Sore itu suasana rumah yang di sewa atas nama Seungcheol terlihat tenang. Seungcheol terlihat menikmati teh sembari menonton acara di televisi. Saat ia hendak mengganti channel, Wonwoo datang dan duduk di sampingnya. Satu toples berisi cemilan berada di pangkuan lelaki itu. Keduanya terlihat tidak membuka suara karena fokus dengan tampilan di layar. Seungcheol melirik ke sisinya dimana Wonwoo yang begitu diam. Tidak biasanya tentu saja.
"Ada yang kau pikirkan?" Tanya Seungcheol lalu meraih surai Wonwoo yang terlihat berantakan.
"Tidak ada"
"Kau bisa membodohi orang lain, tapi tidak padaku. Jadi, ada sesuatu?"
"Aku tidak membodohimu" Wonwoo mendesis dan merajuk kecil "sungguh tidak ada apa-apa" lanjutnya
Seungcheol hanya membalas dengan senyuman. Ia kembali meneguk tetes terakhir teh yang ada di cangkir. Kalimat yang terus membelenggglu di kepalanya tak henti bersuara. Ada yang ingin ia sampaikan pada Wonwoo, apa saat ini waktu yang tepat?
"Soal tempo hari ... Maafkan aku"
Wonwoo berpaling dan menatap air muka serius milik Seungcheol. Keningnya berkerut keheranan dengan maksud lelaki bermata besar itu. Namun tak butuh waktu lama bagi Wonwoo untuk paham. Ini tentang Seungcheol yang meminta mereka untuk berhenti menipu orang-orang.
"Ada seseorang yang kita bisa jadikan target selanjutnya" sambung Seungcheol membuat mata Wonwoo terlihat hidup.
"Siapa?"
"Namanya Kim Mingyu"
Mendengar nama itu membuat tubuh Wonwoo mematung seketika. Nama itu tidak asing, apa orang yang sama? Tidak mungkin, di Korea sangat wajar memiliki nama seperti itu. Ini pasti orang yang berbeda.
"Kali ini apa yang sudah dia lakukan?" Wonwoo bertanya dengan nada yang terkesan malas.
"Dia tidak menyakiti siapa pun. Dia berbeda. Aku menjadikannya target bukan karena ia pernah membuat seorang wanita atau lelaki patah hati. Akan tetapi, karena dia begitu sombong"
Wonwoo terkekeh dan menyandarkan tubuhnya pada sofa. Ia kembali menatap layar telivisi yang kini tengah menampilkan sebuah drama keluarga, "Jadi maksudmu--- "
"Maksudku, kali ini kita akan menguras hartanya"
"Choi Seungcheol, kau orang yang kaya. Uang melimpah ada di bank atas namamu. Ada apa denganmu" Wonwoo masih mencoba memasang wajah tenang di selingi senyuman tipisnya. Padahal dalam hati ia mulai tidak tenang.
"Dia merendahkanku dengan kekayaannya, dan aku tidak nyaman akan itu" Seungcheol mengeluarkan sebuah foto dari dompetnya "ini orangnya ...."
Wonwoo terbelalak saat melihat wajah yang tidak asing itu. Benar kecurigaannya tadi bahwa Mingyu yang di maksud Seungcheol adalah Mingyu yang ia kenal. Biasanya Wonwoo tidak akan menolak apa yang Seungcheol minta. Hanya saja .... Ini adalah Kim Mingyu.
"Kenapa? Kau tidak mau?"
"B-bukan begitu. Kau bisa melupakannya, eoh?" Wonwoo mengelus pipi Seungcheol pelan
"Tidak biasanya kau menolak" Seungcheol berdiri dengan tatapan kecewa. Ia merapikan sweaternya dan hendak berjalan menuju kamar. Namun, Wonwoo segera memeluknya dari belakang. Melingkarkan tangan putih susu itu dengan manja pada perut atletis milik Seungcheol.
"Kita akan membicarakannya nanti. Ayo pergi kencan"
Seungcheol berbalik dan menemukan wajah menggemaskan Wonwoo. Hidung bangir itu mengernyit lucu dan berhasil menghapus kekecewaan Seungcheol, "kencan? Kau ingin kemana Choi Wonwoo"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Sweetest Lies | meanie✔
Fanfiction( c o m p l e t e ) Wonwoo dan Seungcheol adalah sepasang kekasih. Keduanya bekerjasama dalam menipu lelaki hidung belang yang memiliki kekayaan melimpah. Seungcheol menyayangi Wonwoo begitu pula sebaliknya. Ada janji yang keduanya setujui ketika m...