3. Paksaan

667 169 140
                                        

Dasar cowok NYEBELIIIINNN........

Lina melangkahkan kakinya mendekat ke arah Rizky tepatnya di hadapan muka Rizky. "Awas aja nanti gue bakal balas semua perbuatan lo ini. Kali ini lo boleh menang inget kata-kata gue. Dasar cowok nyebelin."ucap lina ketus. Lina langsung berjalan ke tempat duduknya setelah mengancam Rizky. Ia tidak akan tinggal diam kalo ada seseorang yang menjantuhkan harga dirinya.

" Hey, lo nggk apa-apa?" kaki lo ada yang sakit?." tanya seorang gadis dengan panik sambil terus memeriksa kaki Lina. "Maaf ya tadi gue nggak nolongin lo, gue nggak berani sama Rizky." ucapnya lirih.

"Gue baik-baik aja." jawab Lina sambil tersenyum. "

"Oh, iya kenalin gue Salsabila, panggil Sabil aja, kenalin juga yang di belakang gue Karin sama Winda." Ya, gadis itu adalah salsabila-teman baru Lina.

"Semoga kita bisa jadi sahabat baik ya." ucap mereka bertiga sambil mengulurkan tangannya. Tidak lupa dengan senyumannya.

"Gue Lin-." Udah loh nggak usah kasi tau nama lo, kita udah tau kok. Kan tadi lo udah kenalan di depan." Potong Salasabila.

Semua teman-teman Rizky yang berada di dalam kelas memandanng Lina dengan Pandangan Kagum. Ini untuk pertama kalinya ada seorang cewek yang berani mengancam Rizky. Biasanya malah sebaliknya para cewek-cewek SMA Angkasa dengan sukarela menuruti apa yang di perintahkan oleh Rizky.

"Ki gue rasa nih ya, Lina kayaknya cocok sama lo." ucap Fadli

"Bener tuh Ki lo cocok pake buuaanget sama tuh murid baru. Apalagi kalo kalian bisa pacaran, mungkin lo berdua jadi kayak Tom & Jery." kekeh Rafa dan Andra.

Rizky melirik ke arah Fadli lalu menoleh ke kebelakang meja Andra dan Rafa. "Lo pada barusan bilang apa? Tuh cewek cocok sama gue? bukan tipe gue banget." Ucap Rizky meremehkan sambil menunjuk ke arah meja Lina yang berada di belakang tempat duduk Andra dan Rafa. Tepatnya di deretan ketiga.

Andra menepuk bahu Rizky. "Gue tau dia bukan tipe lo, tapi gue yakin dia akan jadi cewek yang bisa ngerubah sikap playboy lo Ki." setelah menyelesaikan ucapannya tawa Andra, Fadli, dan Rafa pecah begitu saja.

"Aduhhh udah-udah perut gue sakit banget ketawa mulu." ucap Rafa sambil memegang perutnya.

"Sudah-sudah empat Sekawan perhatikan Buguru dulu, ketawanya di lanjutin nanti aja." Perintah Bu Maria.

Empat sekawan adalah julukan dari semua guru pada Rizky, Andra, Fadli, dan Rafa. karena mereka terkenal kemana-mana selalu barengan dan kompak. Makanya mereka di juluki sebagai empat sekawan.

"Lo pada dengerin ya, gue nggak akan pernah tertarik ataupun suka sama tuh cewek." ucap Rizky.

"Kita liat aja nanti." ucap Fadli menantang.

"Okee." jawab Rizky tak kalah menantang. Lalu kembali menghadap ke depan memperhatikan Bu Maria menjelaskan.

Fadli, Andra, dan Rafa saling melirik satu sama lain. Kemudian mendekat ke arah Rizky. "Gue doain lo jatuh cinta sama Lina" ucap meraka bertiga bersamaan. Sambil tertawa.

Rizky melirik tajam ke arah tiga temannya yang masih menertawakannya.

Liat aja ntar siapa yang bakalan suka duluan. Gue pastiin tuh cewek yang suka duluan sama gue..

***

Teeeettttttt Teeeetttt.........

Bunyi bel tanda istirahat mendominasi seluruh ruang kelas SMA Angkasa. Seperti biasa para murid SMA Angkasa berlarian keluar kelas menuju kantin. Sudah jadi kebiasaan anak SMA Angkasa ketika bel istirahat berbunyi mereka semua akan berhamburan memenuhi sudut-sudut kantin untuk melayani cacing-cacing di perut mereka yang sudah mulai berdemo..

"Lin ke kantin yuk, ntar sekalian kita bertiga ajak keliling sekolah dehh." ajak Karin pada Lina yang masih membereskan bukunya.

"Ayookk." jawab Lina antusias, setelah selesai membereskan bukunya.

"Eh,,tapi lo bertiga nggak bohong kan sama gue? Lo bertiga beneran mau kan ajak gue keliling sekolah. Nggak bohong kan Sabil, Winda, Karin?" cerocos Lina sambil menarik-narik tangan ketiga sahabat barunya.

"Iya Linaaa, ternyata lo aslinya cerewet bangett yaa." kekeh Salsabila.

"Iya lin, Gue kira lo anaknya pendiem, tapi malah sebaliknya." sambung Karin heboh.

Mendengar perkataan dari sahabatnya. Lina langsung tersenyum dengan centilnya.

Melihat ekspresi centil Lina, Winda pun tertawa melihatnya. "Hahahaaaa... Udah yuk Lin, kita ke kantin. Jangan dengerin omongannya si Sabil." ucap Winda sambil merangkul bahu Lina menuju kantin.

Sesampainya di kantin tidak ada tersisa tempat kosong satu pun untuk mereka. Semuanya sudah di penuhi oleh siswa-siswi lainnya. Kecuali ada satu meja yang berada di pojok kantin.

"Sabil, Karin, Winda kita duduk di sana aja gimana?" tunjuk Lina berjalan ke arah meja yang berada di pojok kantin.

"Jangan Lin." cegah Salsabila.

"Lo mau ntar kita di permaluin." sahut Kirana.

"Emang kenapa sih kalo kita duduk di sana?" tanya Lina

"Di sana khusus tempat empat sekawan Lin. Kalo kita duduk di sana ntar bisa-bisa mereka marah sama kita" cerocos Winda.

"Mereka siapa sih sebenernya? Sampai kalian takut banget sama meraka." tanya Lina pada ke tiga sahabatnya. "Ayok kita duduk di sana aja. Persetan dengan mereka mau marah apa nggak." cerocos Lina.

Lina langsung menarik ketiga sahabatnya menuju tempat duduk yang berada di Pojok kantin. Mau tidak mau mereka bertiga menuruti perkataan Lina.

Terdengar teriakan histeris dari cewek-cewek yang berada di dalam kantin membuat Lina menoleh mengikuti arah dari suara-suara itu. Di lihatnya sosok yang ia yakini seorang cowok. Lina langsung memutar bola matanya jengah setelah tau ternyata yang datang itu adalah laki-laki yang ia sangat benci.

Ni cowok siapa sih sebenernya. Kenapa semua cewek-cewek di sini histeris banget liat dia. Batin Lina.

"Lin...Lina ayok kita pergi dari sini." ucap Sabil takut. Membuyarkan lamunan Lina.

"Iya Lin yang punya udah dateng, ntar bisa-bisa kita kena marah sama mereka. Males banget gue kalo denger ocehan dari mereka." sahut Karin. Sedangkan Winda masih pergi memesan makanan.

"Linaaaa ayokk mereka udah jalan kesini." ucap Sabil memohon pada Lina.

Melihat Salsabila begitu ketakutan membuat Lina memutuskan beranjak dari tempat duduknya. Tapi sebuah tangan tiba-tiba menarik pergelangan tangan Lina membuat langkah Lina terhenti.

"Eh lo, cewek pendek ntar pulang sekolah lo pulang sama gue." ucap Rizky seenaknya.

Spontan Lina langsung memutar badannya sembilan puluh derajat menghadap Rizky. "You're crazy." ucap Lina langsung melepaskan tangannya dari gengggaman tangan Rizky.

TBC

Ini dia cerita yang dari kemarin ganggu pikiran dan maksa buat dituang jadi tulisan.

Btw selamat siang ya hehe.

Complicated LOVEWhere stories live. Discover now