Surat Untuk Seobie

1K 279 115
                                    

Ternyata hari minggu datang lebih cepat dari yang woojin harapkan.

Tidak bermaksud takabur, hanya saja pria dengan satu taring mencuat di bagian kiri giginya itu menjadi sangat gugup dan tidak karuan.

Pagi-pagi sekali woojin sudah bangun, memilih pakaian terbaik yang dia punya untuk digunakan.

Dia ingin terlihat tampan untuk
-ehem- si manis..

Sebuah setelan celana denim dan turtleneck hitam dengan luaran coat bermotif  kotak-kotak berwarna krem dipilih woojin, memakai pomade (yang dia pinjam dari jihoon) kemudian menyemprotkan banyak parfum yg membuat dia sendiri terbatuk batuk, tidak lupa jam tangan hitam ber-merk di sisi kiri pergelangan tangan nya.

Woojin keluar kamar, menghampiri bundanya yang berada di dapur bermaksud untuk meminta izin.

"loh kakak mau kemana?"

Entah alasannya apa, youngmin serta donghyun (Sang suami) memang memanggil woojin kakak walaupun dia tidak punya adik.

Woojin mengeluarkan note-nya menulis sesuatu dengan cepat.

'woojin pergi dulu ya bun? mau ketemu seseorang' tulis pria berkulit agak kecoklatan itu di note-nya.

"sama siapa? haknyeon atau jihoon?"

Woojin menggelengkan kepala, kemudian menepuk dadanya sendiri dua kali.

"tumben sendirian?" youngmin mengerutkan kening bingung.

Biasanya woojin akan keluar rumah dengan haknyeon atau jihoon, jika keduanya tidak bisa menemani, woojin lebih memilih untuk tidak jadi pergi.

"jangan-jangan.. kakak mau kencan ya?" goda youngmin lengkap dengan senyuman terukir dibibir tipisnya.

Telinga woojin memerah.

"apasih bunda.."  batin-nya

"ayah! woojin nih lagi puber!" teriak youngmin mengadu pada sang suami.

Woojin langsung menggelengkan kepalanya ribut, dia malu.

"oh ya? mau ayah ajarin cara ngerayu ngga kak?"

Donghyun datang, menyambut dengan baik pancingan dari istrinya.

Woojin mendengus, sudah tau bicara saja tidak bisa, mau merayu bagaimana? ada-ada saja ayahnya ini.

"yasudah woojin pergi dulu" woojin menunjuk ke arah pintu lantas sedikit berlari keluar rumah.

Youngmin memperhatikan putranya yang berlari dengan senyuman tipis dibibirnya. Sesungguhnya youngmin khawatir luar biasa, youngmin tau banyak yang sudah menyakiti hati woojin karena kekurangannya.

Tapi woojin benci dikasihani, alih-alih menunjukan kekhawatiran youngmin lebih memilih menggoda woojin, mendukungnya apapun yang putranya itu inginkan.

Donghyun mengecup lembut punggung tangan sang istri.

"jangan khawatir, kakak udah besar bun, dia pasti bisa ngelewatin masa-masa sulit ini"

Youngmin senyum, mengusap lembut pipi donghyun dan bergumam terimakasih karena sudah menenangkannya.















.....

"lu yakin mereka bakal ketemuan disini?" jihoon menatap haknyeon penuh keraguan, yang ditatap hanya memutar bola matanya malas. Jihoon ini bawel minta ampun

"iya sayangku cintaku~ percaya sama gue"

Jihoon membuat gesture seolah ingin muntah mendengar jawaban haknyeon.

Silent || JinseobTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang