Part 6: Insiden

38 10 1
                                    

Pada istirahat kedua ini, Qiran, Adiib dan Radit tengah duduk di bangku yang berada di sudut kantin. Dekat dengan biasa anak senior duduk dengan gaya sok-sok senior.

Tiba-tiba dateng seorang cowok berbadan sedang, bermata hitam berkilau dengan jambul yang melengkapi penampilannya hari ini. Anak yang selalu keluar masuk ruang BP. Tiba-tiba berkata,

"Qiran ya?" tanya cowok itu dengan mendudukkan badannya di samping Qiran. Membuat Adiib dan Radit mengerutkan dahi mereka. Seakan bertanya, siapa dia?

"Iya kak" jawab Qiran seraya menganggukkan kepalanya dan menunduk.

Kini tatapan seluruh senior mengarah padanya. Karena, kalau cowok tinggi itu mendatangi seorang junior, pasti ada sesuatu yang membuat sang empu terusik.

"Ikut gue yuk" ajak cowok yang belum Qiran tau siapa namanya ini.

Tangan Qiran ditarik membuat Qiran sedikit beranjak dari duduknya. Adiib dan Radit yang melihat itu spontan berdiri.

"Mau kemana? Lo siapa?" tanya Radit dengan melepaskan tangan cowok tinggi itu.

"Oh iya saya lupa ngenalin diri sama kalian," jawabnya dengan mengeraskan suaranya "nama saya itu--" lanjutnya dengan menaikkan kedua tangannya ke udara.

Hingga tiba-tiba,

"AKHAL BAHIR NUDAFFA YANG ARTINYA YANG MEMILIKI MATA HITAM DAN BERKILAU SERTA MEMILIKI PERTAHANAN YANG KUAT"

Bukan suara cowok itu lagi, melainkan suara satu kantin kecuali kelas X yang tak mengetahui tradisi ini.

Adiib ternganga di tempat ia berdiri. Ia beranggapan bahwa cowok ini memiliki alih di sekolah ini. Kalau saja ia salah mengambil langkah, ia akan berurusan dengan satu sekolah.

Cowok yang dikenal dengan nama Akhal, itu cengengesan karena suara itu. Ia tengah menunggu guru konseling itu datang dan menjewernya hingga ke ruangannya.

Bukan suka tapi iseng.

Pada saat yang bersamaan, Beni, Chandra dan Dimas datang. Kemudian membisikkan sesuatu pada Akhal. Akhal menurunkan senyumnya. Senyumnya luntur seketika.

"Dadah Qiran" tangan Akhal melambai-lambai "Kalau mau tau tentang gue semuanya, dateng aja ke ruang BP" lanjutnya setelah itu pergi dengan merangkul Beni, Chandra dan Dimas untuk meninggalkan kantin.

Qiran, Adiib dan Radit duduk kembali di bangku mereka dan memakan makanan mereka.

Sedangkan Qiran yang menjadi pemeran utama dalam insiden itu, masih shock.

Hingga akhirnya bel masuk berdering nyaring memenuhi kawasan sekolah ini. Memaksa para murid untuk cepat menghabiskan makanan yang dipesan atau dibawa dari rumah sendiri.

5 menit setelahnya, lapangan ramai karena para murid berlalu lalang menuju ke kelas masing-masing.

Dan selang lima menit, para guru mulai berjalan menuju kelas yang akan dia tempati untuk sekedar memberi materi atau meminta pekerjaan rumah para murid untuk diperiksa.

Dan begitulah siklus sekolah.

***

Siang ini Akhal tidur di bangku yang yang berada di barisan ke dua dari depan dengan di samping kanannya dinding yang dingin.

Hari ini tengah ulangan harian IPS. Waktu yang diberikan sekitar 2 jam lamanya.

Akhal sudah tidur 1 jam dan akhirnya ia bangun. Dan menggoyang-goyangkan bangku temannya yang berada di barisan paling depan.

QIRANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang