setelah penantian yang panjang.

Aku memperhatikan Taeyong yang sedang menjelaskan rumus matematika padaku tapi aku benar-benar tidak fokus rasannya mataku benar-benar mengantuk mungkin efek lelah dan kenyang.

"Apa kau mengerti Sinb?" suara itu membuatku langsung membuka mataku lebar.

"Eoh." aku bahkan tidak terlalu jelas mendengar perkataan Taeyong .

"Kalau begitu kerjakan sepuluh soal ini dan harus benar." ucapnya lagi.

"Yaa ini banyak sekali!" omelku.

"Memangnya jika ulangan gurumu hanya akan memberimu satu soal, tidak kan?"ucapnya membuatku kesal. Lalu dia berjalan ke kamarnya, aku hanay bisa mengeluarkan sumpah serapahku. Dia benar-benar menyebalkan.

"Aku bahkan tidak mengerti satupun aishhh." ucapku kesal.

Taeyong pov

Aku keluar dari kamarku dan berniat mengecek pekerjaan Sinb tapi pemandanganpertama yang aku lihat Sinb sudah tertidur pulas. Aku hanya tersenyum kecil lalu menghampirinya.

"Ck bahkan tidak satu soalpun yang dia kerjakan. "ucapku setelah melihat buku Sinb yang masih bersih.

Lalu aku menggendongnya dan membawannya ke kamarku tidak lupa aku mengabari ibunya supaya tidak khawatir.

"Jalgayo" ucapku lalu mengelus puncak kepalannya.

"Setidaknaya biarkan aku yang mengejarmu sekarang." Lalu aku mencium keningnya.

Anyeong chingu maaf baru up part ini karena dr kemarin ada kendala jadi baru up..... adakah yang masih menunggu kelanjutan cerita ini..?

Vote and coment juseyo

Hl

Stay With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang