10: He's Getting Serious

734 144 15
                                    

Jiyeon memandang sekeliling area dalam rumah kecil yang kini telah ia tempati

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jiyeon memandang sekeliling area dalam rumah kecil yang kini telah ia tempati. Salah satu hadiah susulan pernikahan dari orang tuanya serta mertuanya. Dengan berat hati ia duduk di kursi meja makan, duduk membungkuk seperti kuli bangunan yang tengah mengangkut banyak beton yang ia tanggung seorang diri.

Lihat rumah ini, lihat keadaannya, bahkan mimi peri pun tidak akan sudi masuk ke rumah seperti ini, benar-benar tidak terlihat seperti rumah.

Sekali lagi sisi iblis tumbuh mencuat di dalam diri seorang Ju Jiyeon. Ingin rasanya menjambak rambut lelaki gila yang membuat rumah ini jadi mirip kapal pecah, atau bahkan kandang itik.

Jiyeon menghela napas, dirinya yang sulit harus berpikir bolak-balik tentang hidupnya. Mimpi apa dia bisa mendapat suami gila yang kerjanya hanya menyusahkan orang saja.

Perlahan tangan Jiyeon bergerak meraih kaleng minuman yang tergeletak di atas meja. Bersyukur ia tidak mencekik leher lelaki itu, ia hanya tidak mau tangannya harus terpaksa kotor hanya karena kasus konyol seperti 'seorang istri nekat mencekik suami hingga tewas. Diduga akibat rumah yang tidak pernah terlihat rapi.'

Ah! Memalukan. Sungguh bukan style-nya.

Pintu berderit dan keluarlah Daniel dari kamarnya. Seperti biasa, bertelanjang dada, hanya dengan boxer bertuliskan 'I❤Korea' dan tangan yang tanpa henti menggaruk perutnya yang bisa dibilang sixpack dan sedikit menggoda.

Sialan!

Oh ya tuhan, terkutuklah mata mesum Jiyeon yang terlalu cabul memikirkan tubuh Daniel.

Bagaimana tidak berpikir seperti itu, terhitung sudah dua bulan ia menjalani hidup dengan beruang kutub sinting nan mesum itu. Tapi, tidak ada satu pun dari mereka yang bisa saling berhubungan. Jangankan berhubungan, bersentuhan saja tidak pernah.

Daniel tahu kalau Jiyeon memberi batasan. Gadis itu betul-betul tidak memperlihatkan sedikit pun rasa atau keinginan untuk bersentuhan dengannya. Tidak mungkin juga ia memaksa Jiyeon, itu akan terkesan tidak manly.

Tapi ngomong-ngomong, kenapa Daniel tiba-tiba merasa begitu ingin menyentuh Jiyeon?

"Kau mau kemana pagi begini?" tanya Daniel akhirnya.

Ah, Jiyeon sudah terlihat begitu rapi dan ... menawan. Hanya sepasang jeans dan kemeja putih tipis, rambutnya yang dikuncir tinggi memperlihatkan leher jenjangnya, dan surainya yang jatuh terlihat sangat lembut.

Jiyeon balik memandang Daniel sembari berdecak heran. Pasalnya, lelaki itu sejak tadi menggaruk perutnya, kemudian tangan itu pindah ke bokong tanpa henti. Sedangkan matanya masih terkunci pada dirinya.

Astaga! Dasar mesum!

Mesum dan begitu jorok!

"Ada apa Ji? Kau mengamati perutku? Kenapa? Kau suka? Bilang saja."

RING-RingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang