Jiyeon menyematkan anting berwarna biru muda di telinganya. Masih berhadapan dengan kaca rias, ia memoleskan gincu merah muda pada bibir sebelum akhirnya mendesah. Dirabanya dadanya yang berdegub kencang di sebelah kiri. Lalu ia cubit lengannya pelan. Dirasanya sakit membuat ia meringis kecil sembari menggoyang-goyangkan kepalanya girang.
Astaga, ini betul-betul nyata!
"Ah, ya Tuhan! Aku terlalu gembira, bagaimana ini? Pipiku sudah merah begini!" pekiknya tertahan.
Melirik jam tangan mungil di pergelangan tangan kirinya, sebelum segera bangkit dari duduk. Ia hampir telat. Bergegaslah Jiyeon mengambil high heels senada yang akan membuat tungkai jenjangnya terlihat lebih memesona.
Berpose sebentar di depan kaca untuk memastikan seluruh penampilannya sempurna.
"Perfect!" serunya.
Lalu Jiyeon membuka pintu kamar perlahan, memastikan kalau si gila itu tidak ada. Ia tak mau mendapat wejangan macam-macam sebelum kencan perdananya dengan pria idamannya itu. Setelah dirasanya aman, segera gadis dibalut dress pendek dan mantel panjang itu mengendap-endap keluar.
Ternyata Kang Daniel tengah tertidur di depan televisi menyala. Menganga sambil memegang remote televisi, bahkan kaus oblongnya tersibak hingga perutnya terlihat. Dadanya naik turun seiring dengan dengkuran.
Dasar gila! batin Jiyeon dalam hati. Ini di tengah-tengah musim dingin, sudah malam pula, dan si gila itu malah memilih untuk tertidur dengan perut diumbar sembarangan? Bagaimana kalau dia sampai sakit?
Lalu Daniel terbatuk-batuk sembari mengganti posisi tidurnya, sepertinya mencari posisi lebih nyaman.
Jiyeon berdecak. Tanpa sadar ia sudah berjalan mendekat. Daniel kini tidur sambil memeluk remote televisi. Keningnya mengerut berkali-kali.
Oh astaga. Kenapa lagi-lagi Jiyeon merasa bimbang?
Ada sedikit rasa tak tega meninggalkan pria yang sudah berstatus suaminya itu sendirian di rumah. Hati kecilnya seperti merasa bersalah.Namun dengan segera pikiran-pikiran tersebut dienyahkan dengan paksa saat ponselnya bergetar. Menandakan pesan masuk dari Direktur Hwang. Oh, ralat, Minhyun oppa sekarang.
Tersenyumlah Jiyeon. Jari-jari lentiknya segera mengetik pesan balasan.
'Tunggu sebentar, aku akan segera ke bus stop.'
Dan tiba-tiba Daniel mengerang lagi. Jiyeon bahkan mendengar si kutu kebesaran itu menarik ingus di hidungnya. Sialan. Apa tadi Jiyeon bilang. Kalau si dungu itu tidur dengan posisi begini, sama saja mengundang penyakit.
KAMU SEDANG MEMBACA
RING-Ring
FanfictionKang Daniel dan Ju Jiyeon itu, ibarat sebuah bel yang selalu memekakkan telinga. Mereka sudah ditakdirkan untuk selalu bertatap garang seperti Tom And Jerry. Harap sabar menghadapinya. Sikap mesum Daniel dan Savage Jiyeon kerap mengambil andil dalam...