Aku membalikan tubuhku..
Tak ingin melihat adegan berpelukan itu lagi...Berusaha sekuat tenaga menuruni puncak N Seoul Tower. Lalu berlari dari tempat itu. Aku berlari. Tidak peduli seberapa lelah kakiku ini. Tidak peduli jika betisku merengek minta istirahat. Tidak peduli bahwa aku bisa sakit jika kelelahan karena berlari. Tidak peduli! Sesungguhnya aku tidak peduli.
Aku ingin pergi dari sana...
Aku tak mau melihatnya lebih banyak lagi...
Bahkan berusaha menampik bahwa laki-laki yang aku lihat bukanlah Jinyoung..
Namun kenyataan berkata lain..
Laki-laki itu, memanglah Jinyoung..
Bae Jinyoung ku...
●●●
3 bulan kemudian...
Jinyoung menghilang dari kehidupanku.
Aku tak pernah lagi melihat Jinyoung di kampus, di rumahnya,
Dimana-mana..Bahkan aku tak pernah melihat Jinyoung di Coffe Shop, begitu juga di Puncak N Seoul Tower..
Aku tak pernah melihat Jinyoung lagi..Saat Jinyoung memutuskan hubungannya denganku. Ketika Jinyoung berada di N Seoul Tower.
Hari itu adalah hari terakhir dimana aku melihat wajah Jinyoung dengan mata kepalaku sendiri.
Apakah Jinyoung pergi karena ingin melupakan semuanya? Semua kenangan bersamaku?
Dan Jinyoung ingin memulai sesuatu yang baru dengan orang yang disukai nya.
Aku tak pernah tahu. Tidak pernah tahu.
Mengapa Jinyoung pergi...
Mengapa Jinyoung menghilang dari kehidupannku...
◎◎◎
Memang terlalu banyak kenangan yang aku dan Jinyoung rajut bersama di kota ini, hatiku pun terkadang sesak jika pergi ke tempat-tempat favorit kita berdua ketika masih bersama...
Lotte World, N Seoul Tower, Sungai Han..
Tempat-tempat itu dulu menjadi saksi, betapa aku mencintai Jinyoung dan begitupun sebaliknya. Betapa kita berdua menjadi pasangan yang bahagia dan dapat membuat semua orang iri ketika melihat kita berdua.
Kadang aku bertekad pergi kesana..
Memutar kembali semua ingatan tentang kisah cintaku...
Mengenang masa-masa indahku bersama Jinyoung...Walau pada akhirnya aku akan pulang dengan berderai air mata...
Pada kenyataannya aku tak bisa hidup tanpa Jinyoung. Namun kenangan-kenangan itu yang memberiku kekuatan.
Kenangan itu tetap ada. Tetap tersimpan baik di memori otakku. Walaupun jika sekarang aku memutarnya, bukan senyuman lagi yang kenangan itu torehkan seperti dulu, walau di hari burukku sekalipun..
Aku masih merasa bahagia...
Aku masih bisa bahagia...
Karena kenangan bersama Jinyoung tetap hidup bersamaku..
Menemani hari-hariku...Percayalah!
●●●
Aku menjemur pakaian-pakaian ku setelah menonton video aku dan Jinyoung yang sedang berlibur ke pulau Jeju satu setengah tahun yang lalu, menikmati indahnya pantai dari pinggir dan duduk-duduk di pasir.Menuliskan nama kita berdua di pasir dan menikmati semua itu sampai sore menjelang.
Sunset di Pulau vJeju begitu indah.Sangat indah sampai-sampai aku merekam seluruh momen-momen indah tersebut.
Matahari sedang bersinar cerah. Burung-burung berkicau bersahut-sahutan. Beberapa burung sedang bertengger di ranting-ranting pohon. Awan hanya muncul sebait-bait. Dongakan kepala dan yang aku lihat hanya langit yang berwarna biru.
Pepohonan sudah mulai rimbun kembali, karena musim semi telah kembali tiba. Meninggalkan segala bentuk udara yang membekukan -- musim dingin.
Rencananya hari ini aku akan pergi ke Universitas Kyunghee. Universitas itu memang bukanlah universitas ku. Namun aku hanya ingin melihat ribuan pohon dan kuntum bunga yang mulai berguguran.
Sepanjang jalan nanti aku akan melihat bunga-bunga sakura yang berwarna merah muda itu terhampar di seluruh penjuru taman. Lalu aku akan duduk di bawahnya. Melihat pemandangan itu sepuasnya sampai siang hari.
Itu akan membuatku sedikit bahagia.
Aku menyelampirkan selimut yang baru ku cuci ke tali jemuran yang tergantung dan membentang dari ujung rumah sampai ujung pagar. Lalu merapikannya sedikit agar saat diangkat nanti tidak berkerut. Namun ketika aku akan mengambil pakaian ku lagi dari ember yang berada dibawah kakiku.
Aku melihat sebuah kaki dan sepatu coklat berjalan ke arahku.
Aku mengerutkan alisku, mengantisipasi siapa yang berjalan ke arahku, lalu menyibakkan selimut yang baru saja ku jemur.
Tampak seorang wanita berada di balik selimut ini.Aku tak mengenal wanita itu. Namun mengapa sosoknya begitu familiar bagiku. Aku seperti pernah melihatnya di suatu tempat.
Aku memutar otakku, berusaha mengingat-ingat siapa wanita di hadapanku ini.
Dan. Yups! Aku berhasil mengingatnya.Gadis itu. Gadis itu adalah gadis yang bersama Jinyoung waktu itu, di N Seoul Tower. Ia sangat cantik ketika dilihat dari dekat.
"Kau..?" Ujarku. Aku yakin bahwa ingatanku benar. Dan tiba-tiba hatiku merasa sesak kembali. Jinyoung meninggalkan dirinya untuk gadis ini...
"Kau kekasih Jinyoung kan?" Ucap wanita dihadapan ku
Alis ku bertaut. Bingung lebih tepatnya. Tadinya aku ingin mengangguk. Tapi hatiku menyuruhnya untuk tidak melakukan hal itu.
"Hubungan kami sudah berakhir. Dia meninggalkanku.." Jawab ku. "Bukankah dia kekasihmu..?" Tanyaku kemudian.
"Aku hanya ingin memberikanmu ini. Kuharap kau mengerti" Ucap Wanita tersebut yang mengalihkan pembicaraanku sembari memberikan sebuah kotak kecil cantik berwarna ungu muda dengan pita merah muda diatasnya. Warna kesukaanku.
Kotak apa ini? Mengapa indah sekali? Apa kotak ini merupakan hadiah di hari spesial wanita itu dengan Jinyoung? Tapi hari spesial apa? Pertunangan atau pernikahan?
Ya tuhan.. mengapa perasaan sesak itu timbul lagi?
"Oh ya. Aku harus pergi. Jika ingin menanyakan sesuatu kepadaku hubungi saja nomor ini." Ucap wanita itu dan memberikan sebuah kartu nama, lengkap dengan nomor telepon wanita tersebut..
Nama wanita cantik itu adalah..
Kyulkyung.●●●
Visualisasi Kyulkyung
○○○
Woah.. ini part paling panjang yg pernah aku buat loh wkwk😆
Sebentar lagi ff ini bakalan tamat 😥 Hayo.. ada yang udah bisa nebak ending ff ini? Enaknya diapain nih Jinyoung nya? 😂Oh.. iya mau ngucapin makasih banyak buat yang udah suka ff ala kadar ini, makasih juga yang udah baca lewat watty aku ❤💋
Likers , komentar, saran masih aku tunggu loh 💋💋
Biar semangat ngelanjutnya!😉Oh.. iya buat pembaca baru "Welcome" 🤗
#flowerbaee🐝
KAMU SEDANG MEMBACA
Nothing Without My Bae - Bae Jinyoung
FanfictionHubungan yang kita jalani 3 tahun lamanya. Harus berakhir hanya dalam waktu beberapa jam. Aku hanya seorang Gadis biasa yang mencoba untuk menggapai cinta dari kekasihku. Tapi kenyataan yang terjadi , lelaki itu tidak pernah mencintai ku. Lelaki itu...