Tiga

1.1K 190 72
                                    

YoHi!
Baes dan Gincu minta Voment ya

================================

Sinar mentari cerah di hari baru itu menyinari wajah seseorang yang tengah terbaring lesu di kasur empuk di apartement kecilnya.

Daehwi telah bangun sedari tadi.

Tepatnya ia telah bangun bahkan sebelum mentari pagi muncul di permukaan langit.

Daehwi terbangun dari mimpi anehnya tadi malam.

Lebih tepatnya itu mimpi buruk yang selalu menghantuinya selama ini.

"Mimpi itu lagi?" monolognya pelan dan lirih.

Basah di pipinya masih tampak begitu jelas.

Ia menangis di mimpinya.

Dengan gerak pelan ia menuruni kasur empuknya itu.

Berjalan menuju sebuah ruang kecil di samping dapurnya.

Kamar mandi.

Ia membasuhi wajah suntuk yang terukir jelas di wajahnya.

"Hal yang sangat baik untuk memulai hari yang baru" monolognya sedikit sarkas.

Di pandangnya wajah lesunya di pantulan cermin berembun di kamar mandi itu.

Tatapan kosong sayu itu mengintimidasi bayangan tak berdosa di cermin di hadapannya.

Pikiran Daehwi masih menerawang jauh ke mimpi semalam.

Mimpi tentang seseorang.

"Aku harap mimpi itu tidak jadi kenyataan" gumamnya lirih.

Manik matanya mulai berkaca-kaca.

Belum sempat tetesan air mata itu keluar dari mata indahnya, segera Daehwi membasuh kembali wajahnya dan membuang pikiran-pikiran negatif yang menghantui pikirannya itu.

"Tidak ada waktu buat bersedih. Sekarang waktunya untuk aku bertahan" ucap Daehwi hampa.

Nada lirih sungguh tampak di kalimat itu.

Ayolah Daehwi, berhenti membodohi dirimu sendiri. Kau sedang tidak baik-baik saja saat ini.

Tapi bukan Daehwi namanya bila tidak keras kepala.

Dengan perlahan ia membuka baju tidur yang membalut tubuhnya.

Tampak bayangan samar tubuh polosnya di keramik-keramik kamar mandi itu.

Dihidupinya keran air yang mengeluarkan air hangat di dalamnya.

Mulai lah ia membasahi tubuhnya dengan air itu dan melakukan aktivitas mandinya dengan tenang.

==============          ==============

"Hyung! Bangun! Bukankah kau hari ini ada janji temu dengan dosen pembimbingmu?" ucap Kuanlin sedikit nyaring sembari menggoyangkan tubuh yang lebih tua.

Jinyoung yang merasa terganggu dari aktivitas tidurnya pun dengan malas membuka matanya.

Menatap kosong tubuh Kuanlin yang tengah kalang kabut dengan aktivitasnya sendiri.

"Mau kemana kau?" tanya Jinyoung dengan nada serak khas orang bangun tidur.

"Aku ada urusan di kampus" jawab Kuanlin sekenannya. Ia masih sibuk dengan kegiatannya 'memilih baju yang cocok untuk orang tampan' di hadapan cermin berdiri di sudut kamar.

Jinyoung hanya ber-oh ria mendengar jawaban singkat dari sahabatnya ini.

Ia tak mempermasalahkan jawaban seadaanya Kuanlin itu mengingat ia juga sering memperlakukan Kuanlin begitu.

PEEK-A-BOO | JINHWITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang