"Adiib!" panggil Bu Gia
"Mampus lu" sahut Radit dengan cekikikan
"Radit! Kamu juga!" panggil Bu Gita kepada Radit.
Radit dan Adiib maju ke depan kelas. Semua pasang mata di kelas ini memperhatikan mereka berdua.
Adiib terkekeh. Radit cemberut.
"Kalian bukannya memperhatikan saya malah ngerjain yang tidak-tidak di sana" ucap Bu Gita kepada dua sekawan ini.
"Ngerjain apa sih bu? Saya tuh gak ngapa-ngapain tau bu. Cuma bernafas di bangku doang. Masa salah sih bu" jawab Adiib dengan wajah yang di melas-melaskan.
"Kamu Adiib saya lihat kamu bermain handphone kamu di jam pelajaran saya. Dan kamu Radit saya lihat kamu meletakkan kepala kamu di atas meja dan saya tau kamu pasti sedang tidur tadi" balas Bu Gita langsung skakmat.
"Yailah Bu saya cuma letakkan kepala doang salah" ucap Radit dengan wajah yang cemberut. "Gara-gara lu sih Diib kalau lu enggak main handphone kan pasti enggak begini" lanjut Radit dengan berbisik.
"Yaudah kalian berdiri di samping pintu sampai jam pelajaran saya selesai" suruh Bu Gita.
Adiib melirik jam dinding yang ada di kelas tersebut. Adiib tersenyum.
"Yes! 3 menit lagi. Yes!" Adiib bersorak pelan pada Radit.
Adiib hanya asik menghitung jam dan berharap agar cepat selesai.
2 menit lagi.
Adiib tersenyum melihat jam dinding di kelasnya menunjukkan 2 menit lagi akan selesai.
1 menit lagi.
Adiib semakin seperti orang bodoh yang kakinya mulai bergoyang di tempat dia berdiri.
TEEEETTT!
Adiib langsung duduk ke bangkunya sebelum disuruh Bu Gita. Radit hanya berjalan santai dengan wajah yang mengantuk berat. Bu Gita hanya geleng-geleng kepala dengan mencoba bersabar dengan perlakuan Adiib.
Bukan cuma Bu Gita yang sabar dengan perlakuan Adiib. Hampir semua guru harus bersabar jika berhadapan dengan Adiib. Tapi ketika ada maunya pasti mendekat sama Adiib.
Adiib itu tipe cowok ideal.
1. Lucu
2. Gampang dimengerti dan mengerti orang lain.
3. Sosok puitis satu-satunya seantero sekolah.
4. PintarApalagi coba yang kurang dari Adiib?
"Lu sih Diib kan udah gue bilangin jangan main Mobile Legend biar gak ketahuan eh elunya susah dibilangin" ujar Radit dengan wajah yang masuh mengantuk.
"Gini ya Dit ya. Tadi tuh gue nge-kill satu lagi udah maniac tapi Bu Gita tiba-tiba manggil terus gue biarin aja. Terus telinga gue ditarik sama tuh guru" jawab Adiib dengan cara bicara yang di dramatiskan.
Radit hanya menggeleng-gelengkan kepalanya dengan untuk bersabar melihat Adiib yang sudah overdosis oleh yang namanya Mobile Legend.
Radit memang gak setenar Adiib. Tapi Radit otaknya lebih waras dari pada otaknya Adiib.
"Liat nih!" ucap Adiib dengan menunjukkan handphonenya.
"Masa tadi cuma dapet Legendary. Kan sakit hati gue Dit gegara Bu Gita manggil-manggil gue sih" gerutu Adiib yang merasa itu gak adil
***
Pada saat matahari tenggelam, Qiran menutup novelnya dengan sekali gerakan. Tangannya yang mungil berada disamping kanan handphonenya.
KAMU SEDANG MEMBACA
QIRAN
Genç KurguSeputar hidup Qiran yang hanya sekolah dan rumah. Semakin lama, rumah tidak pernah dia rasakan lagi menjadi rumah yang sesungguhnya. Yang dia rasakan hanya bangunan yang sepi, dan dia harus bertahan di dalam. Qiran tidak merasakan pulang lagi. Sehin...