Part 13

332 33 1
                                    

Baru saja  Sinb melangkahkan  kakinya di koridor sekolah dan dia sudah di suguhkan pemandangan yang membuat moodnya benar-benar buruk. Siapa lagi kalau bukan Seulgi dan Taeyong. Mereka berjalan berlawanan arah dengan Sinb membuat mereka mau tidak mau harus berpapasan.

Sinb berjalan tanpa menghiraukan mereka tapi tiba-tiba Seulgi menjegal kakinya membuat Sinb terjatuh.

"Aww." Sinb merintih saat lututnya mencium lantai, sedangkan Seulgi hanya menatapnya sinis.

Taeyong dengan cepat membantu Sinb berdiri membuat Seulgi kesal setengah mati. "Gwenchana?" Tanyanya sambil membantu Sinb berdiri.

"Lepas aku tidak butuh bantuanmu." Ucap Sinb sambil berjalan menjauhi mereka. Taeyong yang melihat Sinb berjalan  dengan kaki pincangnya dengan cepat dia menggendong Sinb dari belakang.

"Yaa Lee Taeyong apa yang kau lakukan?!" Sinb terus memberontak. Taeyong hanya diam dan membawa gadis itu ke uks. Sedangkan Seulgi hanya bisa diam menahan rasa marahnya.

Taeyong menurunkan Sinb di ranjang uks. "Kakimu perlu di obati Sinb, padahal luka di kakimu belum sembuh tapi sudah bertambah lagi." Ucap Taeyong membuat Sinb diam.

"Sudahlah Taeyong, nanti juga sembuh sendiri." Ucap Sinb.

"Kau ini keras kepala sekali bagaimana kalau semakin parah." Taeyong menaikan nada bicaranya.

"Apa pedulimu, kau terus memaksa untuk mengobati kakiku lalu bagaimana dengan hatiku, apa kau mau mengobatinya juga?" Ucapan Sinb membuat Taeyong diam.

"Berhentilah bersikap sok peduli denganku karena kau tidak akan pernah bisa menyembuhkan lukaku." Ucap Sinb lalu dia pergi meninggalkan Taeyong yang masih terdiam,dia mencoba mencerna kata-kata Sinb yang memang benar adanya.

***

Sinb masih tidak bergeming dari tempatnya sekarang, dia sedang duduk di atap sekolah. Tidak biasanya Sinb datang ke tempat ini karena biasanya perpustakaan lah yang menjadi tempatnya untuk menenangkan diri. Semakin hari Sinb semakin di buat bingung dengan sikap Taeyong.

Taeyong sendiri yang menciptakan permainan dengan hati Sinb sebagai sasaranya, dan sekarang dia sudah berhasil memenangkan permainan yang dia buat sendiri bahkan dia sudah berhasil membuat gadis itu menjauh tapi apakah dia belum puas hingga dia terus mendekati Sinb seolah-olah dia tidak punya salah.

Sinb melirik jam tangannya dan mendengus kesal, sebentar lagi bel masuk akan berbunyi dan dengan berat hati Sinb harus kembali ke kelasnya dan mengikuti pelajaran yang sangat membosankan menurutnya.

***

Malam ini Sinb merengek seperti anak kecil saat tau Jaena akan pergi menemui temannya, dia memaksa ikut padahal ibunya sudah melarangnya. Sinb tetaplah Sinb si gadis keras kepala yang keinginanya harus di turuti.

"Kau boleh ikut tapi jangan mengomel jika lama." Ucap Jaena yang di balas anggukan oleh gadis itu.

Setelah berpamitan akhirnya kedua gadis itu pergi menggunakan taxi menuju sebuah restoran. Jaena memiliki janji dengan temannya untuk membicarakan masalah pekerjaan. Temannya menawarkan Jaena untuk bekerja di perusahaan Lee Corp, berhubung Jaena juga sedang butuh pekerjaan akhirnya dia dengan senang hati untuk bertemu temannya itu.

Sinb dan Jaena sungguh tidka menyangka jika temannya mengajaknya bertemu di restoran mewah seperti ini. Mereka memilih bangku yang cukup dekat dengan jendela sehingga Jaena bisa melihat kedatangan Yerin temannya.

"Eonnie temanmu sepertinya anak orang kaya." Ucap Sinb, gadis itu tidak henti-hentinya memuja keindahan eestoran yang tentu saja baru pernah ia masuki seunur hidupnya.

"Dia bekerja di lee Corp tentu saja dia kaya." Ucap Jaena.

Sudah hampir setengaj jam mereka menunggu kedatangan Yerin tapi batang hidung gadis itu tidka juga terlihat. Bahkan Sinb sampai menidurkan kepalannya di meja membuat Jaena sedikit malu dengan kelakuan Sinb.

"Eonnie aku akan ke toilet dulu ya." Ucap Sinb lalu berjalan begitu saja tanpa menghiraukan jawaban dari Jaena.

Sinb bertanya pada seorang pelayan di mana letak toilet karena restoran ini begitu besar membuatnya bingung. Setelah bertanya dia segera berjalan menuju toilet karena dia sudah tidka tahan ingin buang air kecil.

Setelah beberapa menit gadis itu keluar dari kamar mandi dan terlihat sedang berfikir. "Tadi arahnya kemana ya kanan atau kiri, kenapa tempatnya terlihat sama." Sinb menggerutu kesal. Kalau sudha seperti ini bagaimana caranya dia kembalu ke tempat Jaena tadi.

Sinb mencari-cari ponselnya di saku dan sialnya karena terburu-buru tadi dia meninggalkannya di meja. Dengan sesikit ingatannya tentang arah tadi Sinb segera berbelok ke arah kanan dan terus lurus hingga akhirnya mentok.

"Aku pasti salah jalan." Uacapnya lagi lalu dia segera berbalik dan tiba-tiba sebuah pintu ruangan terbuka dan betapa terkejutnya Sinb saat melihat Taeyong berdiri di sana. Dengan memakai jas dia terlihat sangat tampan membuat Sinb diam seribu bahasa.

"Lee Taeyong kami belum selesai bicara." Suara itu menyadarkan lamunan Sinb tentang Taeyong.

Tiba-tiba Taeyong menggenggam tangan Sinb membuat gadis itu terkejut, setelahnya Sinb memandang Taeyong dengan tatapan bertanya. "Aku hanya ingin menjemput kekasihku tapi dia sudah berada di sini ternyata." Ucapan Taeyong membuat Sinb membelakakan matanya.

Sinb mencoba meronta melepaskan genggaman tangan Taeyong yang terlampau kuat hingga akhirnya dia pasrah.

"Aku harus pergi dengannya." Setelah mengucapkan kalimat itu Taeyong menyeret Sinb untuk mengikuti langkahnya. Sinb hanya membungkuk sopan pada wanita paruh baya  yang masih berdiri di ambang pintu.

"Yaa lee Taeyong tanganku sakit, lepaskan." Omel Sinb membuat Taeyong melepaskan genggaman tangannya.

"Sudah aku bilang aku bukan kekasihmu." Ucap Sinb sambil memegangu tangannya yang memerah akibat kelakuan Taeyong.

"Kau masih kekasihku dan sampai kapanpun akan tetap seperti itu." Setelah berkata seperti itu Taeyong pergi begitu saja membuat Sinb mengeluarkan sumpah serapahnya.

"Lee Taeyong menyebalkan, dia fikir dia siapa." Sinb menghela nafas karena emosinya yang memuncak akibat perlakuan Taeyong tadi.

Mempermainkan perasaan orang seenaknya, Sinb juga punya perasaan walaupun gadis itu terlihat kuat di luar tapi percayalah perasaan wanita itu lembut dan mudah sekali rapuh. Sinb tidak ingin lagi terjatuh dalam lubang yang sama. Dia sudah lelah dan tidak mau ikut campur dalam permainan Taeyong lagi.


Anyeong yorobun, maaf karena baru sempat update lagi soalnya untuk part ini aku udah selesai nulis dan tinggal di publish cuma setengah partnya itu ternyata ngga kesimpen dan akhirnya aku harus menulis ulang. Dan baru sempet publish sekarang. Jangan lupa vite and coment ya💕

Jangan lupa mamoir ke work aku yang terbaru judulnya IDOL di jamin seru. Jangan sampai ketinggalan yorobun.

Hl

Stay With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang