Day 10. Sakit Hati Meis

4.5K 903 166
                                    

            Mungkin dulu Meis diciptakan dari tanah keras yang sangat susah untuk diuraikan. Sejak kejadian kemarin, Alga mulai merasa bersalah. Dia memang kejam, namun bicara di belakang seseorang lantaran dia benci sama sekali bukan gayanya. Alga akan mengatakan langsung, terus terang tanpa bergosip seperti itu. Rasa bersalah Alga bukan karena kalimatnya yang tak pantas untuk didengarkan, namun karena... karena Alga terlalu malu karena ketahuan sedang membicarakan keburukan orang lain.

Apalagi ketahuan oleh orangnya langsung!

Alga belum sempat meminta maaf karena menurutnya meminta maaf akan jadi percuma. Meis bisa saja bertingkah aneh lagi dan mengganggunya. Alga tidak ingin mencari risiko, karena itulah dia memilih untuk bungkam. Mengawasi Meis dari jauh saja sudah cukup.

Sayangnya, Meis itu adalah sebuah ciptaan Tuhan yang paling rumit dalam kamus Alga. Alga belum pernah bertemu manusia seperti Meis sebelumnya, jadi dia sangat terkejut dan bingung dengan semua hal yang Meis lakukan.

Seperti ketika Meis bermain dengan anak-anak, hanya untuk meminta cemilan mereka. Meis benar-benar remaja rusuh, yang nakal. Namun dialihkan pada kenakalan yang belum lumrah Alga temui. Ah, Meis juga sudah pintar merokok! Meis juga suka sekali berbohong pada kakaknya. Dia juga sangat senang bermain games sampai lupa waktu.

Meis adalah sebuah produk gagal yang diciptakan orang tuanya!

Sedangkan Alga adalah produk yang harus menderita karena produk gagal itu.

Alga menghela napas gusar. Dia benar-benar bingung. Setelah mengetahui sisi nakal Meis yang lain, hati Alga seperti sedang diuji. Mungkin Meis selama ini sering sekali berkeliaran di sekitarnya. Alga tidak tahu apa yang Meis lakukan di luar sana sebelum ini, namun sekarang Meis senang sekali mengekorinya.

Seandainya...

Seandainya Meis tidak mengekorinya lagi, bagaimana kisah Meis selanjutnya? Apa anak itu akan kembali merokok seperti sebelumnya? Apa anak itu akan bermain dengan hal-hal negatif lainnya? Apa anak itu akan bolos sekolah dan bermain games online sampai menghabiskan banyak uang?

Alga mengacak rambutnya gusar. Mahiyang yang secara tidak sengaja lewat depan kamarnya ikut bingung.

"Kamu kutuan, Ga?" tanyanya pelan.

Alga menoleh ke arah pintu spontan dan menggeleng kencang. Ah, Mahi adalah sahabat Meis! Bisa jadi Meis menceritakan semuanya pada Mahiyang!

"Ah, Yang... mau nanya!" Alga berdehem. Mahi melongo.

"Apa?"

"Temen kamu..."

"Meis?"

"Kok tahu kalau mau bahas Meis?"

"Temenku yang mana lagi yang bisa bikin kamu tertarik selain Meis?"

"Kenapa dengan kosakata tertarik itu? Aku nggak minat sama Meis sedikit pun!"

"Kok kamu sensi? Kan aku bahas dalam artian yang biasa aja! Maksud kamu tertarik yang gimana?" Mahiyang hari ini adalah pribadi yang sangat mudah emosi.

Entah ada apa dengannya hari ini. Mungkin gara-gara urusan pacar! Apa dia sedang bertengkar dengan pacarnya? Eh, memangnya Mahiyang punya pacar? Kalau Meis, sih masih mungkin! Dia senang sekali menempel di sana-sini!

Kok malah membahas Meis lagi?

Fokus, Ga! Kamu sekarang juga ingin membahas... Meis. Dengan Mahiyang!

"Ada apa sama Meis?" Mahiyang tanggap, lalu duduk santai di atas kasur Alga. Alga mengembuskan napas gusar.

"Aku bikin masalah, dan mungkin temen kamu itu marah."

15 Days Erase YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang