PART 2

3.4K 187 3
                                    

Assalamu'alaikum

Saya kembali lagi 🤗

Happy reading ya guys


---------------






Azmi menatap Rindu yang masih hilir mudik untuk menata makanan di atas meja. Sebenarnya tadi Azmi sudah menawarkan pada Rindu bahwa dirinya akan membantu Rindu tapi sudah di tolak mentah-mentah oleh Rindu. Hingga akhirnya Azmi memilih duduk terdiam di kursi dengan terus menatap Rindu yang hilir mudik kemudian mengalihkan pandangannya kearah lain selain Rindu tentunya.

Entah, setiap kali melihat Rindu seperti ini ada rasa sakit di hati Azmi. Rindu begitu baik padanya, begitu perhatian padanya, begitu mengerti akan dirinya di bandingkan dengan orang tuanya sendiri. Jika bukan karna Rindu, Azmi ingin sekali berhenti dan menyerah. Tapi, Azmi akhirnya tahu bukan hanya dirinya yang merasakan hidup menyedihkan seperti ini banyak diluaran sana yang mempunyai hidup yang lebih parah dari Azmi. Rindu lah orang yang menjadi pendengar yang baik dan orang yang pertama tempat Azmi berkeluh kesah setelah tuhannya. Rindu bagaikan udara bagi Azmi dan Azmi bagaikan matahari bagi Rindu.

Azmi akan selalu tau apa yang Rindu inginkan sedangkan Rindu selalu mengerti apa yang Azmi rasakan. Waktu tiga tahun mampu membuat keduanya saling mengerti dan memahami dengan segala kekurangan dan kelebihannya masing-masing. Dalam waktu tiga tahun Rindu mampu membuat Azmi melupakan sejenak masalah yang Azmi hadapi. Rindu punya segala cara agar Azmi kembali tersenyum dan tertawa bersamanya dan mungkin Rindu adalah pemecah rekor karna mampu membuat Azmi tertawa dan tersenyum berulang kali dalam sehari. Seperti yang saat ini Rindu lakukan, ia hanya sibuk menata makanan tapi mampu membuat senyum Azmi kembali terbit di bibirnya. Senyum yang menjadi favorit bagi Rindu selama tiga tahun ini.

“Aku tau kok aku cantik, tapi jangan senyum mulu dong.” Sahut Rindu saat sudah duduk berhadapan dengan Azmi.

Azmi terkekeh pelan tapi masih tersenyum kearah Rindu. “Iya kamu cantik, lah kenapa gak boleh?.” Tanya Azmi.

“Senyum kamu manis nanti semut ngedeketin kamu lagi.”

“Masalahnya dimana?.”

“Nanti mereka ngerumunin kamu, aku kan iri.” Jawab Rindu dengan mengerucutkan bibirny a ke depan.

Lagi, lagi dan lagi Azmi kembali di buat tersenyum dengan tingkah Rindu. “Kamukan selalu di hati aku.” Balas Azmi dengan gombalan receh miliknya.

Bukan rahasia lagi antara Azmi dan Rindu yang sering berbicara seolah mereka adalah pasangan kekasih padahal nyatanya mereka berdua hanyalah dua oran sahabat yang terjebak dalam ke-Friendzone-an mereka sendiri. Padalah jika di hitung sudah banyak lelaki yang mendekati Rindu dan banyak pula perempuan yang mendekati Azmi tapi sayangnya mereka akan selalu kalah dengan kedekatan Azmi dan Rindu. Mereka bagaikan surat dan perangko, dimana ada Azmi di sana ada Rindu begitu pula sebaiknya. Tapi meskipun Azmi sering kali mengeluarkan gombalannya Rindu hanya menggelengkan kepalanya dengan menahan agar suatu hari nanti dirinya akan kuat jika di tinggalakn oleh Azmi yang akan menikah dengan perempuan lain.

“Udahlah, kapan makan kalo kamu gombal mulu.” Sahut Rindu yang sudah menyendokan nasi dan lauknya untuk Azmi.

“Makasih.”

“Hm.”

Keduanya makan dengan tenang tanpa ada suara dari Azmi maupun Rindu yang terdengar hanyalah dentingan sendok dan garpu yang mengenai piring.

RINDUKU [NEW VERSION]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang