"C O H A B I T A T I O N. Mengerti kau?" Jiyeon menunjuk tulisan di atas kertas tersebut dengan penuh penekanan. "Hanya setan dan kita yang tahu tentang pernikahan ini. Selebihnya kita hanya tinggal satu atap tanpa status apa-apa kecuali rekan kerja. Mengerti?"
Daniel hanya berdeham malas, membuat Jiyeon berdecak jengkel melihatnya.
Mentang-mentang hari minggu, bongkahan manusia di depannya ini dari tadi sibuk menonton kartun sambil berselonjoran di atas sofa. Bertelanjang dada, tangannya menggaruk-garuk pusarnya. Sedangkan mulutnya penuh permen dan jelly. Sialnya dia terlihat sexy.
"Kau tanda tangani dulu ini cepat!" gertak Jiyeon jengkel.
"Ck. Singkirkan kepalamu, kau mengganggu."
Jiyeon memutar bola matanya sebal. Apa 'sih susahnya menandatangani satu lembar kertas?
"Tanda tangani dulu baru aku akan pergi." ketus Jiyeon lagi.
"Kalau begitu cium dulu aku. Baru akan kuberi tanda tangan."
Mata Jiyeon mengerjap tak percaya. Apa katanya? Cium? Cih. Lebih baik ia mencium kuda nil di kebun binatang Seoul, atau Mimi, anjing peliharaan sahabatnya. M e n j i j i k a n! Si mesum ini begitu menjijikan!
Bersungut-sungut, Jiyeon beranjak dari sofa. Secepat mungkin ia buka pintu apartemen. Ia sudah muak. Bahkan belum genap sehari tinggal dengan si kuda, ia sudah muak. Orang tuanya betul-betul sudah gila. Apa yang mereka pikirkan saat menikahkan keduanya? Bahkan dari jaman dulu mereka berdua memang tak pernah akur. Salahkan keusilan Daniel.
"Hei, mau kemana kau?" tanya Daniel dari ruang tengah.
"Bukan urusanmu!"
. . .
Setengah jam kemudian Jiyeon menghentikan mobil Jazz-nya di sebuah bengkel yang tak asing baginya. Bengkel ini milik Ong Seongwoo, sobat sehidup-sematinya sekaligus mantan gebetannya. Sayangnya hati Seongwoo hanya untuk Han Soeun tersayang, dan lagi pula Jiyeon juga sudah jatuh terpaku dengan direktur tampan di kantornya, Hwang Minhyun.
Ong melambaikan tangan saat melihat Jiyeon datang bersungut-sungut. "Kayaknya Baby Jazz baik-baik saja. Bukannya seminggu kemarin baru di-service ya?"
Jiyeon memutar matanya dengan malas. Hanya seorang Ong Seongwoo yang memanggil mobilnya dengan sebutan Baby Jazz, Katanya sebagai proklamasi cintanya dengan segala hal berbau automotif, semua mobil yang datang ke bengkelnya ia berikan nama.
Jiyeon mencibir. "Kau seperti mendoakan agar mobilku kenapa-kenapa."
"Ya ... itu 'kan bagus untukku. Dan dompetku."
"Sialan, kau!"
Seongwoo terkekeh. Dia mengekori Jiyeon yang berjalan masuk ke dalam ruangannya. "Lalu kau kenapa sendirian? Suami-mu mana?" Alisnya terangkat turun dengan usil.
KAMU SEDANG MEMBACA
RING-Ring
FanfictionKang Daniel dan Ju Jiyeon itu, ibarat sebuah bel yang selalu memekakkan telinga. Mereka sudah ditakdirkan untuk selalu bertatap garang seperti Tom And Jerry. Harap sabar menghadapinya. Sikap mesum Daniel dan Savage Jiyeon kerap mengambil andil dalam...