Kemudian Jinyoung meletakkan sebuah kunci kecil. Di atas meja.
"Ini kunci gembok yang kita pasang di N Seoul Tower. Dulu aku takut jika kau yang akan berubah pikiran. Makanya aku menyimpan kunci ini. Namun kenyataannya aku yang berubah pikiran. Jika kau mau, lepaskan gembok itu.."
"Aku pergi. Maafkan aku.." Ujar Jinyoung sebagai kata perpisahan terakhir. Lalu bangkit dari tempat duduknya. Ia berjalan dan akhirnya keluar dari Coffe Shop. Tak seperti biasanya. Jika Jinyoung pergi, aku akan terus melihat punggung Jinyoung. Aku akan terus melihatnya sampai Jinyoung hilang dari pandanganku .
Namun kali ini... aku tak sanggup melihatnya.
Aku tidak peduli seberapa banyak orang yang mengira aku sudah kehilangan kewarasanku atau sejenisnya. Saat ini aku memilih untuk tidak berhenti menangis. Aku menangis dalam keadaan berjongkok di tengah trotoar..
Menelungkupkan wajah ini dengan lenganku.
Aku tampak sangat berantakan. Aku tidak peduli jika nanti mataku akan membengkak karena terlalu banyak menangis.Hatiku benar-benar kecewa...
Kenapa Jinyoung berubah? Kenapa Jinyoung jadi seperti ini?
Apa yang aku perbuat? Apa kesalahanku yang membuat Jinyoung memutuskan untuk mengakhiri semua ini?
Kenapa Jinyoung bisa menyukai wanita lain? Apa yang kurang dari diriku?Aku tak pernah membayangkan hidup tanpa Jinyoung.
Karena sesungguhnya, membayangkannya saja aku tak akan pernah berani.Hidup tanpa Jinyoung.. Sama sekali bukan hidup..
Aku tak mau hidup tanpa melihat Jinyoung.. Tanpa senyuman yang aku sukai...Senyuman bunga matahari Jinyoung.. Senyuman favoritku...
Aku tidak tahu seberapa kuatnya aku tidak melihatmu. Bae Jinyoung..
Apa setelah ini kita tidak akan pernah bertemu? Apa setelah ini kau akan menghilang? Atau menghindari diriku?Walaupun jika kau berpura-pura tidak mengenaliku. Atau membuang wajahmu ketika bertemu denganku..
Walaupun kau tidak menyapaku seperti dulu lagi.. yang penuh kehangatan..
Asalkan bisa melihatmu, itu sudah lebih dari cukup..
Karena yang kubutuhkan saat ini hanya terus bisa melihat wajahmu..Bae Jinyoung ...
Satu hal yang pasti..Aku tidak akan pernah menghilang..
Jika kau ingin kembali..
Aku dengan rela menerimamu kembali..
Aku akan menerimamu kembali disisiku..Aku tidak peduli seberapa menyakitkannya hal yang kau perbuat..
Aku tidak peduli jika kau melukai perasaanku..
Karena aku akan selalu memaafkanmu...Aku mencintaimu Bae Jinyoung..
Sangat mencintaimu...
Aku mohon.. kembali kesisiku
Aku mau kau ada di sisiku..●●●
Setelah perdebatan panjang dengan hatiku, akhirnya aku memilih pergi ke N Seoul Tower. Berusaha melepaskan semua rasa kesedihanku ini. Mungkin dengan begitu, dengan sedikit berjalan-jalan hatiku akan sedikit lebih tenang. Dan aku bisa, meluapkan semua perasaanku. Di puncak N Seoul Tower.
Aku memutar-mutar kunci kecil yang Jinyoung berikan. Kunci yang dulu hampir aku buang. Kunci dari gembok cinta yang aku dan Jinyoung pasang 1 tahun yang lalu.
◎◎◎
"Jangan dibuang..." ujar Jinyoung lalu merebut dari tanganku yang hampir melempar kunci itu"Kenapa? Kan jika kita membuangnya. Jika kita tidak melepas gembok itu, cinta kita akan abadi.." Jawabku, berusaha merebut kunci itu kembali. Namun karena postur tubuhku yang lebih pendek dari Jinyoung, aku tak mampu meraih kunci itu yang diangkat Jinyoung tinggi-tinggi.
"Aku takut jika kau berubah pikiran... Jika kau menemukan pria lain bagaimana?" Jawab Jinyoung. Dengan nada sedikit menggoda.
"Aku kan tidak seperti itu" Ujarku. Mengerucutkan bibir, lalu mendengus kesal karena dianggap akan berpaling dari Jinyoung.
"Kita tidak tahu apa yang akan datang" Ucap Jinyoung seperti bergumam
"Bagaimana jika kau yang berubah pikiran? Bagaimana jika kau yang berpaling dariku?" Ucapku mengulang perkataan Jinyoung.
"Tidak akan.." Ujar Jinyoung. "Itu tidak akan terjadi" Lalu Jinyoung mengacak-acak rambutku pelan.
"Seperti katamu, kita kan tidak tahu apa yang akan datang.." Ucapku mengulang perkataan Jinyoung.
"Jadi kau memang akan berpaling dariku? Ya!" Ujar Jinyoung lalu menjitak kepalaku
"Aishh... aku tidak akan melakukannya. Karena aku, sangat...sangat..sangat.." ucapku menggantungkan jawabanku
"Sangat apa?" Tanya Jinyoung penasaran. Raut wajahnya berubah serius.
"Sangat sangat sangat mencintaimu" Lanjutku. Menatap iris mata Jinyoung yang lebih tinggi dariku.
Bibir Jinyoung membentuk seulas senyum manis. Senyum bunga mataharinya. Senyuman favoritku. Yang mampu aku nikmati dalam jangka waktu 10 detik.
"Aku juga..." ujar Jinyoung. "Aku juga sangat mencintaimu"
◎◎◎
Aku tertawa miris. Saat ini aku berada di depan ratusan.. Bahkan ribuan gembok cinta yang dipasang di N Seoul Tower. Ribuan-ribuan gembok itu seolah meledekku..
Pemilik ribuan gembok itu tidak ada yang diminta oleh pasangannya untuk melepas gembok nya..
Pandanganku tertuju pada gembok milikku dengan Jinyoung. Lalu aku menghampirinya..
Gembok yang aku pasang bersama Jinyoung masih disana..
Aku memasangnya sedikit berjauhan dengan gembok yang lain agar mudah diingat, dan tidak tertutupi oleh gembok lain. Gembok tersebut berwarna ungu muda dengan hiasan hati didepannya. Aku sendiri yang memilihnya karena aku menyukai warna ungu muda. Lalu dengan senang hati Jinyoung mengiyakannya.
Aku menyentuh gembok itu..
Saat itu Jinyoung dan aku berjanji tidak akan melepas gembok itu dari sana sampai kapanpun. Membiarkan gembok itu terus berada disana selamanya.
Mungkin sekarang Jinyoung berharap jika aku melepasnya. Melepas gembok itu dari sana.
Namun aku berusaha menepati janjiku. Untuk tidak melepas gembok itu sampai kapanpun. Mungkin bagi Jinyoung hubungan mereka sudah berakhir sampai disini.
Namun.. tidak bagiku.Walaupun aku sudah berusaha melepaskan Jinyoung..
Namun cintaku untuk Jinyoung tidak akan berakhir sampai kapanpun...
●●●
Ff kali ini lebih banyak flashback dan narasi dari diri kalian yang ditinggal Jinyoung 😣 Maaf klo membosankan 😆
Kritik dan saran di komen yupss💕
Walaupun cuman komen next tapi itu bisa memotivasi untuk melanjutkan ff ini loh. Apalagi kalian kasih saran yang membangun. Aku kasih cintah 💕Makasih :)
#flowerbaee🐝
KAMU SEDANG MEMBACA
Nothing Without My Bae - Bae Jinyoung
FanfictionHubungan yang kita jalani 3 tahun lamanya. Harus berakhir hanya dalam waktu beberapa jam. Aku hanya seorang Gadis biasa yang mencoba untuk menggapai cinta dari kekasihku. Tapi kenyataan yang terjadi , lelaki itu tidak pernah mencintai ku. Lelaki itu...