9

283 37 10
                                    

Sebuah gedung mewah yang di booking khusus untuk mengadakan sebuah acara saklar pada hari ini.

Segala hiasan bertemakan White garden itu menghiasi setiap interior ruang dengan baik sedemikian rupa.

Para tamu undangan sudah mulai berdatangan menghadiri acara yang akan menjadi saksi bisu kedua insan bersatu menyandang status suami dan istri.

Disebuah kamar rias pengantin, seorang yeoja duduk dengan anggun sebuah sofa yang terdapat disana.

Wajahnya dirias dengan natural dan begitu sempurna bak layaknya Putri kerajaan. Dress mewah nan elegant melekat di tubuh mungil gadis itu menambah kecantikan dari gadis bermarga Kim itu.

Meskipun ini adalah hari yang special untuknya,  namun wajahnya tak menggambarkan demikian.  Ia tampak murung entah apa yang di pikirkannya.

Seorang namja berwajah imut memasuki ruangan rias pengantin dengan wajah sumringah.

Sang mempelai perempuan menoleh ketika merasa ada yang memasuki ruangannya. Ketika ia melihat ke arah pintu,  ia terheran dengan penampilan calon suaminya itu.

"Oppa?  Mengapa mau memakai tuxedo hitam?  Bukankah pasangan baju pernikahan kita adalah putih? " tanya sohyun dengan raut wajah bingung

Lelaki bermarga Byun itu hanya tersenyum seraya memperhatikan penampilan sohyun dari atas sampai bawah.

"Kau sangat cantik sohyun. Matamu mewarisi mata Jiwon imo dan wajah mu mewarisi wajah Kim Bum samchon. " ujar baek tanpa menjawab pertanyaan sohyun.

Sohyun hanya tersenyum getir,  memang benar apa yang dikatakan baek tentang wajahnya itu.

Seketika itu pula ia merasa sangat merindukan kedua orang tuanya yang telah tiada.

Seakan paham dengan yang di pikirkan sohyun, baekhyun mengelus punggung sohyun lembut.

"Jangan di pikirkan,  aku yakin imo dan samchon bahagia melihat Putri cantiknya akan segera menikah. Aku tau perasaanmu sohyun karena sebelum dirimu,  aku lebih dulu kehilangan orang tuaku. " ucap baekhyun sendu.

Memang benar,  sedari baekhyun berumur 3 tahun,  baekhyun sudah kehilangan kedua orang tua nya karena kecelakaan pesawat saat menjalani bisnis.

Baekhyun hanya di rawat oleh nenek dan kakeknya. Dan sebagai sahabat,  sesekali ayah sohyun menegoki baekhyun karena ayah sohyun bersahabat baik dengan ayah baekhyun.

"Oppa juga jangan sedih eoh? " ucap sohyun menguatkan baekhyun.

Baekhyun hanya tersenyum tulus.

"Bagaimana aku bisa bersedih di hari kebahagiaanmu. " ujar baekhyun.

"Apa yang kau katakan oppa aahh,  ini adalah hari kebahagiaan kita berdua. " jawab sohyun

Baekhyun hanya tersenyum hambar.

" sohyun ahh..  Ada yang ingin aku bicarakan penting denganmu. Aku rasa, aku tidak bisa menikahimu. " ucap baekhyun dengan raut wajah serius.

Deg! Sohyun membatu saat itu juga.

"Apa yang kau katakan oppa aah?  Jangan bercanda seperti itu. "

"Aku tidak bercanda sohyun.. "

"Apa aku melakukan kesalahan? Jika salah aku minta maaf tak akan kuulangi oppa. " ucap sohyun hampir menangis.

Baekhyun melihat sohyun hampir menangis pun memeluk tubuh sohyun.

"Heii uljima..  Oppa tidak suka melihat air matamu turun.  Sohyun , dengar, oppa ingin bertanya padamu.  Apakah kau mencintai oppa? " tanya baekhyun seraya menangkup wajah sohyun dan membuat sohyun menatap mata nya.

What Kind of Man?Where stories live. Discover now