YoHi!
Baes dan Gincu minta Voment ya================================
Ternyata waktu berjalan cukup cepat hari itu. Tak terasa mentari yang semula masih berada di atas langit kini mulai turun, tergantikan bulan kelabu dari arah barat.
Daehwi baru saja selesai berkunjung ke apartemen milik Woojin di karenakan ada sesuatu yang harus ia selesaikan dengan lelaki itu.
Bukan masalah penting. Hanya saja masalah yang Daehwi alami kali ini di luar kuasanya, jadi mau tak mau ia harus meminta tolong pada hyungnya itu.
"Semoga ini cukup" gumam Daehwi sambil menggengam dompet kecilnya yang berisi uang pinjamannya dari Woojin tadi.
"Oh iya, jam berapa ini?" kejutnya kala tersadar langit mulai gelap dan ia ingat dengan ajakan Kuanlin tadi siang. Ia kemudian meraih ponselnya yang berada di saku tas punggung yang ia kenakan.
"Eoh?" ucapanya ketika matanya disuguhi tampilan berpuluh-puluh missed call dari seseorang yang amat ia hindari.
Ibu tirinya.
Dengan perasaan malas bercampur ragu, ia menelpon kembali wanita tua itu agar tak mendapat masalah nantinya.
"..........."
"Mian, tadi saya ada kelas sore" dalih Daehwi dengan nada datar dan dingin.
".........."
"Baiklah, kirimkan saja alamatnya, besok saya akan menjemputmu"
".........."
Tak selang berapa lama setelah sang ibu menyelesaikan kalimatnya, Daehwi segera mematikan sambungan ponselnya tanpa niatan untuk melanjutkan perbincangan dengan wanita itu.
"Aku penasaran, apakah dia ikut?" gumamnya pada langit sore itu.
Nanar sayu terpancar sembari ia menatap kerumunan orang yang tengah menunggu lampu lalu lintas berganti warna.
"Semoga saja tidak" lanjutnya, kemudian ia berlari menyebrang, mendekati sebuah taksi yang kebetulan terpakir di pinggir jalan itu.
"Permisi pak, bisa antarkan saya ke alamat ini?" tanya Daehwi pada sang supir taksi yang sedang bersandar pada body mobilnya itu.
"Eoh, mian, tapi mobil ini telah di isi" sesal supir itu.
"Eoh, jinjja? Kalau begitu maaf telah menggangu" ucap Daehwi kikuk. Ia tadi mengira kalau taksi itu kosong, tapi ternyata,
"Daehwi?" panggil seseorang tiba-tiba saat tungkai kaki Daehwi hendak beranjak dari sekitaran situ.
Daehwi yang merasa namanya di sebutkan pun menoleh, melihat sumber suara yang menyerukan namanya,
"Eoh, Jihoon hyung? sedang apa di sini?" kejut Daehwi kala bertemu Jihoon.
"Ha, aku habis belanja pakaian buat pesta nanti malam sama Kuanlin" kekeh canggung Jihoon kala menjawab pertanyaan dari Daehwi.
"Kuanlin? terus kemana dia?" heran Daehwi, sebab tak ada tanda-tanda bahwa lelaki jangkung itu bersama dengan Jihoon saat itu.
"Eh, aa, dia katanya mau pergi menjemput, eum, partnernya ke pesta, iya, partnernya" ucap Jihoon sedikit gugup.
"Partner? apa dia pergi menjemputku?" gumam Daehwi pelan ketika mendengar penuturan dari Jihoon yang mengatakan kalau Kuanlin sedang pergi menjemput seseorang.
Jihoon yang tak sengaja mendengar itu pun terbakar api cemburu. Ia ingin egois.
"Kalau gak salah sih dia ingin menjemput Seonho, katanya" ucap Jihoon.
KAMU SEDANG MEMBACA
PEEK-A-BOO | JINHWI
Fanfiction"Aku percaya takdir. Takdir bahwa kita akan bertemu lagi." - Bae Jinyoung. "Kita memang ditakdirkan untuk bertemu lagi. Namun, mengapa kau tidak mengenaliku ?" - Lee Daehwi. Walaupun berpisah, hati selalu tahu kepada siapa dia berlabuh. a collab fa...