3: Honeymoon

2.3K 333 46
                                    

Jiyeon sibuk mengeluarkan kopernya sendiri dari bagasi mobil Taxi sambil merutuki Daniel yang sudah lebih dulu meninggalkannya, membawa kopernya sendiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jiyeon sibuk mengeluarkan kopernya sendiri dari bagasi mobil Taxi sambil merutuki Daniel yang sudah lebih dulu meninggalkannya, membawa kopernya sendiri.

Memang dasar suami sialan. Suami macam apa yang tega memperlakukan istrinya seperti ini?

Jiyeon menunduk pada sang sopir setelah dibantu menurunkan koper hitamnya. Ia lantas meninggalkan sopir itu untuk mengejar Daniel. Lalu tanpa ampun, ia lepaskan bantal lehernya dan melemparkannya dengan kekuatan penuh mengenai tengkuk Daniel, hingga gumpalan kehidupan itu terkejut bukan main.

"...!"

Daniel berbalik, bibirnya terkatup hendak mengatakan sesuatu. Namun sejurus kemudian ia urungkan, melihat Jiyeon yang sudah seperti singa kelaparan siap untuk melahap mangsanya.

Meneguk ludahnya, Daniel berlari sekencang mungkin untuk menghindari Jiyeon. Menikahi gadis itu sama saja masuk ke dalam kandang singa dengan suka rela. Sungguh ia merutuki pernikahan ini.

Mata Daniel berbinar begitu ia melihat villa mereka di depan matanya. Ia mempercepat larinya hingga sampai ke depan pintu. Buru-buru ia merogoh kunci di dalam kantungnya.

Tak ada.

Sial. Bodohnya dirinya. Bukankah kunci villa mereka dipegang Jiyeon?

Brak!

Punggung Daniel menegak saat Jiyeon memukul sisi pintu tepat di sebelah wajahnya. Oh Tuhan, mungkin kalau barusan itu adalah wajahnya bisa dipastikan hidungnya patah.

Daniel meneguk ludahnya, lalu dengan susah payah lelaki Kang bergigi kelinci itu berputar, tak bisa lagi berlari kemana pun. Ia menyerah, mengangkat kedua tangannya lalu mengatakan, "Aku kalah. Oke sudah, buka dulu pintunya."

Bugh!

Tak tanggung-tanggung, Jiyeon langsung meninju lengan kekar Daniel. Sungguh, dibanding Daniel yang bertubuh besar, Jiyeon memang jauh lebih kuat jika bergulat dengan kelinci berbadan gajah itu.

Daniel menyentuh lengannya sembali berdecis karena sakit. Jiyeon tersenyum puas, membuka pintu Villa dan kemudian masuk dengan langkah yang tak tanggung.

Begitu di dalam, gadis itu membelalakan matanya. Tempatnya indah sekali. Kira-kira berapa biaya bulan madu ini? Pasti menghabiskan uang banyak. Bahkan gajinya dan Daniel saja belum tentu bisa membayar villa ini. Jiyeon jadi curiga kalau kedua orang tua mereka sudah menyiapkan semua ini jauh-jauh hari.

Jiyeon memandang sisi Villa cantik itu. Woah! Kata takjub itu tak ada hentinya keluar dari mulutnya. Perabotan mewah, nuansa modern dan warna-warna yang eksotis.

Daniel menarik sudut bibirnya mencemooh, batinnya terus berkata jika Jiyeon adalah gadis norak yang tidak pernah pergi ke Nami Island. Memalukan sekali.

Daniel bergeleng sejenak dan lantas menarik kopernya, hendak ke atas.

"Koperku?" tanya Jiyeon.

"Bawa saja sendiri. Kulihat tangan dan kakimu masih utuh." balas cuek lelaki itu.

RING-RingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang