Duabelas

918 162 20
                                    

YoHi!
Baes dan Gincu minta Voment ya


================================

Suara sirine mobil polisi terdengar di sebuah kawasan perkebunan di bagian selatan negara Amerika tersebut.

Semua polisi tengah sibuk mengepung sebuah gudang tua tempat penyimpanan bahan pakan ternak di perkebunan itu.

"Akan saya hitung sampai tiga, tolong segera keluar dan menyerah pada polisi" ucap salah seorang sipir menggunakan pengeras suara dari balik mobil polisinya.

Tampak kerumunan penduduk dari balik garis pembatas polisi itu pun tak mau kalah untuk menyaksikan kejadian yang mendebarkan hati mereka itu.

Kini, mereka tengah menatap gelisah ke arah gudang dimana pelaku menyekap korbannya itu.

Dor!

Suara tembakan tiba-tiba saja terdengar dari dalam gudang itu.

Semua orang terkejut. Suara ricuh ketakutan pun terdengar.

"Oh my god. Bagaimana ini?" gumam salah seorang dari kerumunan itu.

Mereka sibuk menerka-nerka kejadian apa di balik suara tembakan barusan.

Apakah penjahatnya berhasil membunuh korbannya?

"DIAM DI TEMPAT!" teriak salah satu polisi saat melihat ada pergerakan dari pintu gudang tersebut.

"LETAKAN SENJATAMU KE TANAH" perintah polisi itu lagi kala melihat sebuah tangan yang sedang memegang pistol keluar dari balik pintu gudang tersebut.

Dan seperti yang di perintahkan, tangan itu pun menjatuhkan pistolnya ke tanah.

Setelah pistol itu berhasil menyentuh tanah, segera beberapa personil polisi menghampiri seseorang yang bersembunyi di balik pintu itu.

"DIA ADALAH KORBAN!" teriak salah satu polisi yang menghampiri seseorang itu.

Segera ia menarik korban yang di maksud itu kedalam pelukkannya, menggendongnya menjauh dari tempat kejadian.

"ADA SATU KORBAN LAGI DISINI. IA TAK SADARKAN DIRI" pekik salah satu sipir lain lagi saat menemukan tubuh terikat seorang wanita di tempat kejadian.

"Bagaimana dengan pelakunya?" tanya kepala sipir kepada petugas yang berada di dalam gudang tersebut.

"Pelakunya telah meninggal di tempat, pak" ucapnya. Matanya menatap ke arah tubuh pelaku kejahatan yang tergeletak tak bernyawa di lantai.

"Sepertinya Tuhan masih menyayangi anak dan ibu ini" gumam kepala sipir itu pelan. Kini netranya beralih menatap tubuh mungil korban yang tampak kebiruan di sana.

Wajahnya di penuhi memar biru serta ada beberapa goresan di wajahnya. Rambutnya tampak berantakan, seperti habis di jambak oleh sang pelaku.

"Bagaimana identitas kedua korban, pak?" tanya seorang petugas yang ikut menatap lirih lelaki mungil di dalam mobil ambulan tersebut.

"Yang wanita bernama Maya Brooke. 37 tahun. Istri pelaku sekaligus ibu asuh dari anak mereka," jeda sipir itu cukup lama.

"Lee David. 12 tahun. Orang Asia. Korban perdagangan anak. Pelaku adalah ayah angkatnya sendiri" lanjut lirih kepala polisi itu.

============                   ============

Langkah Daehwi pagi itu terlihat enggan-enggan menapaki kubik keramik koridor kampus yang menghubungkan gerbang utama menuju kelas di kampusnya itu.

PEEK-A-BOO | JINHWITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang